Breaking News
recent

Bala –Bala Sebagai Primadona Saat Berbuka Puasa di Kota Langsa

 

Foto : Google

Zawiyah News | Serba Serbi - Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam. Ramadan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan memperingati turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan. Bulan Ramadan biasanya berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan pengamatan hilal dan menurut beberapa aturan yang tertulis dalam hadits.

Menjelang bulan suci Ramadhan banyak pedagang yang mulai menjajakan dagangan untuk berbuka puasa, terutama pedagang makanan yang banyak kita temui disepanjangan jalan, makanan yang dijualpun bervariasi mulai dari yang rasanya manis, asam, hingga gurihpun tersedia.  Warisan kuliner Indonesia banyak yang bias dipilih sebagai inspirasi menu berbuka puasa, salah satu makanan yang menarik yang dapat kita temui di kota Langsa adalah Bala- bala.

 Bala, berasal dari kata ‘Ngebala’ dalam bahasa sunda yang artinya menyampah. Adonan makanan yang terdiri dari berbagai sayuran sisa sayur, karena sayang dibuang lalu dicampur dengan tepung terigu, garam, bawang putih, bawang bakung dan air. Adonan siap digoreng jadilah bentuk makanan yang ngebala tapi nikmat. Bala-Bala atau Bakwan adalah makanan gorengan yang terbuat dari sayuran dan tepung terigu yang lazim ditemukan di Indonesia. 

Bakwan biasanya merujuk kepada kudapan gorengan sayur-sayuran yang biasa dijual oleh pedagang gorengan. Bahannya terdiri dari taoge, irisan kubis (kol) atau irisan wortel, dicampur dalam adonan tepung terigu dan digoreng dalam minyak goreng yang cukup banyak. Di Jawa Barat bakwan disebut “Bala-bala”. Bakwan mirip dengan masakan Jepang yasai tenpura (tempura sayur).  

Bedanya Bala- bala dengan Bakwan adalah Bakwan sebenarnya berasal dari Cina yang terlihat jelas pada kata ‘Bak’ yang berarti Daging. Hal ini serupa dengan makanan lain yang memiliki asal yang sama seperti Bakpao (Roti isi Daging), Bakso (Bola Daging), Bakmi (Mie Daging), Bakpia (Kue daging kacang hijau), Bacang (Makanan Daging Cacah). Pada saat terjadi perdagangan dan pertukaran budaya di Indonesia, resep makanan pun saling berbaur sehingga mempengaruhi masakan tradisional saat itu. penggunaan kata Bak sendiri sampai sekarang masih digunkan meskipun Bakwan tidak lagi berisi daging / udang.

Bala- bala biasanya disajikan di piring kemudian di letakkan saus sambal di wadah yang berbeda agar dapat dicelupkan Bala- bala diatasnya, ada juga yang menghidangkan Bala- bala dengan cabai rawit sebagai pelengkap, namun di Kota Langsa terdapat perbedaaan dalam cara penyajian dimana Bala- bala disajikan  dengan disiram kuah kari yang menghasilkan rasa yang berbeda dan sangat nikmat.

Penyajian Bala- bala yang disirami dengan kuah terbilang cukup unik karena hanya dapat kita dapati di Kota Langsa, oleh sebab itu jika ada tamu yang berkunjung dari luar daerah banyak yang penasaran akan bagaimana rasa dari Bala- bala tersebut, mereka mengatakan jika di daerah mereka tinggal penyajian bala- bala bukan dengan cara tesebut, bahkan ada sebagian orang yang mengatakan bahwa di daerah mereka tinggal bala- bala merupakan nama makanan yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya.

Pada hari biasa diluar bulan Ramadhan pedagang bala- bala terbilang langka atau jarang, namun uniknya pada bulan Ramadhan bala- bala mudah kita dapati dimanapun karena banyak pedagang yang menjajakan Bala- bala sebagai dagangannya, di bulan ramadhan terdapat lebih dari 20 outlet pedagang Bala- bala disepanjang pinggiran jalan di Kota Langsa. salah satu outlet pedagang Bala- bala yang terkenal berlokasi di depan Sekolah Dasar Negeri 1 Kota Langsa mereka selalu menjual bala- bala baik dalam bulan Ramadhan maupun bulan lainnya. 

Peyajian bala- bala adalah dengan menyiapkan bakwan yang telah digunting atau dipotong- potong dan dimasukkan kedalam mangkok atau plastik pembungkus makanan kemudian ditambahkan dengan mie hun putih dan ditaburi dengan daun bawang dan juga bawang goreng tidak lupa pula kerupuk merah sbeagai pelengkap, kemudian disirami dengan kuah kari dan terdapat beberapa topping yang dapat kita tambahi diatasnya mulai dari Telur yang sudah direbus dan dicampuri bumbu rendang,daging ayam, dan daging sapi. harga yang di banderol untuk satu porsi bala- bala pun beragam mulai dari Rp. 10. 000 sampai dengan Rp. 15. 000, perbedaan harga tersebut berdasarkan dengan topping apa yang di pilih sebagai pelengkap dalam penyajian Bala- bala. 

Selain Bala- bala penjual gorengan juga banyak diminati, gorengan merupakan makanan yang wajib disuguhkan diatas meja sebagai pendamping dari makanan pokok, orang- orang juga sering mencampurkan gorengan- gorengan lain seperti risol, lumpia, bahkan bakso goreng sebagai menu tambahan dalam menikmati Bala- bala, gorengan tersebut dipotong atau disobek kemudian dicampurkan dengan hidangan bala- bala lalu disirami dengan kuah kari yang kental.

Dikarenakan masyarakat kota Langsa itu mayoritas muslim maka dalam bulan suci Ramadan banyak kita dapati disore hari pedagang yang bersuka cita dalam menjajakan dagangannya. begitu juga dengan pedagang bala- bala, mereka mulai berbelanja bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bala- bala di pagi hari kemudian bahan yang sudah dibeli akan dibersihkan seperti daging ayam dan daging sapi yang akan dibuang kotorannya dan dihilangkan najis yang ada dalam daging tersebut karena dalam membersihkan daging harus sesuai dengan syariat islam. semua bahan yang sudah di beli dan dibersihkan akan mulai dimasak dan di olah pada siang hari, di sore hari biasanya para pedagang sudah mulai membawa dagangannya ke outlet untuk dijual.

Kata bu Mutia, salah seorang pedagang Bala- bala, Penjualan bala- bala pada bulan Ramadhan sangat berbeda dengan pada hari lain selain bulan ramdhan.  Yang mana pada hari biasanya beliau hanya bisa menjual kisaran 50 bungkus Bala- bala dalam sehari, namun  pada bulan ramadhan bisa mencapai 150 bungkus perhari, beliau mengatakan bulan Ramadhan membawa berkah salah satunya dengan larisnya dagangan beliau tiga kali lipat lebih banyak dari pada biasanyanya, bahkan banyak yang datang untuk membeli padahal stok dagangan beliau sudah habis, pembeli rela mengantri hanya untuk mendapatkan sebungkus Bala- bala, dan Bala- bala yang beliau jual disukai oleh berbagai kalangan usia mulai dari anak- anak hingga dewasa karna rasa Bala- bala beliau yang khas dan tidak teralu pedas mengakibatkan dagangan beliau disukai oleh banyak orang, dan beliau sangat bersyukur akan hal tersebut. 

Jadi bagaimana teman- teman ? tertarik untuk mencoba Bala- bala sebagai menu andalan berbuka puasa? 

Penulis adalah Nurul Akmalia, Mahasiwa IAIN Langsa, Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah. 






Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.