Essay - Ikan cupang, ya ikan kecil yang sering jadi hiasan dan aduan dengan beraneka ragam warna dan jenis ini belakangan tengah naik daun semenjak pandemi corona.
Pada awalnya cupang merupakan ikan air tawar yang berasal dari Genus Betta yang habitat asalnya adalah negara asia tenggara salah satunya indonesia, ikan cupang dibagi dalam tiga golongan yaitu cupang hias,cupang aduan dan cupang liar. Karaketristik ikan cupang juga unik dan agresif ketika mempertahankan teritori wilayahnya. Sebenarnya trend memelihara ikan ini telah populer sejak lama namun kembali naik daun lagi pada tahun 2020 tepat nya semenjak wabah corona masuk ke indonesia. Hmm, berbicara tentang virus corona ini tak akan ada habisnya, virus ini berdampak terhadap semua sektor kehidupan, salah satunya yang paling terasa adalah sektor ekonomi. Hal itulah yang juga dirasakan oleh masyarakat Sidodi Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa. Mereka harus memutar otaknya untuk dapat menghasilkan pendapatan selama masa pandemi ini, salah satunya adalah dengan memanfaatkan kepopuleran ikan cupang.
Karena kepopulerannya belakangan ini banyak masyarakat mulai membudidayakannya seperti halnya di Gampong Sidodadi . Banyak warga sekitar yang mulai melirik ikan ini disamping hanya sebagai hobi dan tengah booming, juga menjadi peluang usaha untuk membantu perekonomian yang sedang dalam masa resesi kala pandemi corona ini. Harga jual yang tinggi dan peminat dari ikan ini yang datang dari berbagai kalangan baik kalangan atas maupun bawah juga menjadi salah satu alasan, bagaimana tidak harga untuk perekor ikan ini di bandrol dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah tergantung dari jenis, corak dan kualitas ikannya.
Ikan cupang ini juga memiliki daya tahan yang cukup baik sehingga tidak perlu perawatan khusus dan mahal dalam memelihara nya seperti ikan air laut. Hanya memerlukan tempat kecil atau botol bekas tanpa memerlukan aerator (mesin oksigen). Untuk pakan ikan ini bisa menggunakan pelet dan jentik-jentik, namun warga sekitar gampong sidodadi menggunakan pakan alamiah yang gratis dan mudah didapat yaitu jentik-jentik yang biasanya ditemukan dalam selokan atau tempat genangan air untuk wadah ikan biasanya warga sekitar menggunakan botol air mineral bekas. Makanya sudah menjadi pemandangan yang wajar ketika melihat warga sekitar yang berada di selokan dengan membawa saringan bukan hanya pada siang hari saja tapi bahkan juga pada malam hari, dan hal ini secara tidak langsung menjaga lingkungan dari sampah botol plastik dan pengurangan jumlah populasi nyamuk karena pengambilan jentik-jentik sebagai pakan alami ikan.
Untuk pembudidayaan ikan ini tidak terlalu sulit, pertama-tama dimulai dengan menentukan indukan ikan yang layak dan sudah dalam fase matang atau siap di kawinkan, peternak juga sering melakukan kawin silang ikan cupang agar mendapat hasil yang diinginkan misal, peternak menginginkan ekor yang besar dengan body ikan yang juga besar maka biasanya akan menggunakan indukan dari jenis Halfmoon dan Giant. Setelah itu siapkan tempat pemijahan dengan air yang bersih yang diletakkan daun ketapang selama semalaman. Peletakan media tanaman air dalam wadah pemijahan juga penting untuk menjadi tempat perlindungan anakan ikan yang baru menetas. Setelahnya masukan ikan cupang jantan dan biarkan sampai dia membuat gelembung udara dan barulah dimasukkan ikan betina dan diamkan sampai proses pemijahannya selesai. Saat proses pemijahan selesai dapat dilihat dengan ada nya telur yang berada di gelembung udara tersebut dan ikan betina diangkat karena proses penjagaan telur dilakukan oleh ikan jantan, telur yang telah dibuahi membutuhkan waktu tiga hari untuk menetas dan diberi makan kutu air, setelah berumur dua minggu angkat ikan jantan dan anak ikan sudah bisa dipindahkan ketempat yang lebih luas untuk pembesaran, pada saat sudah lebih dewasa barulah ikan cupang bisa di pisahkan sesuai dengan jenis kelaminnya karena jika tidak dipisahkan maka ikan cupang yang berkelamin jantan akan bertarung.
Salah seorang warga yang telah berhasil membudidayakan dan menjual ikan cupang ini adalah Bang Dedi yang merupakan salah seorang peternak dan penjual ikan cupang yang ada di gampong Sidodadi, berawal dari hanya sekedar hobi memelihara ikan cupang dan sekarang mulai berubah menjadi sebuah usaha yang sangat menjanjikan, mulai merintis usaha sejak corona dan ikan cupang menjadi booming. Dikarenakan peminat ikan cupang yang makin bertambah dalam sehari Bang Dedi dapat menjual 50 ekor lebih ikan cupang dimulai dengan harga Rp.10.000-250.000.
Awal memulai usahanya bang Dedi membeli ikan dari medan namun setelah itu mulai mencoba membudidayakan sendiri dan berhasil. Menurutnya membudidayakan ikan cupang tidak sulit kesulitannya ketika pemasaran dikarenakan sudah banyak yang membudidyakan ikan cupang jadi persaingan makin banyak. Ikan yang dijual nya pun tidak terbatas hanya untuk hiasan saja namun juga untuk ikan cupang kontes, bang Dedi juga mengikuti beberapa kontes ikan cupang dan telah mendapatkan tiga buah tropi. Karena pemintat ikan cupang yang banyak permintaan pasar akan aquarium pun juga miningkat, sehingga pesanan untuk aquarium juga bertambah ungkapnya.
“Mulai usaha nya sih bulan januari belakangan semenjak ikan cupang booming, dari situ perekonomian terbantu lah seminggu bisa dapat Rp.600.000 an dan peminat nya juga banyak dari buruh bangunan, polisi dan TNI. Ujar Dedi salah satu penjual ikan cupang."
Itulah cerita tentang boomingnya ikan cupang dimasa pandemi ini yang sedikit membantu ekonomi masyarakat khususnya masyarakat Sidodai Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa. Memang Corona merupakan wabah penyakit yang mematikan, bagaimana tidak banyak orang yang telah meninggal di dunia akibat virus ini, selain itu imbasnya terasa hingga di indonesia, dimana virus ini juga menyebabkan sektor kehidupan yang hancur mulai dari bidang pendidikan dan perkonomian. Namun, selain membawa sisi negatif, virus ini juga membawa sisi positif dimana jatuhnya sektor ekonomi atau pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh virus ini, menuntut masyarakat untuk berpikir kreatif memutar otaknya untuk mencari penghasilan agar dapat melangsungkan hidupnya. Dimana salah satunya adalah dengan membudidayakan ikan cupang untuk menopang kehidupan ekonominya.
Hmmmm, semoga masa pandemi ini cepat berlalu agar semua kembali menjadi normal seperti sediakala, amiinnn....
Penulis : Khalid Mawardi adalah Mahasiswa Prodi KPI
IAIN Langsa, Peserta KPM Tematik 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar