Breaking News
recent

PEMBERDAYAAN DAUN NIPAH DI GAMPONG LHOK SEUNTANG

 

Essay- Nipah adalah sejenis palem yang tumbuh dilingkungan hutan bakau atau daerah pasang surut dekat tepi laut dan dikelompokkan kedalam tanaman hutan magrove. Pohon nipah berbentuk rimpang dengan daun yang tumbuh ke atas dan kulit yang mengkilap, ketika muda permukaan kulit nipah berwarna hijau, namun seiring berjalan proses pendewasaan berubah menjadi coklat tua. Nipah ini memiliki banyak kegunaan seperti pohon kelapa, mulai dari bisa dijadikan untuk rokok, atap rumah,dan dijadikan dinding rumah oleh orang-orang dulu, lidinya juga bisa dijadikan anyaman,sapu lidi dan tali. Nipah ini juga memiliki buah yang sangat enak untuk dimakan begitu saja tanpa olahan apapun, dan biasanya buah nipah ini diolah menjadi kolang-kaling pada saat ingin memasuki bulan ramadhan. Tak hanya untuk kolang-kaling buah nipah juga bisa dimasak menjadi kolak yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Dan sekarang-sekarang ini ada yang menjual buah nipah yang diolah menjadi jus. Pelepah daun nipah juga bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar. Dan masih banyak manfaat lainnya dari nipah ini yang mungkin tidak dilakukan semuanya oleh penduduk disini, seperti nipah bisa dijadikan sebagai manisan, bisa juga dijadikan sebagai tepung.

Masyarakat di Gp.Lhok Seuntang memanfaatkan nipah sebagai salah satu mata pencaharian penduduk disini. Karena daun nipah yang sudah dipisahkan dari lidinya dan dijemur yang akan diolah menjadi rokok, itu dibeli dengan kisaran harga Rp.8000/kg. tak hanya daunnya saja yang dibeli tetapi lidi dari daun nipah yang sudah dikeringkan juga dibeli dengan harga Rp.3000/kg. mereka melakukan kegiatan itu setiap hari mulai dari memotong nipah setelah itu dikupaslah kulit ari nya dan kemudian dijemur hingga memutih sampai benar-benar kering dan menggulung dengan sendirinya menyerupai rokok yang sangat sederhana,proses menjemur membutuhkan waktu 3 hari untuk benar-benar kering, dan kemudian dijualkan kepada pembeli, dan sipembeli itu mengolahnya menjadi daun rokok dengan diasapkan pakai belerang terlebih dahulu dalam suatu ruangan yang tertutup tanpa bisa masuknya angin sedikitpun, karena jika angin bisa masuk kedalamnya akan membuat daun rokok itu menjadi memerah dan tidak dapat digunakan, setelah diasapkan pakai belerang daun rokok ini dijemur kembali hingga sangat kering dan kemudian nantik diikat menjadi gulungan kecil yang panjang dan dipotong-potong seukuran panjangnya rokok biasa, setelah itu baru dikirimkan sampai keluar kota.

Setiap hari para bapak-bapak mencari sendiri nipah dihutan bakau yang disebut dengan ‘koh pucok’ (memotong pucuk), daun nipah yang belum mengembang atau pucuk. dan ada juga yang membeli dari orang lain karena keberadaan pohon nipah yang jauh dari pemukiman warga disini. Nipah yang masih utuh ini dijual dengan harga Rp.1000/batang untuk yang ukuran kecil, dan Rp.1500/batang untuk ukuran yang besar. Dan para ibu-ibu yang mengerjakan tugas mengupas dan menjemur nipah tersebut hingga bisa dijual. Terkadang bapak-bapak disini juga mengonsumsi sendiri rokok daun nipah ini dengan menambahkan sedikit tembakau kering.

Dengan adanya pengolahan nipah di lingkungan masyarakat daerah Gp. Lhok Seuntang maka perekonomian masyarakat disini jadi lebih terbantu. Walaupun pada saat pandemi ini mengalami sedikit penurunan harga dari harga biasanya. Walaupun terjadi penurunan harga masyarakat disini tidak berhenti mencari dan mengolah daun nipah tersebut. Dominan penduduk disini mengolah nipah sebagai rokok daun, lidinya dijadikan sapu lidi dan anyaman,dan daun yang sudah tua dijadikan atap rumah. tak hanya itu daun yang sudah tua juga bisa dimanfaatkan untuk membuat tempat untuk ayam memeram telur, hal ini sering dilakukan oleh ibu-ibu di daerah sini.

Penulis: Nurlatifah

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.