Breaking News
recent

JELANG BULAN RAMADHAN PETANI SAYUR DESA KAMPUNG DALAM MEMBIDIK PELUANG REZEKI SAAT PANDEMI COVID-19

 

Essay-Banyak usaha di bidang pertanian yang sebagian orang masih tidak tahu bahwa bergerak diusaha ini bisa sangat menguntungkan. Kenapa? Karena masih banyak orang yang menganggap bahwa usaha di bidang ini tidak memiliki prospek yang bagus untuk meraup penghasilan. Akan tetapi hal tersebut salah, karena penghasilan seorang petani bisa mencapai jutaan rupiah yang membuat kita tergiur dengan keuntungan yang dihasilkan. Sehingga tidak mungkin ada yang menjalankan profesi sebagai petani sampai saat ini. Apalagi menjelang ramadhan ini, pemintaan sayur sudah mulai meningkat tajam.

Bertani menjadi penghasilan terbesar bagi beberapa masyarakat Aceh Tamiang, tepatnya Desa Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. Sebahagian dari warga Kampung Dalam berprofesi sebagai petani. Ditengah wabah Covid-19, sebuah peluang emas tidak disia-siakan lagi oleh petani di Desa Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru untuk bertani sayur-sayuran yang mudah ditanam, cepat panen, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dan mudah diterima dipasaran.

Bahkan Desa Kampung Dalam memiliki kelompok tani sendiri yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu, Kelompok Pria Tani (KPT) yang di ketuai oleh bang Arif dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di ketuai oleh ibu Narsiah. Kelompok tani di desa ini sudah dikenal oleh banyak orang bahkan provinsi sudah tahu kalau terdapat kelompok tani yang aktif di Desa Kampung Dalam. Dengan diketahui oleh provinsi, membuat banyak para petani yang mendapat bantuan seperti, alat-alat pertanian kontraktor sampai ke bibit sayuran. Dengan bantuan tersebut membuat perekonomian sebagian dari Kampung Dalam menjadi stabil.

Seperti bang Arif, pria berkelahiran 1986 yang hanya tamatan SMA. Bang Arif dapat menjadi petani sayur yang sukses hingga ia dipercaya sebagai ketua kelompok tani di Desa Kampung Dalam. Menjelang bulan ramadhan bang Arif dan kelompok tani lainnya mulai sibuk menanam sayur umtuk permintaan pasar yang mulai meningkat saat bulan ramadhan. Menurut bang Arif ada berbagai jenis sayuran yang dapat dengan mudah ditanam dan menguntungkan. Tanaman tersebut yaitu cabai, timun, kacang panjang dan juga pare.

Tanaman cabai dapat di panen setelah berumur 4 bulan. Kalau kacang panjang, pare dan timun dapat dipanen ketika berumur 40 hari. Panen cabai pertama bang Arif dalam 1 rante tanah bisa mencapai 600 kg/ minggu. Sedangkan kacang panjang, pare, dan timun bisa panen setiap harinya. Biasanya ada pengepul yang datang untuk membeli hasil panen dengan harga Rp. 3000 /kg untuk timun, untuk kacang panjang Rp. 8000 /kg dan untuk cabai Rp. 25.000 /kg. Dengan menjalani profesi sebagai petani sayur bang Arif bisa merauk keuntungan Rp. 1.500.000 /bulan.

Bang Arif menambahkan bahwa kendala atau gagalnya panen yang dihadapi dalam bertani sayur ini adalah iklim. Iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan sayuran. Misalnya curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan kebanjiran yang membuat banyak tanaman yang mati dan busuk. Tetapi jika musim kemarau bang Arif dan para petani lain menggunakan alternatif lain untuk menyiram tanaman. Mereka menggunakan paret bekas PJKA Belanda yang mengalirinya dengan cara di sedot dengan menggunakan mesin pompa air. Bang Arif selalu melakukan perawatan tanaman dengan menyemprotkan pestisida minimal satu kali dalam seminggu. Tetapi tergantunng juga dengan keadaan tanamaannya, jika tanamannya kurang baik maka dapat disemprot dua kali seminggu guna untuk membunuh hana tanaman.

Sedangkan kelompok wanita tani memiliki kegiatan tersendiri. Selain menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga para ibu-ibu di Desa Kampung Dalam juga melakukan kegiatan bertani. Berbeda halnya dengan  Kelompok Pria Tani (KPT), Kelompok Wanita Tani (KWT) melakukan kegiatan dengan menanam sayuran di tempat yang sangat terbatas. Hanya dengan mengandalkan pipa dan air sebagai media tanam. Pertanian jenis ini lebih dikenal dengan hidroponik. Berbagai jenis sayuran dapat ditanam seperti bayam, kangkung, sawi, pakcoy tomat, juga cabai dan masih banyak lagi jenis sayuran yang dapat ditanam. Pastinya lumayan untuk memenuhi kebutuhan dapur sendiri. Lahan yang di perlukanpun hanya sedikit yaitu pekarangan rumah sendiri untuk membuat Hidroponik. Asalkan terdapat sinar matahari dan ketersediaan air maka tanaman dapat tumbuh. Cara membuatnya sangat mudah, hanya dengan melubangi sambungan pipa paralon untuk meletakkan bibit sayuran agar tumbuh dengan baik. Jika sudah mencapai kurun waktu dua sampai 3 minggu, maka tanaman Hidroponik siap untuk dipanen. Ibu-ibu Desa Kampung Dalam tidak menjual semua hasil panen tersebut di pasaran. Tetapi, jika hasil panennya melimpah maka ibu-ibu disana dapat menjualnya dipasaran sebagai tambahan uang belanja. Apalagi menjelang bulan ramdhan, ibu-ibu Desa Kampung Dalam bisa berhemat dengan memanfaatkan sayuran yang telah mereka tanam sendiri dipekarangan rumah untuk sahur dan berbuka puasa. Bagi ibu warga Desa Kampung Dalam bahwa bercocok tanam dengan lahan yang sempit tidak menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Karena teknologi serta pengetahuan terus berkembang seiring zaman.

Dari hasil pemaparan diatas dapat kita ambil pesan yaitu, selagi ada kemauan pasti ada jalan untuk menuju kesuksesan, selagi masih bisa kenapa tidak lakukan. Karena dengan adanya keinginan kita maka semuanya akan berjalan sesuai dengan keingginan kita. Seperti halnya warga Desa Kampung Dalam, salah satunya bang Arif yang dapat sukses menjadi petani sayur dengan hanya tamatan sekolah SMA. Keterbatasan pendidikan seseorang tidak membuat orang tersebut menjadi bermalas-malasan, karena keterbatan itulah yang menjadikan kita harus bangkit dan bergerak untuk menuju kesuksesan. Semoga langkah ini dapat diadopsi petani-petani di desa lain untuk pandai menangkap peluang, apalagi menjelang bulan ramadhan terlebih saat ini perekonomian masyarakat yang sedang sulit efek dari pandemi Covid-19. Untuk para petani tetap selalu menjaga jarak dengan orang lain pada saat aktivitas di kebun dan selalu pakai masker jangan lupa untuk rajin mencuci tangan dengan sabun selesai aktivitas menggunakan air yang mengalir. Jangan lupa bersihkan peralatan yang sudah dipakai dan letakkan kembali ditempatnya. Ingat selalu patuhi protocol kesehatan dari pemerintah yaitu 3M (Menjaga jarak, Memakai masker dan Mencuci tangan).

Penulis : Ika Agustina Mahasiswi IAIN LANGSA Prodi Pendidikan Matematika Peserta KPM Tematik 2021


Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.