Foto : (Doc.Istimewa) |
Zawiyah News | Serba Serbi - Di Indonesia
industri pangan sering dipandang
sebelah mata. Beberapa makanan
tradisional yang dikerjakan oleh
pengusaha-pengusaha
kecil, banyak yang
hanya sekedar mengemas dan melupakan
fungsi-fungsi
dari sebuah kemasan dalam
persaingan pasar saat ini. Padahal di era global ini, persaingan
dagang semakin
ketat dengan masuknya produk-produk
asing yang memiliki kemasan
yang menarik dan harga yang bersaing.
Membuat
produk
Indonesia kalah bersaing dalam mendapatkan
kepercayaan
dari konsumen
akan kualitas produk. Kerupuk
adalah salah satu makanan khas
Indonesia yang diminati
banyak
orang.
Baik
dari golongan menengah
kebawah
hingga dari golongan menengah
ke
atas. Mulai dari anak
kecil hingga orang dewasa. Tidak heran,
sampai
saat ini
bisnis kerupuk masih banyak diproduksi dengan peminatnya yang semakin banyak.
Kerupuk adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung
tapioka dan dicampur bahan perasa seperti udang dan ikan. Kerupuk sering
dijadikan makanan selingan, pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti
nasi goreng, gado-gado, bubur ayam, soto dan lain sebagainya, bahkan bagi sebahagian
orang menganggap bahwa kerupuk sebagai lauk makan sehari-hari. Kerupuk biasanya
dijual di dalam kemasan yang belum digoreng (kerupuk mentah) atau ada juga yang
djual di dalam kemasan yang sudah digoreng (kerupuk matang).
Ada dua jenis kerupuk yang dikenal dimasyarakat,
yaitu
kerupuk dengan bahan
baku nabati (seperti; kerupuk
singkong, kerupuk bawang, kerupuk
puli, rempeyek, rengginang, kerupuk gendar, kerupuk aci,
kemplang, rengginang, emping melinjo
dan kerupuk
dengan tambahan bahan pangan
hewani (seperti; kerupuk
udang,
kerupuk ikan dan kerupuk kulit (jangek/rambak).
Kerupuk kulit atau yang sering dikenal
dengan kerupuk jangek merupakan kerupuk yang tidak dibuat dari adonan tepung
tapioka, melainkan dibuat dari kulit sapi, kerbau, kelinci, ayam atau kulit
ikan yang sudah dikeringkan. Kerupuk jangek merupakan salah satu jenis kerupuk
yang diolah dan dijadikan makanan warisan nenek moyang asli Indonesia. Awalnya
kerupuk jangek ini hanya dikenal di masyarakat Sumatera dan Jawa, namun seiring
perkembangan zaman yang begitu pesat, kini kerupuk jangek sudah dikenali di
seluruh Indonesia.
Kerupuk
jangek adalah salah satu jenis kerupuk
olahan makanan warisan
nenek moyang asli Indonesia. Umumnya kerupuk ini hanya dikenal
oleh masyarakat
Sumatra
dan
Jawa. Dengan perkembangan yang begitu
pesat kini kerupuk jangek bisa kita temukan dimana saja.
Pada umumnya,
bahan baku kulit yang digunakan dalam pembuatan kerupuk ini
menggunakan
kulit kerbau dan sapi. Tapi para pengolah lebih
cenderung
menggunakan kulit sapi, karena
kulit sapi ini paling mudah
didapatkan
dipasaran. Kulit merupakan bagian dari hewan yang kurang dimanfaatkan
oleh
masyarakat Indonesia sebagai bahan baku pangan. Namun, kulit dapat diolah kembali menjadi makanan
sehingga menjadikan
suatu kesempatan untuk melakukan
kegiatan usaha dalam pembuatan kerupuk jangek dan
berpeluang
besar untuk memasuki perdagangan dipasar.
Di Kota Langsa pada umumnya sudah banyak
pengusaha yang
menjalankan
usaha kerupuk jangek ini.
Bahkan menjadikan makanan ini sebagai salah satu oleh-oleh
khas daerah.
Seperti
yang dilakukan
oleh salah seorang pengusaha dari
Gampong Sukarejo Kota Langsa yang sudah sekian tahun menjalankan
usahanya. Berbagai macam jenis kendala
yang didapati dari persaingan pasar yang
dialami pengusaha
ini
dengan pengusaha lainnya, membuat pengusaha ini
melakukan
inovasi-inovasi
baru dalam menjalankan usahanya. Seperti membuat
ciri
khas dari produk kerupuk jangeknya, hingga
memberikan kemasan yang
menarik dari produknya itu sendiri.
Kerupuk
jangek adalah salah satu makanan ringan yang
bersumber dari kulit kerbau dan sapi pilihan yang telah diolah
secara tradisional
untuk dapat langsung
di konsumsi.
Kerupuk jangek ini juga sangat
baik
untuk mereka yang mengalami gejala
penyakit
mag. Kerupuk Jangek ini juga
dapat di masak dalam aneka masakan
sayur-sayuran
dan
lain-lain.Teksturnya
agak keras dan aromanya masih berbau agak amis. Namun perlu diketahui,
bahwa
mengkonsumsi
kerupuk jangek ini sangat baik. Karena begitu banyak
serat dan
vitamin yang terkandung didalamnya. Berikut adalah proses pembuatan
kerupuk jangek:
Perebusan, Langkah
awal dalam proses pembuatan kerupuk
jangek dengan
cara
perebusan ini
adalah memilih kulit
yang berasal dari
kerbau jantan muda. Kulit Kerbau tersebut di potong
menjadi 4
s/d 6 bagian untuk
memudahkan dalam proses pembersihan. Setelah kulit kerbau di potong, kemudian
di
rendam dalam air
panas
beberapa saat sampai bulu pada kulit dapat dengan
mudah di kelupas dengan
tangan. Kemudian
kulit kerbau dikeluarkan
dari air panas dan selanjutnya membuang
semua bulu pada kulit kerbau dengan menggunakan parang. Setelah
proses pembersihan,
selanjutnya kulit
kerbau kembali di potong dengan ukuran
kartu
pos
atau 5cm x 20cm untuk
memudahkan proses masak selanjutnya.
Kulit kerbau yang
telah dipotong-potong dimasak dalam wadah masak selama 15 menit atau sampai warna
kulit kerbau tersebut berubah mendekati putih bening (tidak pucat).
Pencincangan, Kulit Kerbau yang telah
masak, kulit bagian dalam dibersihkan dan selanjutnya dipotong-
potong dengan ukuran 1cm x 5cm atau sesuai selera.
Penjemuran,
Sebelum kulit kerbau
ini
di jemur, terlebih dahulu kulit ini di
cuci bersih dan di beri garam secukupnya.
Jika cuaca cukup panas, maka waktu penjemuran
cukup membutuhkan waktu 3
hari. Salah satu tanda kulit kerbau sudahcukup kering adalah kulit
kerbau sudah sangat keras.
Penggorengan, Proses penggorengan
Kerupuk Jangek ini
dilakukan 2 (dua) kali untuk dapat
dikonsumsi. Penggorengan awal dengan
cara
merendam
dalam minyak goreng
dengan api kompor kecil, setelah beberapa waktu dan kerupuk mulai mengembang,
api
kompor dapat di besarkan
untuk
memercepat kerupuk mengembang. Kerupuk yang
telah mengembang dapat di
angkat dan di tiriskan, kerupuk
akan
kembali mengecil. Langkah selanjutnya
adalah menggoreng kerupuk untuk dapat dikonsumsi,
penggorengan
ke-2 ini dapat
dilakukan seperti menggoreng kerupuk pada umumnya.
Upaya
dan
kendala dalam pemasaran yang dilakukan
pengusaha
kerupuk
jangek dalam meningkatkan produktivitas usaha di Gampong Sukarejo tergolong bervariasi, Mulai dari
memasarkan ke warung-warung kecil,
rumah makan
dan toko oleh-oleh
daerah.
Bahkan memiliki toko sendiri dalam memasarkan
kerupuk
jangeknya. Ada 2 jenis produk kerupuk jangek yang di jual oleh pengusaha
di Gampong Sukarejo yang pertama kerupuk
yang telah selesai diolah 100%, kedua kerupuk setengah jadi, yaitu kerupuk yang hanya
sampai padaproses penjemuran
hanya tinggal di goreng. Kendala yang ditemui pengusaha didapatkan dari persaingan yang ada di
pasaran. Karena sudah banyak
yang menjalankan usaha kerupuk jangek ini di Kota
Langsa dan juga dari
memasok kerupuk jangek ke rumah makan. Karena sistem yang diterapkan oleh orang rumah makan
dirasa merugikan pengusaha.
Penulis adalah Anisa Fitri, Mahasiswi Prodi PGMI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Langsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar