Breaking News
recent

Kerajinan daun pandan bisa membantu ekonomi dimasa pandemi covid-19

 

Essay Serba-Serbi||Daun pandan merupakan tanaman pantai yang saat ini mulai dilirik oleh banyak orang karena bisa di olah  menjadi kerajinan tangan juga peluang usaha kushusnya untuk  ibu rumah tanggga. Pandan mmerupakan tanaman hasil hutan dan termasuk serat alam yang dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan seperti tikar dan beraneka jenis kerajinan lainnya seperti tas dan tempat tissue dan berbagai jenis asesoris lainnya.

Tikar daun panda termasuk kerajinan tangan yang membutuhkan waktu lama untuk proses mengolahnya sampai bisa untuk di anyam, daun pandan yang di potong dari pokoknya di sisir kecil sesuai keinginan, di rebus lalu baru dijemur sampai kering untuk mengubah warna dasar daun pandan yang hiajan menjadi warna putih, jika ingin tikar bervariasi untuk pewarnaan bisa di rebus lagi dalam air rebusan yang sudah di campur pewarna alami sehingga tidak membuat daun pandan cepat berjamur dan putus saat di anyam, lalu di jemur sampai bener-bener kering supaya kualitas tikarnya bagus

Untuk proses pembuatan atau menganyam tikar daun pandan membutuhkan waktu yang lama dan tergantung pada ukuran tikar besar atau kecil, se,akin besar tikar yang ingin dihasilkan maka semakin besar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu anyamann. Pembuatan tikar pandan tidak membutuhkan mesin dan lainnya sehingga mudah dikendalikan komoditinya.penganyaman tikar hanyan membutuhkan kepandaian, keahlian dan kebiasaan.semakin terbiasa maka semakin rapi hasil tikarnya

Usaha kerajinan tikar daun pandan tidak menggunakan modal besar, usaha kerajinan tikar daun pandan dapat dimulai dengan modal kecil, usaha ini cocok bagi ibu rumah tangga. Bisnis ini sangat menguntungkan karena tren kerajinan dunia pada masa yang akan datang masih akan fokus pada bahan-bahan ramah lingkungan serta mudah untuk di dapatkan.

Kerajinan tikar daun pandan sangatlah di kenal di mata dunia terutama di indonesia sendiri, indonesia dikenal akan keanekaragaman budayanya, makanan khas daerah masing-masing dan kerajinan tangannya. Indonesia juga memiliki hasil alam yang melimpah yang menjadi penghasilan bagi masyarakat tanpa merusak hutan. Kekayaan indonessia sendiri dapat mendorong industri kerajinan berbahan serat alam seperti tikar daun pandan, kerajinan serat alam ini akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya kebutuhan hidup masyarakat seperti tikar, tas, tempat tissue dan berbagai jenis asesoris lainnya.

Penggunaan tikar daun pandan khususnya di aceh sudah mengurang dikarenakan penggunaan tikar yang terbuat dari plastik sudah menjamur dipasaran, faktor lainnya tikar modern harganya bisa lebih murah bahkan setara dengan tikar daun pandan. Bahkan tikar daun pandan dianggap motif kurang menarik, tipis, tidak tahan lama apalagi kalau terkena air. Namun berbeda halnya dengan sekarang, seiring perkembangan zaman anyaman tikar daun pandan kini telah dikenal dimata dunia dan wisatawan yang datang ke indonesia karena motifnya yang menarik dan modelnya yang berbeda-beda.

Dimasa covid sekarang ini sebagian  masyarakat indonesia ada yang kehilangan pekerjaan dan berkurangnya pendapatan di karenakan adanya virus corona, tapi dengan membuka usaha rumahan seperti membuat kerajinan anyaman tikar bisa membantu ekonomi masyarakat. Seperti masyarakat Aceh Timur, kecamatan Peureulak, tikar daun pandan masih dianyam supaya warisan budaya indonesia tersebut tidak hilang karena ketinggalan zaman bahkan lebih mengutamakan tikar yang modern.

Warisan budaya indonesia memberikan nilai tambah bagi masyarakat sendiri, jadi untuk menjaga warisan budaya menjadi keharusan bagui setiap generasi muda apalagi dimasa sekarang banyak generasi muda yang tidak mampu untuk membuat atau menganyam tikar daun pandan. Apalagi sekarang ini dunia semakin modern, semua kebutuhan manusia dibuat dengan mesin dan canggih, jadi siapa lagi kalau bukan kita sebagai generasi muda yang menjaga warisan budaya indonesi.

Di masa sekarang sudah banyak komunitas  tikar daun pandan yang merupakan suatu organisasi di tengah masyarakat sipil yang menjadi pusat kajian dan pemberdayaan rakyat dalam bidang kebudayaan emansipatosis,  di Aceh sudah banyak kelompok-kelompok penganyam, secara umum untuk mendorong terciptanya tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial di provinsi Aceh sendiri

Seperti di Desa Matang Gleum kecamatan Peureulak kabupaten Aceh Timur disana terdapat sebuah kelompok pengrajin tikar daun pandan yang bernama bungong sirih, komunitas tikar daun pandan didirikan untuk mengantisipasi dan membantu menyelesaikan persoalan-persoalan berupa hilangnya studi-studi kritis terhadap sejarah kebudayaan di Aceh sehingga budaya Aceh menjadi sebatas kesenian, komoditas pariwisata, dan seperangkat pranata sosial yang anti kritik, macetnya tafsir-tafsir emansipatoris terhadap budaya Aceh yang menutup kemungkinan lahirnya alternatif kontekstual bagi perubahan masyarakat.

Dalam hubungannya dengan semua orang, kelompok atau organisasi tikar daun pandan senantiasa secara optimal melakukan upaya menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga masyarakat sipir serta organisasi rakyat yang konsen dan interest dengan persoalan kebudayaan di Aceh,  menjadi mitra bagi komunitas intelektual, komunitas kesenian, dan komunitas adat untuk membahas berbagai isu mengenai kostruksi budaya Aceh yang emansipatoris. Bermitra dengan mengambil dan pelaksana kebijakan agar bersedia menfasilitasi proses aktualisasi kebudayaan emansipatoris  di Aceh dalam pembuatan qanun-qanun yang berkaitan dengan persoalan kebudayaan, dan menjalin hubungan dengan funding agency  dan instansi pemerintah yang berkaitan dengan isu-isu kebudayaan di Aceh.

Komunitas tikar daun pandan meyakini bahwa dengan beririentasi pada nilai-nilai perdamaian, demokratis dan kerakyatan, komunitas tikar daun pandan akan mampu mewujudkan kebudayaan emansipatoris untuk mendorong terciptanya tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial di provinsi Aceh.

Pengrajin tikar daun pandan yang berada di desa matang gleum kecamatan Peureulak kabupaten aceh timur, telah berhasil memproduksi berbagai kerajinan yang terbuat dari tikar pandan. Namun dalam perkembangannya motif atau desain kerajinannya tikar daun pandan perlu di berikan pelatihan motif dan desain yang baru supaya lebih variatif dan menarik.sehingga usaha kecil menengah ini dapat bersaing di pasar lokal. Untuk mengembangkan industri ini pengrajin tikar pandan adalah Ibu rumah tangga yang berada di desa Matang Gleum dengan menggunakan kapasitas alat yang sudah layak.

Penulis : adalah muhammad arif, mahasiswa prodi KPI, fakultas ushuluddin adab dan dakwah IAIN Langsa

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.