Breaking News
recent

MEMBUMIKAN BUDAYA DAN CINTA LITERASI

Ilustrasi : Google
Zawiyah News | Serba  Serbi - Indonesia merupakan Negara kepulauan, sekitar tujuh belas ribu pulau yang membentang dari ujung Sabang hingga ujung Merauke. Letak pulau yang menyebar membuat Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa yang kemudian menghasilkan beragam budaya, bahasa, adat, serta agama dan kepercayaan. Bahkan dari situasi tersebut dijadikan sebagai semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tugal Ika, dengan kata lain “berbeda-beda tapi tetap satu jua”. 

Namun, jika setiap warga yang tinggal diwilayah tersebut tidak memiliki kesadaran tentang keberagaman budaya yang dimiliki bangsanya, maka upaya dalam menciptakan perdamaian yang sudah dibangun akan rusak dan hancur sia - sia. Tanpa adanya kesadaran dan kepercayaan, sikap akan tidak saling menghargai dan menghormati terhadap satu orang atau kelompok yang berbeda akan memicu konflik antara individu ke individu dan kelompok ke kelompok. Pada akhirnya masyarakat akan mudah terpecah belah hanya karena tidak saling mengerti dan tidak menghargai terkait keberagaman budaya yang dimiliki oleh bangsa.

Oleh sebab itu, hendaknya setiap warga yang tinggal dalam sebuah wilayah harus memiliki kemampuan dalam memahami keberagaman budaya, menerima perbedaan suku bangsa, mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta mampu menyikapi dan meyelesaikan persoalan terkait dengan perbedaan budaya masing - masing.

Kemampuan dalam memahami keberagaman budaya akan menjadi salah satu hal penting yang dapat menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, bahkan dapat membangun identitas bangsa Indonesia pada masyarakat global. Dalam hal ini peran generasi milenial sangat di perlukan dalam mengembangkan sebuah budaya.

Budaya merupakan gaya hidup yang dikembangkan oleh sekelompok orang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang berkembang mengalami proses dalam meningkatkan dan mempertahankan sebuah kebiasaan yang sudah ada pada sebuah wilayah dan kemudian dikembangkan oleh masyarakat, dimana budaya tersebut berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan pengaruh perkembangan global.
 Perkembangan global ini dapat memberikan pengaruh terhadap keberagaman budaya, jadi diperlukan kesadaran masyarakat terutama pada generasi milenial untuk senantiasa melestarikan keberagaman budayanya. Dalam mengembangkan suatu budaya hendaknya masyarakat terutama generasi muda menyukai dan mempelajari literasi. Literasi sendiri merujuk pada kemampuan /keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, dan memecahkan permasalahan – permaslahan yang terjadi pada kehidupan sehari - hari. Generasi milenial harus memiliki kemampuan dalam menghadapi perkembangan di era globalisasi. Bukan hanya menjadi generasi yang mudah terpengaruh pada budaya luar tetapi ikut serta dalam mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan nya sendiri.

Pada beberapa kasus, literasi dijadikan indikator penting dalam mengembangkan keberagaman budaya itu sendiri, seperti pada budaya melayu melakukan sajak hikayat, puisi, prosa dalam mengekspresikan budaya dan mengenalkan budayanya. Jika budaya dikaitkan dengan literasi membuat peran masyarakat terutama generasi melenial dalam mengembangkan budaya menjadi lebih mudah. 

Makna literasi budaya itu sendiri tidak hanya dibatasi dari ungkapan bahasa, melainkan dalam konteks luas dapat digambarkan dari perilaku, makanan, pakaian, seni dan upacara. Yang dimana semua ini merupakan ekspresi dari tradisi, pola pikir, keyakinan, persepsi, dan status.

Pentingnya literasi budaya tidak hanya ditujukan kepada individu melainkan juga ditujukan kepada masyarakat. Bagi individu dapat membantu dalam berinteraksi dengan seseorang yang berlatar belakang budaya dan suku bangsa yang berbeda. Dalam arti ketika seseorang dihadapkan dengan situasi yang masyarakatnya mayoritas, maka orang tersebut memiliki rasa respek terhadap seseorang yang memiliki budaya dan suku berbeda. Selanjutnya bagi masyarakat dapat mengurangi rasa curiga dan perlakuan yang tidak adil dalam konteks budaya, pendidikan dan kesehatan.

Seharusnya keinginan berliterasi dijadikan kunci penting dalam mengembangkan sebuah budaya suatu daerah. Seharusnya pula generasi milenial menjadi orang yang paling pertama meminati literasi, tapi nyatanya pada perkembangan di gitalisasi ini mereka malah lebih memilih hal lain ketimbang berliterasi. Dalam hal ini literasi dianggap bukanlah hal yang penting bagi mereka, mereka lebih mementingkan bermain gadget, menonton drama tayangan televisi, bahkan lebih menyukai mengakses live streaming di internet.

Hendaknya generasi milenial lebih sadar seberapa pentingnya berliterasi, karena kemajuan suatu Negara adalah tergantung dari orang – orang yang cerdas, berpengetahuan yang tinggi, berwawasan luas, dan seseorang yang dapat berkontribusi kearah yang lebih baik untuk Negara itu sendiri. Dalam upaya tetap cerminkan bahwa generasi milenial peduli akan budaya dan dapat mengembangkan Negara dengan pengetahuan yang telah mereka pelajari.

Generasi milenial juga harus belajar menganalisis sebuah informasi yang mereka dapatkan agar mereka tidak menerima informasi yang salah. Dengan demikian, hendaknya generasi melenial dapat menambah wawasan intelektual dan memiliki rasa ingin mengetahui lebih jauh terhadap sesuatu yang baru diketahui sebagai terapan literasi budaya. Generasi melenial memerlukan kemampuan berliterasi untuk mempertahankan identitas dan nilai bangsa dalam perkembangan globalisasi yang semakin bebas.

Upaya dalam menumbuhkan budaya literasi pada kalangan generasi milenial dalam kehidupan sehari - hari adalah sebagai berikut:

Mengadakan event - event literasi diperpustakaan, seperti mengadakan lomba - lomba sederhana.

a. Membudayakan membaca di sekolah.

b. Membentuk sebuah komunitas membaca.

c. Membiasakan menulis di buku harian, dll

Pada saat sekarang ini juga setiap Negara memberikan dukungan yang semakin besar terhadap keterampilan dalam berliterasi, seperti kebebasan pers dalam mengakses media digital, ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi guna untuk mempermudah seseorang dalam mengakses informasi yang diperlukan, dan meningkatnya jumlah perpustakan yang berkualitas. Bentuk upaya yang sudah ditumbuhkan usahakan agar tetap berjalan dan dijadikan sebagai kebiasaan yang dimana kegiatan tersebut di lakukan pada setiap harinya.

Pada era globalisasi ini melalui program Gerakan Literasi Nasional di Indonesia dapat menjadi hal yang peting untuk dikuasai di abad ke-21 oleh setiap masyarakat terutama generasi milenial, agar mereka dapat selalu tetap mencintai literasi dan ikut serta melestarikan kebudayaan Indonesia.

Mari berbudayalah, karena jika budaya tidak dilestarikan maka seiring dengan perkembangan zaman globalisasi kebudayaan itu akan lenyap dan terlupakan oleh banyak orang. Mari berliterasi, karena dengan kita berliterasi, maka kita akan mendapatkan pengetahuan sesuai dengan apa yang kita kerjakan dan akan berguna pada masa yang akan kita perlukan.

Penulis adalah Nur Hasanah Mahasiswa KPI Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Langsa

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.