Oleh : Putri Muliani
Cerita rakyat
merupakan suatu karya sastra lisan yang hidup dan berkembang ditengah-tengah
masyarakat. Setiap suku bangsa Indonesia memiliki cerita rakyat yang berkembang
didaerah masing-masing, begitu juga dengan Aceh yang dikenal dengan daerah
Serambi Mekah. Mulai dari bangunan bersejarah, pahlawan-pahlawan,
adat-istiadat, kesenian dan cerita rakyat lainnya. Kearifan lokal adalah
strategi untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan yang berbasis
lokal. Kearifan lokal dapat berupa nilai, norma, kebiasaan, tradisi yang mampu
memberikan konstribusi pada perdamaian dan ketentraman masyarakat. Meskipun
demikian nilai yang terkandung didalamnya dianggap sangat universal. Seperti
halnya masyarakat lain, masyarakat Aceh juga mengenal sastra lisan seperti
nyanyian rakyat, puisi, pantun serta cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai
kearifan lokal yang mengacu kepada pada nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai
luhur yang dijadikan sebagai acuan dalam bertingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat dapat dipetik dari
peristiwa-peristiwa didalam cerita.
Namun, potensi
lokal tersebut masih terabaiakan oleh pemerintah daerah karena rendahnya
pengetahuan pengelolaan terhadap bidang sosial budaya. Dengan demikian perlunya
menumbuhkan kesadaran untuk mengenalkan berbagai macam sastra tradisional dan
nilai-nilai yang terkandung didalamnya kepada generasi-generasi muda secara
terus-menerus. Dapat disimpulkaan bahwa kearifan lokal merupakan suatu gagasan
yang berkembang secara terus-menerus dalam masyarakat yang terdapat kultur
budaya seperti adat istiadat, tata aturan ataunorma, bahasa dan lain
sebagainya.
Salah satu caranya
dengan memperkenalkan cerita
berbasis kearifan lokal merupakan suatu cerita berdasarkan pada pengayaan
kultural budaya. Cerita berbasis kearifan lokal ini dapat diangkat menjadi pelajaran untuk
menanamkan pendidikan karakter kepada remaja
dengan memahami nilai-nilai kearifan lokal yang
terkandung didalam cerita tersebut. Karena
seiring dengan perkembangan zaman banyak cerita rakyat khusunya dalam
masyarakat Aceh mengalami kondisi yang memprihatinkan. Seperti pada
perkembangan teknologi informasi, kebanyakan dari kalangan remaja menganggap
bahwa cerita rakyat itu kuno, mereka lebih menyukai bermain gedjet, bermain
game dan lain sebagainya, serta menghilangnya generasi penutur. Padahal didalam
cerita rakyat banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang mengacu kepada
pada nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai luhur yang dijadikan sebagai acuan
dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja dalam cerita
rakyat Aceh tentang “Teungku Chik di Tiro” yang didalamnya terkandung
nilai-nilai kearifan lokal yaitu wujud dari gotong royong, kepemimpinan,
pantang menyerah, silaturrahmi, persaudaraan, persatuan dan kesatuan, kerja
sama, perwujudan rasa syukur kepada yang maha pencipta, sebagai penghormatan
kepada para leluhur. Nilai-nilai tersebut nantinya akan memberikan warna
terhadap pembentukan diri anak-anak bangsa. Ada pula cerita lain yang berasal dari
daerah Aceh yang banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal seperti cerita
tentang pahlawan-pahlawan nasional Aceh atau pun cerita legenda-legenda yang
berasal dari Aceh. Cerita-cerita tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bentuk
kearifan lokal berupa cerita berbasis kearifan lokal Aceh yang mengandung nilai
kearifan lokal karena dalam cerita
daerah atau cerita rakyat banyak menandung unsur nilai positif yang dapat
ditanamkan pada jati diri seseorang .
Kearifan
lokal secara umum menggambarkan khasanah dan keunggulaan dari daerah yang
tercermin dari perilaku, pola pikir, adat istiadat dan kebiasaan. Fungsi
kearifan lokal adalah sebagai acuan hidup seseorang dan menjadi cara untuk
melestarikan budaya setempat. Setiap
daerah memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda, dan setiap orang harus mengetahui jenis
dan ragam kearifan lokal di daerahnya. Alasannya adalah untuk menumbuhkan rasa
cinta seseorang terhadap budaya sendiri. Kearifan local juga dapat dijadikan
benteng dari pengaruh negatif budaya barat pada arus globalisasi sehingga tidak
mengihangkan jati diri bangsa. Dan kearifan
lokal sebagai acuan hidup seseorang dan menjadi cara untuk melestarikan budaya
setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar