Breaking News
recent

Meningkatkan pengajian terhadap milineal di lingkungan kampung masjid manyak payed

 

Essay Serba-Serbi-Pengajian dalam bahasa Arab berasal dari kata Ta’allama Yata’allamu Ta’liman, dan orang yang mengajarkan di sebut dengan ‘Alim, yaitu seseorang yang memiliki ilmu, bagi seorang muslim pengajian atau ta’liman merupakan salah satu  ibadah yang di wajibkan.

Bagi sebagian orang menghadiri pengajian adalah cara yang ampun agar tidak membuang- buang waktu untuk hal-hal yang melalaikan dan tidak memiliki manfaat bagi diri sendiri.  namun bagi para muslim pada umumnya, menghadiri pengajian adalah salah satu jalan untuk menuntun diri agar meninggalkan perbuatan keji melalui penjelasan seorang ‘Aliim (yang mengajarkan Pengajian) secara lengkap berdasarkan dalil-dalilnya.

Di Kampong Mesjid, pengajian di lakukan di Dayah-dayah dan di Surau, biasanya jadwal mengaji di Dayah pada siang hari ditujukan untuk anak-anak yang masih belajar Juz’ama atau yang baru-baru belajar Al-Qur’an. Pada malam hari biasa nya dilakukan pengajian kitab-kitab Fiqih, seperti misalnya Al-Bajuri, Iannatut Thalibin, dan kitab-kitab lainnya. Sedangkan pengajian di Surau biasanya untuk ibu-ibu pada hari minggu dan untuk bapak-bapaknya pada malam harinya yaitu malam senin.

Pada saat ini, semua kecanggihan zaman semakin menyebar hingga ke plosok negeri, bahkan para anak muda yang seharusnya masih disibukkan dengan kegiatan mengasah diri dengan terus menimba ilmu, malah dilalaikan dengan media social. Para milenial sekarang enggan dan bahkan ada yang malu untuk menghadiri pengajian, mereka lebih senang ketika di ajak berkumpul di warung kopi menikmati Wifi serta membuang- buang masanya dengan berain Game Online yang bahkan tidak memberi manfaat atau dampak positif sedikitpun terhadap diri mereka sendiri.

 Yang lebih parahnya lagi mereka tidak mau menghadiri pengajian dan malah mengejek teman yang menghadiri pengajian. Mereka menganggap pengajian itu hanyalah untuk anak-anak saja, dan mereka menganggap bahwa menghadiri pengajian adalah sesuatu hal yang terlihat kuno.

Namun bagi sebagian pemuda tidak terlalu terpengaruh dengan anggapan yang demikian, dan berpendapat bahwa menghadiri pengajian itu memanglah penting dan merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang seperti yang dijelaskan oleh beberapa santri yang dimintai pendapatnya. “kenapa harus malu?, karena menurut saya mengaji itu adalah suatu kewajiban yang mana kewajiban tersebut tertuju kepada setiap orang, tidak itu untuk kali-laki, perempuan ataupun anak-anak maupun orang tua. Karena menuntuh ilmu itu tidak memangdang usia.”  Ujar Khairul Muna (19), yang merupakan salahsatu Santriwati Dayah Budiyah Al-Aziziyah Kampong Mesjid. Kemudian Khairul muna mengutarakan lagi “ untuk minder gak sih, kenapa harus minder? Karena mengaji itu kan suatu kebutuhan, kebutuhan sehari-hari malah, kayak misalkan kita shalat tapi kita gak ngaji, gimana caranya kita tau bagaimana tata cara shalat yang benar. Kalo misalnya kita shalat tapi tidak di landasi ilmu, maka kayak sia-sia aja gitu dan gak diterima juga kan shalat kita… pesan saya untuk semua orang yang ada diluar sana, terkhusus untuk para muda mudi, ayoooo,, mulai dari sekarang kita mengaji dan jangan pernah merasa minder atau mali untuk mengaji.”

Mengaji adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim, dan untuk belajar mengaji tidaklah dilihat dari segi usia.  “ menurut saya mengaji itu merupakan suatu kewajiban dan kebutuhai kita sebagai umat islam, dan saya tidak merasa minder karena memang sudah menjadi kewajiban kita untuk menuntut ilmu kan kita disuruh menuntut ilmu dari buayan hingga ke liang lahat. Dan bagi teman-teman lain yang belum mengaji usahakan untuk mengaji karna itu kewajiban, dan meninggalkan pengajian merupakan dosa besar.” Ujar Ramadhan (20), merupakan salah seorang Santriwan  Di Dayah Budiah Al-Aziziyah.

Era millennial seharusnya menjadi pendobrak semangat para pemuda maupun pemudi untuk terus belajar, dikerenakan sudah dipermudah dengan kecanggihan digital dalam berbagai hal, bukan malah lalai menghabiskan waktu hamper seharian penuh untuk bermain game online. “ Untuk saat ini minat mengaji remaja di Kampong Mesjid sangat minim, hal ini dapat dilihat dari setidaknya di Kampung masjid ini ada Tiga Dayah, yang dikatakan remaja adalah anak yang sudah bersekolah SMA dan seterusnya, yang kita lihat remaja yang mengaji ada namun sangatlah sedikit. Kampung Mesjid memanglah masih perkampungan dan jauh dari kota, namun pengaruh gadget ataupun social media, saya lihat pun remaja-remaja di Kampung Mesjid Khususnya banyak yang menghabiskan waktunya untuk bermain game yang tidak bermanfaat.” Ujar Teungku (Ustadz) Wali Alkhalidi, yang merupakan seorang guru di salah satu Dayah Di kampong Mesjid.

Meningkatkan pengajian di suatu tempat tentu tidak hanya guru dan murid saja yang berperan, melainkan harus di support juga oleh masyarakat sekitar dan kepala desa, agar usaha untuk meningkatkan pengajian khususnya di Kampong Mesjid menjadi lebih maksimal lagi. “ sampai sekarang pengajian remaja di Kampong Mesjid berjalan dengan lancer dan tidak ada halangan apapun. Dan pada saat pandemic seperti sekarang ini pun tidak mempengaruhi kegiatan aktifitas pengajian. Kemudian untuk mensupport kegiatan pengajian di Kampong Mesjid ini, kami memberikan honor kepada guru-guru pengajian setiap bulan, tetapi kami bayar setahun sekali. Pesan saya pengajian di Kampung Mesjid haruslah meningkat dan jika ada kendala apapun kami usahakan semaksimal mungkin agar berjalan dengan baik.” Penjelasan M.Junet, Bapak Datok ( Kepala Desa ) Kampong Mesjid.

Pengajian adalah suatu kewajiban dan merupakan salah satubentuk kegiatan yang memiliki nilai ibadah, ada banyak sekali manfaat dari segi ibadah dimana yang awalnya kita beribadah karena meniru tanpa berguru, kita hanya tau apa saja yang dilakukan, dan bahkan terkadang meskipun kita mengikuti orang lain belum tentun yang kita lakukan benar. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengaji mendalami fiqih agar ibadah kita tidak sia-sia.

Jangan terpengaruh dengan ungkapan menghadiri pengajian itu kegiatan yang kuno, karena kita misalkan saja dalam ibadah shalat, ketika kita mengaji kita akan diajarkan bagai mana gerakan yang benar, bagaimana urutan yang benar, apa dasar hukum nya, memua akan kita ketahui. Dan ketika diteliti dan di hubungkan dengan perkemangan sains sekarang ternyata setiap urutan dan gerakan dalam shalat memiliki kesingkronan yang sangat besar, dan sangat banyak manfaat nya bagi kesehatan manusia.

Penulis : Raihan Izzatur Rahmah, Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Langsa, Program Studi Hukum Keluarga Islam, KPM-DR Berbasis Media Sosial

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.