Foto Kelapa Sawit (Doc.Istimewa) |
Zawiyah News | Serba Serbi - Kelapa sawit merupakan
jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus Elaeis dan ordo Arecaceae. Tumbuhan ini digunakan dalam usaha pertanian komersial untuk memproduksi minyak
sawit. Genus ini memiliki dua
spesies anggota. Kelapa sawit afrika (Elaeis
guineensis) adalah sumber utama minyak kelapa sawit. Kelapa
sawit amerika (Elaeis oleifera) adalah
tanaman asli Amerika
Selatan dan Tengah tropis,[2] dan digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
Kelapa
sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar. Kelapa sawit memiliki peranan yang penting
dalam industri minyak yaitu dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan
bakunya. Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan
perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah
penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies
kelapa sawit yaitu E. guineensis Jacq., E. oleifera,
dan E. odora. Varietas atau tipe kelapa sawit digolongkan
berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan endokarp dan warna buah.
Berdsarkn
ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu
Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya, kelapa sawit
digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens.
Secara umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang,
daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang dilolah menjadi minyak
adalah buah
Arecaceae
dewasa bertangkai tunggal, dan dapat tumbuh dengan ketinggian lebih dari
20 m (66 ft). Daunnya menyirip, dan panjang
mencapai antara 3–5 m (10–16 ft). Bunganya diproduksi dalam bentuk
padat; masing-masing bunga kecil, dengan tiga sepal dan tiga kelopak. Buahnya
berwarna kemerahan, seukuran plum besar, dan tumbuh dalam tandan besar. Setiap
buah terdiri dari lapisan luar yang mengandung minyak (perikarp), dengan biji tunggal (inti sawit), juga kaya
akan minyak.
Kelapa
sawit berbentuk pohon.
Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman
kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa
akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan
aerasi.
Seperti
jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau
tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan
tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman
diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah
yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.
Untuk wilayah Aceh Tamiang sendiri,
sudah tidak asing lagi dengan tanaman kelapa sawit
bahkan Kabupaten Aceh Tamiang bisa dikatakan Kabupaten yang berpenghasilan penuh dengan kelapa
sawit. Kelapa sawit umumnya terdapat di daerah yang tropis. Berikut
daftar PT. Kelapa Sawit yang berada di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang
1.
PT. Alur Gantung, Desa
Kampung Jawa, Kecamatan Kejuruan Muda
2.
PT. PT. Bahruny (Kebun
Rimba Sawang), Kecamatan Tenggulun
3.
PT. Benih Tamiang
(Betami), Desa Kebun Rantau, Kecamatan Rantau
4.
PT. Bukit Safa, Desa
Babo, Kecamatan Bandar Pusaka
5.
PT. Desa Jaya (Kebun Alur
Jambu), Kecamatan Bandar Pusaka
6.
PT. Desa Jaya, Desa
Sungai Liput, Kecamatan Kejuruan Muda
7.
PT. Dharma Agung (Kebun
Mopoli), Desa Suka Makmur, Kecamatan Kejuruan Muda
8.
PT. Dharmasawita
Nusantara, Desa Tenggulun, Kecamatan Tenggulun
9.
PT. Padang Palma Permai,
Desa Kebun Tanah Terban, Kecamatan Karang Baru
10. PT.
Parasawita (Kebun Seruway), Kecamatan Seruway
11. PT.
Perkebunan Nusantara I (PKS Pulau Tiga), Kecamatan Tamiang Hulu
12. PD.
PP Pati (Pd. Perkebunan Aceh Timur) Desa Seumadam, Kecamatan Kejuruan Muda
13. PT.
Pp Pati Sari, Desa Selamat, Kecamatan Tenggulun
14. PT.
PPDI Nilam Wangi, Desa Selamat, Kecamatan Tenggulun
15. PT.
Puga Company, Desa Ingin Jaya, Kecamatan Rantau
16. PT.
Rongoh Mas Lestari, Desa Rongoh, Kecamatan Tamiang Hulu
17. PT.
Seumadam, Desa Seumadam, Kecamatan Kejuruan Muda
18. PT.
Simpang Kiri Plantation Indonesia, Desa Simpang Kiri, Kecamatan Tenggulun
19. PT.
Sisirau, Desa Rimba Sawang, Kecamatan Tenggulun
20. PT.
Socfin Indonesia (Sei Liput) Desa Sungai Liput, Kecamatan Kejuruan Muda
21. PT.
Sri Kuala (Kebun Tamiang), Desa Kebun Medang Ara, Kecamatan Karang Baru
22. PT.
Sumber Asih (Kebun Gedong Biara), Kecamatan Seruway
23. PT.
Surya Mata Ie (Kebun Upah) Kecamatan Bendahara
24. PT.
Teunggulon Raya, Kecamatan Tenggulun
25. PT.
Wajar Corpora, Desa Babo, Kecamatan Bandar PusakaPTPN I melaksanakan
Berbicara tentang Aceh Tamiang, ada sebuah Kecamatan yang tepatnya di
Kecamatan Banda mulia di Desa Telaga Meuku Sa tepatnya di Lorong Rahmat. Yaitu ada seorang pengusaha muda yang
berani membuka usaha jual beli sawit yang bernama Alfian atau akrab dipanggil
Solomon. Lelaki tersebut berani membuka usaha jual beli sawit bahkan usahanya
semakin hari semakin maju.
Beliau
mengatakan “siapa
saja bisa berwirausaha, faktor utama jika ingin berbisnis di area sekitar adalah melihat apa yang paling bisa meningkatkan minat
masyarakat bukan malah sebaliknya”. Banyak usaha yang tidak berjalan disebabkan cara
pandang yang kurang tepat dalam mengelola usahanya.
“Apakah dengan munculnya
wabah Covid-19 di indonesia berpengaruh terhadap jual beli kelapa sawit?” ujar Solomon.
Covid-19 tidak berpengaruh terhadap harga serta jual beli sawit dikarenakan
faktor penentu harga sawit tergantung di pabrikan sendiri
ketika PT atau CV yang menurunkan harga maka agen pun harus menurunkan juga
biasanya hal tersebut berimbas pada petani kelapa sawit.
“Apakah ada pro kontra ketika menjadi agen jual beli
kelapa sawit?” Ujar Solomon.
“Kalau untuk pro sebenarnya tidak ada tapi kalau untuk kontra itu akan selalu ada sebab banyak yang ingin menjual sawit ada yang mendapatkan barang hasil
curian, bahkan ada
buah
yang terbilang muda belum layak panen
(belum matang) maka dari itu Solomon selaku
agen di kampung tersebut harus benar-benar selektif dalam membeli kelapa sawit
masyarakat. Harga sawit akan normal tidak berpengaruh di pandemic
covid-19 ini, lumrahnya harga sawit akan
terjatuh atau anjlok apabila buah sawit melonjak di gudang atau PT yang kian tertumpuk,
biasanya nilai jual kelapa sawit turun harga
drastis. Dan ada saatnya ketika harga yang melambung tinggi nilai pasaran jual beli kelapa sawit tinggi adanya ketika musim trek biasanya harga jual beli sawit naik
hingga
mencapai 80% dari harga normal. Dan hal ini terasa mustahil dikarenakan musim trek merupakan
musim yang sulit untuk
kelapa sawit menghasilkan
buah, meskipun harga terbilang naik atau mahal.
Disinilah dampak terbesar untuk para agen atau pengepul yang membeli kelapa
sawit ujar Solomon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar