Breaking News
recent

STOP BULLYING! Berdampak Pada Dunia Pendidikan

Ilustrasi by : Google
Essay - Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangan pelajar yang berbudaya dan berkarakter didalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Di zaman sekarang ini banyak  remaja yang mencari keributan atau melakukan tindakan bullying terhadap teman tanpa diketahui permasalahannya bahkan sampai mengakibatkan pertikaian dan kekerasan dan mungkin sampai berhadapan dengan hukum. Hampir setiap tahun muncul beragam macam kasus kenakalan pelajar berupa kekerasan, tauran, bullying, serta beragam tindakan kriminalitas lainnya.

Bersama peduli bullying dan cegah bullying, bullying merupakan tindakan satu orang atau lebih untuk menyakiti atau menontrol oranglain dengan cara kekerasan. Menurut KBBI bullying atau perundungan adalah pemakaian kekejaman, intimidasi, ataupun tekanan untuk mengintimidasi orang lain. Hal tersebut melingkupi tekanan secara lisan ataupun fisik pada korban atas dasar ras, keahlian, agama, gender dan kuasa. Aksi bullying pasti sudah tidak asing lagi terdengar didunia pendidikan. Menurut Rigby dalam Astuti, bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti, hasrat ini diperlihatkan dalam sebuah aksi yang menyebabkan seseorang menderita. Aksi tersebut dilakukan secara langsung atau tidak langsung oleh seseorang atau berkelompok yang lebih kuat dan tidak bertanggung jawab. Aksi tersebut biasanya akan berulang dan dilakukan dengan perasaan senang.

Apakah bullying hanya terjadi dengan tindakan kekerasan saja? Tentu tidak, mari mengenal jenis-jenis bullying. Yang pertama yaitu bullying Verbal, biasanya tindakan yang dilakukan berupa julukan nama, celaan, kritikan kejam, penghinaan sosial budaya dan sosial ekonomi. Yang kedua yaitu bullying Fisik, berupa tindakan memukuli, menendang, mencekik, menampar, atau merusak barang-barang milik korban. Yang ketiga yaitu bullying Rasional, tindakan pengabaian, pengucilan, atau penghindaran. Yang keempat yaitu bullying elektronik, yang dilakukan melalui sarana elektronik seperti computer, smartphone, website, dan sebagainya.

Faktor pemicu terjadinya bullying juga tidak jelas, ada yang hanya mengandalkan kata senioritas, konflik diantara yang bersangkutan, pernah mengalami hal serupa, karena rasa ketidaksukaan terhadap seseorang atau hanya ingin menunjukan kekuasaan. Orang yang dianggap lemah atau aneh akan diperlakukan dengan tindakan kekerasan atau bullying. Sekitar 60% di-bully karna fisik, dan 80% menonton, menyoraki atau ikut mem-bully, dan hanya 20% yang membela bila ada kawan yang di-bully. 

Mengalami bullying tentu bukan pengalaman yang mengenakan untuk siapapun, mau itu cuma dikata-katain, dipermalukan atau dikucilkan secara sosial. Baik secara langsung atau online pasti berdampak negatif dan ada kemungkinan bakal terjadi kenangan buruk untuk kita yang di-bully nantinya.  

Apakah bullying hanya terjadi didunia nyata saja? Tidak, tindakan pem-bullyan juga bisa terjadi melalui media sosial, hanya dengan ketikan jempol mereka dapat merusak mental dan psikis seseorang. Ingat jempolmu harimaumu.

Sebab munculnya faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pelaku bullying yaitu faktor diri seperti lingkungan keluarga yang kurang harmonis, kurang rasa perhatian dari orangtua, kurang identitas atau kontrol diri yang lemah, pernah jadi korban bullying, lingkungan pertemanan yang negatif. Jadi, sebenarnya peran orangtua juga sangat penting dalam dunia pendidikan anak tidak hanya diberikan tanggung jawab kesekolah. Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi korban bullying yaitu rasa takut yang berlebihan, kurang terbuka pada orang tua dan orang lain, tidak berani melaporkan pada pihak sekolah atau pihak yang berwajib, kurang percaya diri, dan memiliki ciri fisik yang berbeda dengan yang lain. Faktor yang menyebabkan sekolah menjadi tempat bullying yaitu kurang memiliki respon yang cepat dalam mengatasi permasalahan bullying, kurang ketatnya pengawasan terhadap siswa, sosialisasi tentang bullying pada siswa kurang. 

Bullying memiliki dampak negatif dan positif, tetapi bullying memiliki dampak negatif yang lebih besar daripada dampak positif yang diakibatkan oleh tindakan para bullying. Dampak negatif dari bullying yaitu terjadinya tekanan mental terhadap korban serta kecemasan dan kepanikan, rintihan kesehatan fisik misalnya sakit kepala sakit perut dan ketegangan otot, rasa tidak terlindung saat waktu di lingkungan sekolah, penyusutan semangat belajar dan performa akademis. Dampak positif dari bullying seperti terpengaruh akan memperlihatkan potensinya agar tidak dihina lagi, terpengaruh akan mengoreksi diri sendiri.  

Beberapa contoh kasus bullying yang terjadi di pendidikan Indonesia, pada 9 November 2016 Siswi SMA Tegal dipukuli puluhan kakak kelas saat jam pelajaran, pada 1 Agustus 2017 Siswi Riau bunuh diri karna di-bully, pada 8 Agustus 2018 Siswa SD di Grobogan depresi akibat bullying, pada 5 September 2019 Siswa SMA di Pekanbaru di-bully hingga tulang hidung patah, pada 22 Januari 2020 Gara-gara cukur alis, Siswi SMA di Ogan Ilir jadi korban “Bully” gurunya, pada 6 Februari 2020 Jari siswa SMP di kota Malang diamputasi akibat bullying.  

Mari cegah tindakan bullying dengan melakukan beberapa tindakan yaitu dengan cara jangan memberi pelaku kesempatan, jangan sendirian cobalah bergaul atau berkumpul bersama teman, hindari dekat dengan pelaku bullying dan jangan memancing perkara dengannya, tampilah percaya diri dan jangan tampil sebagai orang yang lemah, beranilah untuk melapor dan bercerita kepada orang dewasa. Sebagai saksi kita juga bisa melakukan tindakan pencegahan dengan cara berilah peringatan kepada pelaku, jangan hanya diam saja bersama rangkul dan dukunglah korban bullying, bertindaklah dengan mencari bantuan untuk korban atau lapor depada orang dewasa, terus dampingi korban dan bertindak sebijaksana dalam menghadapi pelaku. 

Sangat disayangkan aksi tersebut masih terus terjadi dikalangan dunia pendidikan, baik dikalangan pelajar maupun mahaiswa. Peran orangtua dan guru harus lebih ditingkatkan lagi dalam pengawasan untuk mencegah tindakan kekerasan atau bullying terjadi. Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya bullying, baik itu jadi pelaku atau korban, karena tindakan bullying bukan hanya dilakukan  dengan kekerasan tetapi hanya dengan mengata-ngatai juga termasuk tindakan bullying. Menjahili mungkin menyenangkan, tetapi kita harus mengetahui batas-batas dalam bergurau dan bercanda bersama teman agar kita tidak termasuk kategori pelaku bullying dan tidak ada lagi yang namanya korban bullying. Semua orang berhak berpendapat, tetapi berpendapat seperti apa? Karena berpendapat dan menjatuhkan itu dua hal yang jauh berbeda. Stop bullying!

Penuli : Mutiara Miska Mahasiswi Prodi Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (IAIN Langsa)
Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.