Ilustrasi : Google |
Penulis adalah Aei Suci Lestari Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa
Zawiyah News | Serba-Serbi - Sebagai wujud strategi pemulihan ekonomi dari dampak Covid19 dimasa New Normal, kini Mahasiswa/i IAIN Langsa melaksanakan program KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) Daring 2021, ingin mendorong masyarakat khususnya pada usaha tempe di Gampong Seulalah terkait pengenalan ekonomi digital sekaligus memberi edukasi dalam penggunaan digital pada produksi tempe di Gampong Seulalah, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Sabtu (27-03-2021).
Tempe adalah makanan yang terbuat dari kacang kedelai dan campuran ragi. Didalam proses pembuatan tempe, aktivitas awal yang harus dilakukan yaitu meyortir kacang kedelai, kemudian kacang direbus setengah matang lalu direndam dalam air bersih selama kurang lebih 12 jam (semalaman). Setelah perendaman, kacang kedelai kembali dibersihkan lalu direbus hingga benar-benar matang. Langkah selanjutnya setelah kacang dibiarkan hingga dingin lalu ditambahkan ragi. Kemudian kacang kedelai yang telah dicampur ragi, dibungkus dengan daun pisang dan kertas. Setelah itu dibiarkan selama satu malam agar proses fermentasi berjalan dengan sempurna.
Kota Langsa diwilayah Kecamatan Langsa Lama tepatnya di Jalan Hamzah Fanzuri Gg. Gelatik Dusun Mawar 1 Gampong Seulalah Atas merupakan salah satu tempat produksi jenis makanan yang sudah banyak dikunjungi oleh masyarakat sekitar maupun luar. Biasanya usaha tempe sering dikenal dengan sebutan “Tempe Seulalah”, dikarenakan usaha tempe ini terletak di Gampong Seulalah.
Tempe Seulalah merupakan produksi usaha mandiri milik Ibu Zainah. Beliau berumur 42 tahun. Usaha tempe Seulalah ini sudah berdiri pada tahun 2014. Tempe Seulalah merupakan hasil olahan dari fermentasi ragi. Tempe termasuk jenis makanan yang mengandung gizi karena terbuat dari kacang kedelai yang dipercaya ahli memiliki kadar protein yang tinggi.
Banyak penikmat tempe mulai dari kalangan anak- anak, remaja, hingga orang dewasa. Begitu pula dengan ibu rumah tangga sering menggunakan tempe sebagai menu lauk pada makanan. Sampai saat ini Tempe Seulalah sangat dikenal keberadaanya dikarenakan kualitas cita rasa yang terus terjaga. Dengan demikian banyaknya pula warung sekitar menjadi konsumen tetap. Salah satunya warung makan Rajanya Tempe, yang mana warung tersebut mengambil tempe mentah di usaha milik Ibu Zainah.
Dampak pandemi Covid19 usaha mandiri tempe milik Ibu Zainah mengalami penurunan produksi secara drastis, disebabkan kurangnya ketersediaan bahan pangan di pasar menjadikan harga pokok kacang kedelai melonjak naik. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan produktivitas yang berakibatkan pada penurunan profit secara signifikan. Krisis ekonomi dimasa pandemi ini tanpa disadari dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungnya hidup masyarakat. Oleh karena itu peran Mahasiswa/i KPM IAIN Langsa terkait pengenalan ekonomi digital diharapkan menjadi salah satu strategi untuk solusi pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid19.
Berdasarkan kutipan Vutura, tahun 2021 telah masuk pada era revolusi industri 4.0. Dimana pemerintah berharap pelaku usaha mandiri dapat bersaing pada skala besar dengan upaya transformasi digital pada bisnis usahanya meskipun nyatanya banyak kendala yang dihadapi oleh pelaku bisnis mikro dan menengah. Dimasa perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, upaya transformasi pada bentuk digital merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam membantu para pelaku bisnis usaha agar dapat beradaptasi dan tetap bertahan di masa saat ini.
Melihat hal tersebut Mahasiswa/i KPM IAIN Langsa terus berupaya mendorong masyarakat khususnya pelaku usaha mandiri seperti usaha milik Ibu Zainah yang berada di Gampong Seulalah untuk dapat bertranformasi dengan digital dalam memasarkan hasil produksinya.
Ada beberapa alasan mengapa Mahasiswa/i IAIN Langsa mengarahkan pelaku usaha mandiri beralih kepada ekonomi digital sebagai berikut: Dikutip dari Vultura, Nielsen Indonesia mencatat sebanyak 80% konsumen mencari berita atau informasi tentang Covid-19 melalui sosial media, dan sebanyak 60% melalui mesin pencari. Data tersebut dapat membuktikan bahwa penggunaan internet di Indonesia jumlahnya sangat tinggi. Selain itu, digitalisasi bisnis usaha juga merupakan salah satu upaya yang tengah dilakukan oleh pemerintah saat ini untuk menghadapi dampak negatif dari pandemi.
Hal ini tentu dapat menjadi peluang bagi UMKM, rumah produksi, dan usaha mandiri untuk beralih pada digital. Terlebih kondisi saat ini yang mengharuskan pelaku usaha harus bangkit dari keterpurukan ekonomi, Digitalisasi dapat menjadi solusi tepat untuk beradaptasi dan mempertahankan bisnis dari gelombang pandemi Covid19 di masa new normal. Berbagai upaya tentunya sudah dilakukan oleh pelaku usaha untuk mempertahankan bisnis di tengah gelombang pandemi Covid19 ini.
Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam mempertahankan perekonomian bagi pelaku usaha adalah transformasi digital. Yakni didalam kutipan Vutura, penyusunan strategi pemasaran digital membagi 4 solusi digital yang dapat dilakukan oleh Usaha Mandiri untuk tetap bertahan di masa new normal ini sebagai berikut;
Identitas Usaha
Pelaku usaha harus mempunyai nama usaha atau brand produk sehingga masyarakat dapat dengan mudah membedakan usaha A dengan Usaha lainnya.
Usaha milik Ibu Zainah belum memilik nama produk dan plang nama produk ditempat produksi nya sehingga sulit bagi konsumen untuk mengunjungi tempat tersebut. Dalam hal ini Mahasiswa/i IAIN Langsa memberi arahan untuk membuat nama produk yang di miliki oleh Ibu Zainah agar dapat dengan mudah di kunjungi dan cari oleh konsumen luas.
Media sosial
Merupakan media interaksi online tanpa dibatasi ruang dan waktu seperti Instagram, Facebook, dan Youtobe dianggap efektif untuk meningkatkan produktivitas serta memudahkan Usaha Mandiri dalam menjangkau konsumen yang lebih luas.
Usaha milik Ibu Zainah Belum memiliki media sosial sebagai media interaksi online dalam pemasaran produk tempe yang dimiliki. Mengenai hal tersebut Mahasiswa/i IAIN Langsa membuatkan akun media sosial Instagram sebagai media informasi terkait produk yang dipasarkan oleh Ibu Zainah. Disamping itu Mahasiswa/i IAIN Langsa akan membantu menyebarluaskan informasi keberadaan usaha tempe milik Ibu Zainah.
Manfaat layanan pesan-antar
Berdasarkan hasil penelitian Nielsen yang bertajuk “Understanding The Online Food Delivery Market dan GoFood’s Leadership in Indonesia” mengenai kebiasaan masyarakat kota besar terhadap layanan pesan-antar, hasilnya dari 1.000 responden, 95% diantaranya membeli makanan melalui layanan pesan-antar dalam tiga bulan terakhir. Layanan pesan-antar kini menjadi primadona dalam bisnis usaha mandiri di bidang kuliner. Terlebih ditengah kondisi pandemi seperti saat ini yang melarang masyarakat untuk dine in pada restoran dan juga kafe membuat masyarakat memilih untuk memesan makanan lewat layanan pesan-antar sebagai solusi memenuhi keinginan mereka.
Usaha tempe milik Ibu Zainah Memberi jasa pesan antar bagi konsumen yang memesan dengan jumlah banyak. Seperti warung Rajanya Tempe yang setiap paginya dihantarkan 320 pcs tempe mentah untuk dijual kembali dengan kemasasan yang sudah di goreng.
Aplikasi pesan
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018, penggunaan aplikasi pesan instan di Indonesia sangat tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari 2,500 responden, 89,35% diantaranya adalah pengguna aplikasi pesan seperti Line, WhatsApp, Telegram, serta aplikasi serupa lainnya. Aplikasi pesan instan dapat menjadi peluang untuk menjangkau konsumen dan calon konsumen dengan pendekatan yang lebih personal.
Ibu Zainah sebagai pemilik usaha tempe di Gampong Seulalah hanya memiliki aplikasi pesan berupa WhatsApp sebagai media komunikasi utama dengan kosumennya. Diharapkan dengan adanya pendampingan penggunaan digitalisasi oleh Mahawiswa/i IAIN Langsa Ibu Zainah dapat memiliki aplikasi pesan khususnya untuk usaha tempe yang dimilikinya. Agar pelanggan dapat terkoordinir secara baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar