UMKM di sudut lapangan merdeka kota langsa (Docs.Istimewa) |
Zawiyah
News | Opini - Terik matahari mulai memuncak ada
segelintir orang harus bersiap untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga,
tanpa mengenal lelah mereka menekuni usaha yang kadang tidak mendapatkan untung
seberapa.
Pandemic merubah
segalanya, bagaikan petir disiang hari kehadiran pandemic membuat mereka kalang
kabut, pemberlakuan PPKM mengharuskan mereka menutup lapaknya lebih awal.
Pandemic membuat keresahan tersendiri bagi pelaku UMKM juga, karena selain
menyerang kesehatan, wabah ini juga menghambat perekonomi bukan hanya tingkat
negara tapi dalam skala dunia.
Sebagai seseorang yang
sudah sejak lahir tinggal di Kota Langsa tentu pemandangan dan aktivitas
sehari-hari tidak lepas dari pelaku UMKM. Disisi lain UMKM dapat menyerap
tenaga kerja dalam skala yang besar mengingat jumlah penduduk di Kota Langsa
yang banyak sehingga dengan adanya keberadaan UMKM sendiri dapat mengurangi
tingkat pengangguran dan kemiskinan.
Kota Langsa sendiri
terletak di pesisir pantai timur di Provinsi Aceh yang merupakan hasil
pemekaran wilayah dari kabupaten aceh timur pada tanggal 21 juni 2001
berdasarkan undang-undang nomor 3 tahun 2001 ibukotanya adalah Langsa Kota yang
berjarak kurang dari 400 km dari Kota Banda Aceh.
Kota Langsa sebelumnya
berstatus kota Administratif sesuai dengan peraturan pemerintah No.64 tahun
1991 tentang pembentukan kota Administratif Kota Langsa terkenal sebagai Kota
pendidikan, kota perdagangan, Kota kuliner/makanan, dan Kota Wisata.
Kota Langsa merupakan
daerah tropis yang selalu dipengaruhi oleh angin musim, sehingga setiap tahun
ada dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan dan
kemarau biasanya terjadi secara acak sepanjang tahun. Meskipun perubahan cuaca
sering, curah hujan rata-rata pertahun berkisar dari 1500 mm sampai 3000 mm.
Sedangkan, suhu udara rata-rata berkisar antara 28 derjat sampai 32 derjat
Celcius dan kelembaban relatif rata-rata 75%.
Hal yang akan saya bahas
disini yaitu UMKM yang terletak di Kota Langsa tepatnya di Lapangan Merdeka
Kota langsa. Dimana Lapangan Merdeka Kota Langsa sendiri terletak di jantung
Kota yang menjadi titik pusat Kota Langsa.
Masyarakat Kota Langsa
dan sekitarnya memanfaatkan Lapangan Merdeka Langsa sebagai tempat bersantai
dengan keluarga. Dimana tempatnya sendiri dekat dengan para UMKM yang berjualan
disekitarnya jadi memudahkan masyarakat untuk membeli. UMKM sendiri memiliki
makna sebagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Namun, jangan salah si kecil ini
memiliki kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian.
Perkembangan UMKM di kota
langsa terus meningkat yaitu sebesar 28,32 % pada tahun 2016. Secara umum
pertumbuhan perekonomian di Kota Langsa tidak terlepas dari kontribusi UMKM. Berdasarkan
data badan pusat statistik 2016 sektor UMKM mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 102.678 jiwa. Sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan
kemiskinan di Kota Langsa.
Dalam pengembangan UMKM
langkah ini tidak semata merupakan langkah dari pemerintah saja tapi bisa UMKM
itu sendirilah yang dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Banyak masyarakat
sekitaran Kota langsa maupun masyarakat diluar kota langsa berjualan disekitaran
Lapangan Merdeka. Hal ini menjadikan mata pencarian bagi mereka sendiri dimana
dari dengn berjualan tersebut digunakan untuk bertahan hidup di tengah pandemi
ini sendiri. Semenjak pandemi para pedagang jugak merasakan efek terhadap
pendapatan mereka sendiri.
Dari hasil wawancara yang
telah saya lakukan dari beberapa pedagang disekitaran kota langsa salah satunya
Pak Pradhika Pramudya salah satu penjual makanan yang menjual sosis goreng.
Beliau menyebutkan biasanya pendapatan per harinya mencapai 200 ribu sampai 300
ribu per hari. Namun, terjadi penurunan semenjak covid-19 dan di berlakukannya pembatasan
aktivitas pada malam harinya. Pendapatan Pak Pradika sendiri semenjak pandemi
hanya sekitaran 100 ribu sampai 200 ribu saja.
Di sisi lain salah satu
hasil wawancara saya juga dengan pelaku UMKM lainnya ibu Maryam salah satu
penjual jajanan kecil yaitu makaroni iya menyebutkan pendapatan per bulannya
biasanya sebelum pandemi covid ini dari hasil penjualan yaitu sekitar 2 sampai
3 juta menjadi kurang dari 2 juta saja.
Harapannya
semoga pandemic lekas pergi dan perekonomian segera membaik dan usaha yang
dijalankan pedagang memberikan penghasilan yang cukup bagi mereka untuk
bertahan hidup ditengah rumitnya roda kehidupan saat ini. Kita sebagai masyarakat hendaklah membantu
orang-orang disekitar dengan membeli barang yang mereka jual. Dengan itu kita
juga membantu perekonomian untuk orang disekitar dengan hal kecil yang kita
lakukan.
Penulis adalah Lia Fitria, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Langsa.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.