Zawiyah News | Opini - Dalam menghadapi covid-19 sekarang ini semua sektor akan berpotensi terganggu ketika dilakukannya Lockdown disetiap wilayah ,seperti beberapa sekolah, universitas, badan usaha/bisnis, dan lainnya, akan berhenti.
Namun, Jika dilakukannya
lockdown,permasalahan krusial yang harus diperhatikan adalah memastikan
kesiapan suplay bahan pangan dan kebutuhan lainnya.
Arus distribusi barang akan
terganggu dan mengarah pada terjadinya kelangkaan bahan pokok khususnya jelang
Ramadhan. Hal ini akan berujung pada kenaikan harga bahan pangan. Kebijakan
Lockdown dapat memicu terjadinya inflasi Indonesia bisa naik drastis dan merugikan
daya beli masyarakat. Ini sangat mengganggu perekonomian masyarakat, lebih lagi
masyarakat menegah kebawah.
Dengan demikian, untuk mencegah terjadinya
Lockdown saya mengajak masyarakat kota langsa mari kita bantu pemerintah dengan
manfaatkan waktu perpanjangan penetapan status bencana COVID-19 dari 14 hari
menjadi 91 hari, terhitung sejak 29 Februari 2020 sampai 29 Mei 2020 mendatang
untuk mencegah ataupun memutus rantai tersebarnya Virus Corona yang sedang kita
hadapi dengan Social Distancing (Menjaga jarak dalam hubungan sosial antar
masyarakat).
Sama dengan tujuan Lockdown,
pendekatan Social Distancing juga berupaya untuk mengurangi kontak individu demi
menurunkan potensi penyebaran virus dalam kapasitas memadai.
Perbedaannya jika Lockdown maka
semua wilayah akan ditutup pintu masuk dan keluar, sedangkan jika Social
Distancing, masyarakat masih dapat beraktivitas meski sudah sangat berkurang
intensitasnya.
Kembali pada
diri kita, pilih lockdown atau social Distancing?
Mari sama-sama mendukung dan
membantu kebijakan pemerintah dalam pencegahan tersebarnya wabah Covid-19
dengan Social Distancing.
Penulis : Arifaldi Natalsya
Editing : F.M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar