Essay Serba-Serbi-Dizaman milenial 4.0 seperti
sekarang ini, rasanya sulit sekali memisahkan antara manusia dan handphone. Dimana
smartphone yang berfungsi sebagai alat komunikasi sudah mulaiberganti fungsi
menjadi alat hiburan. smartphone sekarang ini dianggap sudah menjauhkan yang
dekat dan mendekatkan yang jauh. Peristiwa ini dapat kita buktikan dimana dalam
kehidupan sehari-hari baik anak-anak maupun orang dewasa tidak bisa lepas dari
yang namanya smartphone bahkan saat berkumpul mereka lebih suka memainkan
smartphone dibandingkan berbincang-bincang dengan temannya.
Terutama pada anak-anak kecanduan smartphone
dirasa adalah hal yang cukup mengkhawatirkan karena seharusnya pada masa
anak-anak lah kreativitas seharusnya dibangun dan dikembangkan. Jangan sampai
karena kecanduan smartphone anak-anak kehilangan kreativitasnya.
Apalagi dizaman pandemi covid 19
seperti sekarang ini yang mewajibkan anak-anak untuk belajar dari rumah dan
belajar via online. Smartphone seakan-akan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi
anak-anak yang seharusnya jangan dulu menggunakan smartphone, karena meskipun
banyak sekali efek baiknya, smartphone juga banyak sekali efek buruknya.
Dalam hal ini banyak sekali orang
tua yang mengeluhkan tingkah laku anaknya yang berubah drastis semenjak
mengenal smartphone, misalnya saja anak menjadi malas dan tidak mau membantu
pekerjaan orang tuanya bahkan sampai ada yang melawan. Selain itu anak juga
kehilangan waktu bersama keluarganya dan hanya asyik sendiri pada smartphone
nya. Orang tua juga mengeluhkan bahwa anaknya yang biasanya hanya meminta uang untuk
membeli jajanan sekarang sudah mulai berani meminta uang untuk membeli kuota
internet.
Tetapi tidak dipungkiri bahwa
kecanduan smartphone pada anak juga merupakan kesalah dari orang tuanya, karena
saat ini ada fenomena dimana ketika anak menangis cara mendiamkannya adalah
dengan memberikannya smartphone sehingga itu adalaj titik awal anak menjadi
kecanduan Smartphone.
Terkadang ada terbesit rasa bersalah
dan pemyesalan di hati orang tua karena telah memberikan smartphone kepada
anaknya, namun mau bagaimana lagi mereka juga sadar bahwa smartphone pada
suasana pandemi covid 19 seperti saat ini merupakan alat untuk belajar. Jadi
mereka harus tetap memberikan handphone tersebut karena mereka juga tidak mau
anaknya ketinggalan pelajaran.
Bahaya menggunakan smartphone
terlalu lama bisa menyebabkan mata menjadi lelah, kelelahan pada mata
menjadikan mata menjadi kering dan memerah, terutama pada anak-anak mata lelah
ini sering sekali terjadi, sehingga sering kali kita melihat mata anak-anak
yang memerah setelah mereka menggunakan smartphone terlalu lama. Lalu sinar
biru pada smartphone juga bisa menghambat hormon melatonin yang seharusnya
membuat mata kita mengantuk. Karena terhambatnya hormon melatonin tersebut kita
menjadi tidak mengantuk dan susah tidur. Selanjutnya yang paling berbahaya
smartphone dapat menyebabkan kerusakan pada retina mata yang bisa mengganggu
penglihatan seperti pandangan buram, pandangan bergaris dan yang paling fatal
kehilangan pandangan atau kebutaan.
Dalam hal ini, peran orang tua
dirasa sangat penting dan sangat diperlukan, orang tua diharuskan mampu
mengatur dan menyeimbangkan waktu anak dalam dunia online dan dunia ofline,
jangan sampai anak kehilangan kreativitas karena kecanduan smatphone. Ketegasan
mungkin perlu diterapkan dalam hal ini, karena melihat banyak sekali dampak
buruk yang bisa ditimbulkan dari smartphone tersebut. Orang tua juga di
harapkan bisa merubah kebiasaan memberikan smartphone kepada anak yang menangis
sebagai alat penenang.
Namun walaupun harus bersikap lebih
tegas orang tua juga tidak bisa serta merta secara langsung melarang anaknya
bermain smartphone tanpa memberikan alternatif pengganti smartphone yang lebih
banyak dampak baiknya pastinya. Seperti bisa lebih memperkenalkan pada anak
permainan-permainan tradisional, karena tidak bisa dipungkiri bahwa anak zaman
dulu yang belum mengenal smartphone pun
memiliki kemampuan keterampilan yang baik dan tumbuh kembangnya juga tidak
terhambat.
Selain itu orang tua juga diharap
kan ke sportifitasannya, jangan sampai mereka yang melarang anak untuk
kecanduan smartphone malah mereka yang mejadi kecanduan dan tidak bisa lepas
dari smartphone. Orang tua juga harus mampu dekat dengan anak dan mencari tau
hobi anak yang bisa dikembangkan. Karena bagaimanapun kemampuan motorik
anak harus diasah dengan baik agar anak
tidak kehilangan kreativitasnya.
Anak-anak yang kecanduan smartphone
biasanya lebih suka dengan kegiatan tangan yang ringan. Seni macrame atau seni
membuat anyaman simpul dari tali kur atau tali jenis lain dapat dijadikan suatu
kegiatan yang bisa meningkatkan kreativitas anak. Selain karena cara
pembuatannya yang mudah, alat dan bahan yang digunakan juga mudah didapat dan
harganya terjangkau. Bahan utama yang digunakan adalah tali kur. Selain itu
untuk menambah kesan manis kita dapat menambahkan manik-manik atau sejenisnya.
Sedangkan alat yang biasa digunakan adalah gunting , stik kayu dan papan
landasan.
Selain memiliki nilai keindahan
banyak sekali pula benda yang bisa dibuat dalam seni macrame ini. Seperti
misalnya tas, gelang, hiasan dinding, dompet, gantungan kunci dan sebagainya.
Selain itu menyibukkan diri dengan seutas tali seperti
para penjelajah samudra di masa silam ternyata baik untuk kesehatan. Karena bisa
melemaskan otot-otot tubuh dan fikiran. Menurut CNN, hasil kajian The British
Journal of Occupational Therapy menyebutkan merajut atau aktivitas serupa
lainnya sangat ambil andi dalam mengurangi depresi. Karena ketika tangam sibuk
dan otak fokus, kita tidaj akan sempat memikirkan masalah-masalah dalam
kehidupan. Maka merajut, menenun atau bermain simpul dapat dikatakan atau
dijadikan salah satu tips untuk meembuat kita lebih tenang dan tidak cemas. Hal
ini menjadi sangat baik bagi anak yang psikologinya terganggu dan selalu merasa
cemas apabila sedang tidak menggunakan handphone.
Kegiatan yang dikerjakan dengan
repitisi yang berulang-ulang juga bisa membuat kita memiliki keahlian dan
kreativitas yang lebih matang dan juga lihai yang bisa meningkatkan tingkat
kepercayaan diri selain dapat meningkatkan kreativitas, seni macrame juga
memiliki nilai jual yang tinggi karena tergolong unik dan harus memiliki
keuletan dalam proses pembuatannya. Selain itu untuk proses pembuatannya kita
diberi kemudahan dengan adanya youtube, karena di youtube banyak sekali video
tutorial cara pembuatan berbagai macam barang dari tali kur sehingga dampak
baik dari smartphone bisa kita rasakan atau kita bisa belajar banyak jenis
simpul terlebih dahulu agar mempermudah dalam proses merangkainya menjadi suatu
benda.
Jadi menurut saya milenial tidak
harus dengan melulu candu terhadap suatu teknologi, karena seperti yang kita
tahu bahwa apapun yang berlebihan tidak selalu berdampak baik bagi kehidupan.
Tapi kita juga tidak boleh anti terhadap teknologi karena tidak dipungkiri
bahwa di zaman sekarang ini orang akan lebih punya harga jika menguasai
teknologi.
Pulisan: Selti Monica Firdayati Peserta KPM Tematik 2021 IAIN Langsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar