Demontrasi menuntut kebebasan mahasiswa didepan gedung rektorat IAIN langsa (9/10/2023) |
Penulis: Nabila, Dewi Saprila
Langsa, Zawiyah News || Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa menggelar aksi demonstrasi menuntut kebebasan yang dinilai telah dibungkam oleh Dekan fakultas tersebut. Aksi tersebut berlangsung di halaman Rektorat IAIN Langsa pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Demo ini diinisiasi oleh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) FUAD yang merasa bahwa kebijakan Dekan telah mengekang kebebasan mereka dalam berorganisasi. Dalam petisi yang disampaikan, para mahasiswa menyampaikan beberapa keluhan, di antaranya penetapan anggaran kegiatan Ormawa tanpa konsultasi, arogansi Dekan yang memaksakan pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB), serta tindakan Dekan sebagai dosen pengampu mata kuliah yang dianggap menyulitkan mahasiswa dengan beban biaya yang tidak wajar.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti tindakan Dekan yang terus merevisi RAB tanpa kejelasan, dan pembatasan ruang gerak Ormawa dalam berkreasi. Atas dasar berbagai kebijakan yang dinilai merugikan, mereka menuntut Dekan untuk segera dicopot dari jabatannya.
Rahmat Drajat, Ketua SEMA FUAD sekaligus Koordinator Lapangan aksi, menegaskan bahwa demo ini akan terus berlanjut hingga tuntutan mereka terpenuhi. “Kami akan terus menggelar aksi sampai tuntutan kami dikabulkan, yakni menurunkan Dekan,” ujarnya.
Syahrizal, Ketua SEMA I yang turut mendukung aksi tersebut, mengatakan bahwa langkah demonstrasi ini diambil setelah dua kali upaya audiensi dengan pihak fakultas tidak membuahkan hasil. “Kami sudah melakukan audiensi dua kali untuk menyampaikan hal yang sama, tapi tidak ada tanggapan memadai. Karena itulah, kami memilih aksi ini untuk menyuarakan kebebasan mahasiswa yang selama ini dibatasi,” jelas Syahrizal.
Para mahasiswa berharap agar pihak Rektorat segera merespons tuntutan mereka dengan menurunkan Dekan yang dianggap mengekang kebebasan akademik dan hak-hak mahasiswa. Mereka juga berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi pejabat di tingkat fakultas maupun institut agar tidak mengabaikan suara mahasiswa.
Editor: Echa Mayanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar