Doc:istimewa |
Essay-Serba-serbi|Tradisi merupakan sesuatu yang di lakukan bersama di
suatu daerah yang berhubungan dengan budaya, agama, dan lain sebagainya. Dengan
tujuan untuk mendapat sesuatu yang penting untuk kebersamaan di suatu kampung. Budaya
juga dapat diartikan sebagai akal yang berhubungan dengan manusia, serta budaya
juga merupakan dari keagamaan, adat istiadat, politik dan lain sebagainya. Pada
salah satu Gampong/daerah yang bernama Gampong Siderejo kecamatan Langsa Lama
Kota Langsa. Melakukan tradisi yang berupa memasak bersama dalam penyambutan
acara-acara besar seperti merayakan hari jadi Gampong, acara Nisfu sya'ban,
meugang, hari raya idul Fitri dan idul Adha.
Adapun beberapa waktu yang penting dalam pelaksanaan
acara tersebut, seperti pada acara Nisfu sya'ban yang bersaman dengan acara HUT
Gampong pada tanggal 28 Maret 2021. Hal ini bertujuan agar tetap terjaga
silahturahmi antara warga satu dengan warga yang lainnya. Serta bermanfaat untuk kalangan masyarakat
sekitarnya dalam mengingat HUT Gampong dan memiliki persepsi dalam kerja sama
antara sesama warga gampung siderejo.
Bercerita tentang silahturahmi, tentunya memiliki jiwa
persepsi masing-masing warga agar tetap terjaga nya keharmonisan Gampong.
Keharmonisan suatu Gampong tentu sangat penting dan memiliki dampak positif
bagi semua masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Karena dengan adanya
tradisi budaya maka masyarakat juga akan berjaya, baik itu dalam segi
keagamaan, maupun dari segi adat istiadat. Keberagaman
akan menjadi sebuah keunggulan
dalam negara, terdapat bermacammacam identitas dalam sebuah kelompok masyarakat tertentu yang dapat diusung sebagai modal dalam identitas nasional, oleh karena itu jika keragaman diakomodir dengan baik akan menjadi sebuah keunggulan negara, tetapi sebaliknya keragaman ini juga sangat berpotensi dalam terjadinya konflik jika tidak dikelola dengan baik oleh negara atau kelompok masyarakat sendiri. Pada masyarakat modern seperti saat ini, pengelolaan dan pengorganisiran sebuah kelompok masyarakat yang sangat diperlukan karena
masyarakat juga akan
lebih mudah untuk terprovokasi atau dipengaruhi.
Dari berbagai macam
kelompok
masyarakat modern yang sudah terbentuk saat ini juga masih ditemukan ciri-ciri tradisi yang masih erat dilakukan oleh mereka. Pola tradisi yang telah dilakukan secara turun menurun sudah menjadi kewajiban untuk dilakukan oleh masyarakat meskipun mereka sudah mendapat julukan masyarakat modern. Keteguhan hati masyarakat tersebut akan menghilangkan rasa was-was yang ada ketika mereka melakukan sebuah kegiatan dalam aktivitas kehidupan. Kedatangan agama dengan nilai-nilai baru yang menuntun penganutnya menaati sebuah perintah dan menjauhi larangannya, menjadi nilai baru yang juga telah dipegang teguh oleh masyarakat saat ini, selanjutnyalah kebiasaan yang sudah bertradisi itu akan bertemu dengan agama dan selanjutnya dikawinkan, dan keduanya membentuk simbiosis mutualisme ataupun sebaliknya bertolak belakang sama sekali.
Keberadaan masyarakat dalam
suatu wilayah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan sehingga proses
kehidupan, toleransi, tolong menolong bisa terus berjalan, masyarakat yang ada
saat ini adalah masyarakat yang sudah beragam dengan banyak kepentingan dan
tuntutan yang harus dipenuhi, entah dengan cara benar atau dengan cara yang
salah. Keberagamaan yang ada mengakibatkan banyaknya pula cara untuk mencapai
tujuan. Keberadaan masyarakat saat ini tersebut, tidak akan bisa lepas dengan masyarakat
dulu yang berpegang teguh dengan tradisi, adat kebiasaan, dan kebudayaannya.
Tradisi dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) berarti adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek
moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Tradisi berasal dari kata “traditium”
yang juga berarti adalah warisan dari masa lalu, tradisi ini bisa berbentuk
hasil cipta, karya, atau sesuatu yang diciptakan oleh manusia, baik objeknya
berupa material, kepercayaan, atau cerita-cerita legenda dan mitos. Masih banyaknya
tradisi yang ada di masyarakat, mengakibatkan sebuah ikatan yang harus ada dan
dilakukan oleh masyarakat guna membentuk suasana yang harmonis di lingkungan
masyarakat, tradisi ini secara tidak langsung akan selalu diawasi oleh nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat, keberadaan tradisi di masyarakat haruslah selalu
dijadikan pedoman untuk berfikir dan bertindak, hal inilah yang menjadikan
sikap tradisional. Dengan kata lain tradisional adalah setiap tindakan dalam
menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi.
Masyarakat tradisional
secara gamblang dapat diartikan sebagai masyarakat yang kehidupannya masih berpegang
teguh pada adat istiadat lama yang mereka miliki, masih berpegang teguh dengan adanya
suatu aturan pokok yang mencakup segala konsep budaya yang di dalamnya terdapat
aturan terhadap tingkah laku dan perbuatan manusia dalam menjalani kehidupan.
Kegiatan hitung hari adalah
kegiatan mencari hari baik yang dilakukan oleh orang yang dipercaya mempunyai
kelebihan dalam menentukan dan menghitung hari sesuai dengan penghitungan
kalender jawa dan Islam. Kegiatan inilah yang turun temurun diwariskan oleh
para leluhur dan selalu dihormati oleh masyarakat Jawa. Kegiatan hitung hari biasanya
dilakukan untuk menentukan hari pelaksanaan pernikahan, selamatan untuk hari lahir
bayi maupun kematian, maupun untuk kegiatan pendirian rumah. Terlepas itu
sesuai dengan syariat atau tidak, nyatanya kegiatan tersebut juga telah
dilaksanakan secara terus menerus dan turun temurun oleh masyarakat. Sebenarnya
juga ada kegiatan lain yang mana terdapat unsur perpaduan yang harmonis antara
agama dan budaya.
Jika kita telisik lebih
dalam, maka terdapat suatu perpaduan yang begitu harmonis antara agama, tradisi,
dan kemajemukan budaya atau multikulturalisme dalam budaya Jawa dilihat dari
perspektif budaya dan agama. Nilai-nilai agama dan budaya yang berpadu membuat suatu
keindahan dalam kehidupan bermasyarakat. Agama yang mengajarkan kebaikan dan
menjauhi keburukan akan mendarah daging pada budaya jika masyarakat mau menerima
ajaran agama tersebut. Budaya yang didasari nilai-nilai agama membuat makna dari
budaya tersebut semakin kuat dan kokoh. Harmonisasi budaya dan agama dalam
bingkai multicultural menjadi sebuah keniscayaan yang ada di Indonesia karena
kenyataannya terdapat beragam suku, agama, dan budaya yang bernaung di Indonesia
yang mau tidak mau harus kita akui dan kita hormati. Perbedaan adalah suatu
yang wajar dan harus disikapi dengan positif sebagai khasanah kekayaan
Indonesia. Perbedaan jangan dijadikan suatu perpecahan, akan tetapi jadikan
perbedaan itu sebuah anugrah dari Tuhan dan menjadi alasan atau sebab untuk
selalu menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai multikulturalisme.
Penulis : Maya pitri Mahasiswi Prodi PMA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan & Siti Karina Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar