Essay- Pembelajaran Daring? Kata yang sudah tidak asing lagi disebutkan ketika mendengar kata pembelajaran daring, kata yang membuat para masyarakat ingin mengeluarkan harapan “ kapan berakhir dan hilangnya Pandemi Covid-19”
Salah satu penyakit yang terus meningkat persentasenya
saat ini dan menimbulkan kecemasan bagi masyarakat adalah penyakit yang
ditularkan atau disebabkan oleh virus yaitu Coronavirus atau Covid-19. Penyebaran
virus yang begitu cepat banyak menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat. Bentuk
khawatir serta cemas pada masyarakat terjadi
pada segala bidang tampa kata terkecuali pada bidang pendidikan.
Pandemi Covid-19 memaksa setiap individu tampa memandang
usia tua atau muda untuk memahami makna kehidupan serta dipaksa untuk saling memahami dan saling peduli antar sesama
makhluk hidup. Banyak tantangan yang dihadapi pada masa Covid-19 terutama dalam
bidang pendidikan.
Tantangan yang dihadapi pada masa Covid-19 dalam bidang
pendidikan adalah dilaksanakannya pembelajaran Daring. Pelaksanaan pembelajaran
yang sudah ditentukan sesuai dengan himbauan Menteri Pendikan dan Kebudayaan
Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijaksanaan Pendidikan dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Diseae (COVID-19). Pembelajaran daring dilaksanakan karena pendemi Covid-19 yang memaksa untuk melakukan
physical distancing (menjaga jarak) dan
social distancing (pembatasan social)
yang awalnya terdengar asing, akan tetapi sekarang menjadi kalimat yang sangat
familiar untuk disebutkan. Physical
distancing dan social distancing
di terapkan guna untuk menghidari penyebaran
serta memutuskan tali rantai penyebaran Covid-19.
Pembelajaran yang dilakukan secara daring seharusnya
membuat pada masyarakat khususnya para pelajar menjadi lebih kreatif dan dapat
menciptakan ide-ide kreatif baru dalam proses pembelajaran. Mengapa demikian ?
karena pada pembelajaran daring para pelajar dituntut untuk mencari
informasi-informasi serta pengetahuan tambahan dari penjelasan yang disampaikan
oleh seorang pendidik. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan fakta yang
ada, banyak para pelajar yang tidak paham dengan materi pembelajaran, serta
banyaknya kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran daring.
Kendala yang membuat para pelajar tidak paham akan materi bahkan para pelajar
tidak dapat mengikuti proses pembelajaran adalah perlunya alat komunikasi yaitu
Handphone, kualitas sinyal serta
kouta internet yang dimiliki oleh para
pelajar.
Pada pembelajaran daring alat komunikasi yang sangat
diperlukan adalah Handphone.
Handphone merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan saat pembelajaran daring.Bukan
hanya handphone yang menjadi
kebutuhan pokok dalam pembelajaran daring akan tetapi terdapat kebutuhan tambahan yang diperlukan para pelajar saat pembelajaran
daring yaitu sinyal dan kouta internet,
semua kebutuhan ini harus dilengkapi agar pembelajaran daring dapat berjalan
dengan maksimal.Akan tetapi semua kebutuhan dalam pembelajaran daring yaitu handphone, kualitas sinyal serta adanya
kouta internet tidak dapat terpenuhi semuanya saat pembelajaran daring.
Tepatnya di Dusun Muda Usaha Desa Ingin Jaya Kecamatan
Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Banyak para pelajar bahkan bukan hanya para
pelajar orang tua juga ikut merasakan dampak dari pembelajaran daring yang
dilakukan selama masa pandemi Covid-19. Menurut orang tua pelajar di Dusun Muda
Usaha ” Handphone dalam proses pembelajaran selama pandemi saat ini sangat
diperlukan. Bukan hanya handphone sinyal yang mendukung serta kouta internet
pun harus ada, akan tetapi yang menjadi kendala sebagai orang tua yang mendampingi
anak belajar dan menginginkan anaknya menjadi sukses, bidang perekonomian tidak
mendukung. Handphone diwajibkan harus ada tetapi uang untuk membeli handphone serta kouta internet tidak ada,
pihak sekolah hanya memberikan paket belajar sesuai kebutuhan dan paket
tersebut tidak dapat digunakan selama berbulan-bulan, sedangkan pembelajaran daring dilaksanakan selama
berbulan-bulan bahkan tahun. Orang tua bisa membelikan anak handphone untuk
belajar akan tetapi uang yang digunakan
untuk membeli handphone adalah uang untuk makan sehari-hari, dan untuk
mengatasi kesulitan dalam membeli handphone pun orang tua harus mencari
pinjaman kepada pihak-pihak yang memberikan pinjaman. Setelah anak sudah
dibelikan handphone kendala yang terjadi adalah kualitas sinyal pada handphone.
Jaringan yang susah didapatkan di desa Ingin Jaya dusun Muda Usaha merupakan masalah lagi
pada proses pembelajaran”. “ Ujar ibu Rukiah”
” Proses pembelajaran daring sangat-sangat sulit buat
dijalanin, walupun sulit tetapi sudah menjadi keharusan yang harus dikerjakan
atau dilakukan oleh anaknya. Yang menjadi kendala dalam pembelajaran daring
yang dirasakan adalah kualitas sinyal. Kualitas sinyal yang bisa dikatakan
buruk, Dapat menghambat proses pembelajaran, Apalagi ketika listrik padam dan
proses pembelajaran daring sedang berlangsung, sinyal bisa dikatakan tidak ada
sama sekali. Hal tersebutlah yang benar-benar membuat ibu ayati menjadi
prihatin dalam menghadapi proses pembelajaran Daring yang sedang dilakukan oleh
anaknya”.”ujar ibu Ayati”
Pembelajaran daring benar-benar tidak dapat berjalan
dengan maksimal jika kebutuhan dalam
pembelajaran daring tidak ada. Ketetuan kehadiran berdasarkan list hadir
pelajar yang dikirim melalui media pembelajaran daring seperti WhatsApp Group, Classroom, bahkan Zoom.
Pelajar tidak dapat mengisi absensi jika kebutuhan pembelajaran daring seperti handphone, Sinyal bahkan kouta internet
tidak ada. Pelajar tidak dapat mengikuti proses pembelajaran,yang mana jika tidak mengikuti pelajaran semua materi
yang harusnya para pelajar kuasai tidak akan dapat dikuasai bahkan dapat
dikatakan para pelajar akan tertinggal
dengan semua materi yang diberikan oleh para pendidik, Hal tersebutlah yang akan menambahkan angka kebodohan
semangkin meningkat.
Dengan begitu tidak adanya handphone,
kualitas sinyal serta kouta internet saat pembelajaran daring sangat-sangat
memberikan dampak pada para pelajar seperti :
1.
Tertinggalnya
materi pembelajaran
2.
Pengaruh
pada absensi kehadiran
3.
Menurunnya nilai raport
4.
Kurangnya Interaksi antara guru dan siswa
Dampak
dari tidak adanya kebutuhan yang harus terpenuhi saat pembelajaran daring
tersebut membuat para masyarakat ingin mengungkapkan harapan agar adanya
bantuan baik dari pemerintah dan sekolah. Bantuan yang dapat membantu para pelajar
agar para pelajar dapat mengikuti pembelajaran secara daring dengan maksimal. Dan
semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu dan hilang serta tidak ada lagi
penyebaran-penyebaran Covid-19 seiring dengan berlakunya kebijakan pemerintah
yang telah memberlakukan New Normal.
Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula yaitu pembelajaran
dilaksanakan secara langsung dan adanya interaksi langsung antara guru dan
siswa.
Penulis: Risjki Apridawati, Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). IAIN Langsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar