Ilustrasi : (Google) |
Zawiyah News | Serba Serbi - Masa
remaja merupakan masa abu-abu, labil, penuh emosional dan ekspresif. Remaja juga
didefinisikan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut
WHO (World Health Organization) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun.
Khusus pada kalangan SMA atau sederajat yang berada dalam usia 15 sampai 17
tahun.
Disamping itu, manusia sebagai makhluk sosial ini berarti dalam kesehariannya memerlukan orang lain dan hubungan antar manusia tentunya dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga merupakan salah satu HAM (Hak Asasi Manusia) yang perlu dibebaskan tanpa batasan apapun dalam pergaulannya, apalagi sampai melakukan diskriminasi. Jadi, pergaulan yang mereka lakukan harus diberi kebebasan dengan berpedoman pada norma-norma manusia tanpa melanggar peraturan Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Taukah
kalian bahwa dengan adanya keberadaan Hak Asasi Manusia ini malah banyak
kalangan yang salah mengartikan kebebasan nya ?
Sehingga banyak dari mereka yang terjerumus dalam pergaulan yang terlampau bebas, tanpa batasan bahkan melanggar hukum seperti narkoba dan seks bebas yang saat sekarang ini banyak dijumpai mulai dari kalangan pelajar sampai mahasiswa.
Saat
ini pergaulan bebas tidak hanya marak dijumpai di negara maju dan kota-kota
besar saja. Bahkan sekarang negara berkembang dan kota-kota kecil bahkan
pedesaan sering dijumpai pergaulan bebas ini. Maka dari itu Mahasiswa juga
memiliki peran untuk menanggulangi masalah ini. Dalam hal ini mahasiswa tidak
hanya berperan sebagai agen perubahan tetapi juga memberikan solusi atas problem
yang terjadi di kalangan masyarakat saat ini seperti menanggulaangi pergaulan
bebas, termasuk di kalangan pelajar agar tidak masuk dalam hal-hal yang
menyimpang norma hukum.
Dikutip dari WARTAKOTA Live.com. Ketua Yayasan Ibnu Sina,
Windarto, menyebutkan bahwa survei yang dilakukan oleh KPAI pada tahun 2007
tentang perilaku seksual remaja di 12 kota besar menggambarkan kondisi umum
perilaku seksual remaja di Indonesia.
“Data
hasil survei itu menggambarkan kondisi umum perilaku seksual remaja di
kota-kota di Indonesia,” kata Windarto, Jumat (1/1/2021)
Relavan
atau tidaknya data tersebut saat ini bukan lagi persoalan yang harus di bahas
berlaru-larut. Namun, beliau mengajak seluruh kalangan untuk berfikir dan
memahami sebuah pesan apakah negara akan terus melihatnya sebagai sebuah
persoalan yang harus di clear-kan atau tidak.
Pergulan
bebas tidak hanya merusak kesehatan tetapi juga membawa efek negatif terhadap
masyarakat, seperti:
1. Seks Dapat Merongrong Kekayaan Rakyat
Keserakahan seks dan keonaran dalam
suatu masyarakat, secara spontan dibarengi dengan tersebarnya kemewahan,
kemubadziran dan penghamburan kekayaan, yang mempunyai dampak sangat jelek
terhadap masyarakat. Sebab rakyat kehilangan sumber daya yang seyogyanya bisa
dimanfaatkan di sektor-sektor lain, seperti industri pertanian dan pembangunan,
serta hal-hal yang dapat menunjang kemajuan dan kemakmuran.
2. Seks Mempengaruhi Kesehatan Umum
Bila kebebasan seks di iringi
dengan menghambur-hamburkan kekayaan melanda suatu bangsa, maka hal itu dapat
mengakibatkan dampak negatif terhadap masyarakat, dimana mereka akan ditimpa
berbagai penyakit dan penderitaan. Seorang Dokter Perancis mengungkapkan bahwa
setiap tahun di Perancis 30.000 jiwa melayang akibat peyakit sipilis
3. Seks Dapat Merusak Hubungan Masyarakat
Diantara dampak negatif dari
kebebasan seks adalah hancurnya keluarga dan rusaknya kesatuan masyarakat,
serta putusnya hubungan silaturahmi.
4. Seks Dapat Melunturkan Akhlak
Diantara fenomena keruntuhan akhlak
akibat kebebasan seks, adalah menonjlnya tabiat hewani pada seseorang,
menyebarnya sifat masa bodoh tanpa batas.
Nah, jika kita lihat dari
pendapat diatas dapat di konklusikan bahwa efek pergaulan bebas tidak hanya
berbahaya bagi para remaja saja, akan tetapi berdampak negatif bagi
kemaslahatan umat manusia.
Dalam
dunia pendidikan sosok mahasiswa menjadi peran yang peling penting dalam
peradaban ilmu dan gaya hidup. Sosok yang dianggap cerdas, dinamis dan memiliki
ide kreatif yang menjadikan arah positif bagi semua kalangan.
Peran
aktif mahasiswa sebagai agen social
control, yang dapat memberikan dampak positif di lingkungan kampus maupun
disaat berinteraksi dengan masyarakat luas. Dengan langkah awal yaitu mengajak
dan memberikan edukasi kepada lingkungan sekitar dan masyarakt umum dari
penyebab maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja maupun masyarakat umum.
Sebagai mahasiswa, edukasi kepada masyaraat luas juga diperlukan untuk mencegah pergaulan bebas di kalangan masyarakat bahkan Islam juga memiliki cara untuk menghindari pergaulan ini.
Pertama,
menerapkan sistem pergaulan Islam yang mengatur interaksi laki-laki dan
perempuan baik dalam ranah sosial maupun privat.
Dasarnya
adalah akidah Islam. Sistem Islam akan menutup celah bagi aktivitas yang
mengumbar aurat atau sensualitas di tempat umum. Sebab, kejahatan seksual bisa
di picu ranngsangan dari luar yang kemudia memengaruhi naluri seksual (ghairu
an-nau’).
Islam
juga membatasi interaksi antara laki-laki dan perempuan kecuali sektor yang
memang membutuhkan interaksi tersebut, seperti pendidikan, ekonomi, dan
kesehatan.
Kedua, Islam memiliki
sistem kontrol sosial berupa amar makruf nahi mungkar. Saling menasehati dalam
kebaikan dan ketakwaan, juga menyelisihi terhadap segala bentuk kemaksiatan.
Tentu semuanya dilakukan dengan cara yang baik.
Ketiga, Islam memiliki
sistem sanksi tegas terhadap pelaku kejahtan seksual. Contohnya, sanksi bagi
pelaku tindak perkosaan berupa had zina, yaitu di rajam (dilempari batu) hingga
mati, jika pelakunya muhshan (sudah menikah), dan dijilid (dicambuk) 100 kali
dan diasingkan selama setahun, jika pelakunya gairu muhsan (belum menikah).
Dari
beberapa penjelasan diatas, kita sebagai mahasiswa harus memiiki peran efektif
untuk menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran aktif
mahasiswa adalah sebagai agent social
control, yang dapat memberikan dampak positif di lingkungan kampus dan
kalangan masyarakat luas.
Menjadi mahasiwa yang memiliki moral yang tinggi di
dukung dengan melakukan aktivitas pendekatan personal yakni dengan kegiatan
konseling kepada mahasiswa lain, pelajar SD, SMP dan SMA, maupun masyarakat
mengenai dampak negatif pergaulan bebas khususnya narkoba dan seks bebas.
Dengan demikian edukasi tersebut akan membawa seluruh masyarakat dari semua kalangan untuk menjadikan mereka personal yang tumbuh menjadi genarasi dan agen penenerus bangsa yang berkualitas.
Penulis adalah Iin Masyitah, Mahasiswa Prodi HES Fakultas Syariah IAIN Langsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar