(Docs.Istimewa) |
Variabel yang akan dianalisis yaitu
indeks pembangunan manusia di kabupaten langkat dan kabupaten aceh tamiang.
VARIABEL ANALISIS : IPM. (Docs.Istimewa) |
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM
dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur
panjang dan sehat, pengetahuan, dan
kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas
karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka
harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan
digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensihidup layak
digunakan indikator kemampuan daya belimasyarakat terhadap sejumlah kebutuhan
pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai
pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.
Komponen Indeks Pembangunan Manusia kabupaten Langkat
1. Angka
harapan hidup
Angka
Harapan Hidup (AHH) pada waktu lahir merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun
yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Pada tahun 2015-2020 harapan
hidup dikabupaten langkat mengalami penaikan setiap tahunnya. Ditahun 2015
mencapai 67.63, ditahun 2016 67.79, ditahun 2017 67.94, ditahun 2018 68.22,
ditahun 2019 68.59, ditahun 2020 68.80. itu berarti semangkin lama semangkin
meningkat tingkat angka harapan hidup di kabupaten langkat.
2. Rata-Rata
Lama Sekolah
Rata-rata
lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15
tahun keatas dalam menjalani
pendidikan formal. Pada tahun 2015-2020 tingkat lama sekolah di daerah
kabupaten langkat memiliki angka yang meningkat, dari tahun 2025-2020 meningkat
sebesar 42.5% itu berarti semangkin lama semangkin banyak tingkat sekolah lama
di daerah kabupaten langkat.
3. Pengeluaran
Riil per Kapita yang disesuaikan
UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan
Produk Domestik Bruto (PDB) riil yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam
menghitung standar hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita
riil yang disesuaikan dengan formula.
Indeks
pembangunan manusia (IPM) di tahun 2015-2017 jumblah IPM di kabupaten langkat
semangkin meningkat di 2015 mencapai 68,53 dan terus meningkat sampai di 2017
mencapai 69,82. Dan ditahun 2018-2020
begitu juga IPM di setiap tahunya terus meningat. Di 2018 mencapai 70.27, di
2019 70.76, di 2020 71.00 itu berarti tingkat Ipm setiap tahunya terus
meningkat. Dan begitu juga di Kabupaten Aceh tamiang IPM juga meningkat dari
tahun 2015-2020. Ditahun 2015 mencapai 67.03, di 2016 mencapai 67.41, di 2017 mencapai 67.99, di 2018
mencapai 68.45, di 2019 mencapai 69,34 dan di 2020 mencapai 69.24.
Tetapi
Di 2018-2019 tingkat IPM kabupaten aceh tamiang mencapai 69,34 dan di 2020
terjadi penurunan menjadi 69.24. itu berarti di aceh tamiang terjadi tingkat
penurunan sebesar 1%. Jika dibandingkan dengan kabupaten langkat yang IPMnya semangkin meningkat setiap
tahunya dan berbeda dengan aceh tamiang yang terjadi penurunan sebesar 1%. Itu
berarti IPM kabupaten langkat dengan IPM aceh tamiang yang lebihunggul adalah
IPM kabupaten langkat.
Dampak/akibat
terjadinya penurunan di kabupaten aceh tamiang pada priode 2019-2020
dikarenakan Selama periode 2019-2020, seluruh komponen pembentuk IPM mengalami
peningkatan kecuali pengeluaran per kapita. Pengeluaran per kapita mengalami
penurunan akibat dampak dari pandemic Covid-19 yang terjadi sejak pertengahan
Maret hingga Desember 2020.
SOLUSI
Cara
meningkatkan IPM di suatu daerah yaitu diantaranya, Membangun sekolah unggulan
di daerah kota sampai di pedalaman dan memperbarui sistem pendidikan agar minat
anak anak untuk sekolah juga semangkin meningkat karena banyak sekolah-sekolah
yang bagus. Memperbaiki sarana kesehatan dan mendorong masyarakat untuk selalu
mengonsumsi makanan bergizi, Mendorong dan memotivasi masyarakat agar terus
berusaha dengan membuka usaha. Tetapi, tergantung masyarakat itu sendiri kalau
dari jumblah penduduknya harus dibarengin dengan SDM kalau tidak ada SDM maka sama saja PDRB tidak tinggi.
Penulis adalah Putri Wulandari, Mahasiswi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, prodi Perbankan Syariah
sumber : https://www.bps.go.id/
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.