Breaking News
recent

Curamnya Batu Katak, dan Cerita Orangtua Dalam Tragedi 6 Tahun Silam

Foto Bersama Saat Menggunakan Pakaian Adat Gayo (docs. Istimewa)


Zawiyah News |Tampor Paloh-Pengabdian Masyarakat adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Secara umum program ini dirancang oleh berbagai universitas atau institut yang ada di indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Kegiatan Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

Bentuk-bentuk kegiatan Pengabdian Masyarakat:

1. Bakti Sosial

2. Mengajar

Perguruan Tinggi wajib untuk menyelenggarakan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, selain melaksanakan pendidikan sesuai dengan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20. Dalam pasal tersebut ditegaskan bahwa Pengabdian Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika dalam mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Rasa terimakasih saya kepada panitia pelaksana pengabdian masyarakat, yang telah menentukan tempat mengabdi yang sangat luar biasa berkesan. Serta rasa syukur yang sebesar-besarnya, sehingga dapat mengenal seluruh penududuk Desa Tampur Paloh, sedikit banyaknya mengetahui desa tetangga seperti tampur boor dan desa melidi. Dimana setelah empah puluh lima hari penulis beserta tim menjalani kegiatan di Desa Tampur Paloh, dan membangun rasa sosial serta kekeluargaan yang sangat mendalam. Sedikit saya jelaskan, Desa Tampur Paloh ini terletak di Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh. Penduduk Tampur Paloh juga berasal dari suku asli Gayo, dan adapun kegiatan sehati-hari didesa ini adalah bercocok tanam dan sebagainya. Desa tampur Paloh ini hanya dapat dijangkau melalui sungai dengan menggunakan boat. 

Batu katak adalah jalan/aliran sungai yang akan dilewati sebelum ataupun sesudah menuju Tampur Paloh, sedikit banyaknya warga Tampur Paloh yang melewati sungai Tamiang ini menjadi korban kerugian saat melintasi jalan “batu katak”, bahkan menelan korban akibat benturan yang diterjang oleh gelombang sungai yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan boat terbalik. 

Menurut kejadian lalu yang terlewati pengalaman terpahit yang diceritakan orang tua di desa Tampur Paloh:

Sedikit kisah melewati jalur disekitar “batu katak”, pada tahun 2016 pernah terjadi musibah yang menakutkan warga tampur paloh maupun desa lain yang melintasi “batu katak”. Pada tahun tersebut dikirimkan beberapa guru kontrak dari Bandung yang dikirimkan ke desa Tampur Paloh dan sekitarnya, guru kontrak dari Bandung tersebut pergi ke Kuala Simpang untuk membeli peralatan mengajar dan juga berbelanja beberapa kebutuhan pokok, namun saat perjalanan kembali tepatnya di jalan “batu katak” boat yang ditumpangi mengalami musibah kemudian terbalik dan kebetulan beberapa dari guru tersebut tidak bisa berenang, sebagian tak kuasa melawan arus sungai yang begitu deras. Iapun hanyut sampai tak terselamatkan. Pilu bercampur saat orang tuanya tak kuasa menahan dirinya saat mendengar putrinya tewas terbawa arus sungai yang melewati “batu katak”. 

Begitu juga dengan dengan sopir boat yang mengakhiri hidupnya dengan meninggalkan istri serta anak yang sangat kecil pada saat kejadian tersebut. Setelah kejadian tersebut, seluruh warga desa Tampur Paloh, melidi, dan tampur boot berinisiati intuk membuat jalan pintas dari pinggir sungai demi keselamatan penumpang. 

Apabila sedang banjir para penumpang bisa diturunkan dipinggir jalan “batu katak” sehingga bisa melewati dengan berjalan kaki melalui pinggiran sungai. 

Tetapi dibalik cerita kurang lebih enam tahun silam, tidak menyusutkan niat kami untuk melanjutkan pengabdian di desa Tampur Paloh, meski sedikit menenganggakan, bahkan sebagian dari kami sampai menangis ketika melalu perjalanan “batu katak” empat puluh lima hari yang kami jalanai selama di desa Tampur Paloh, adapun kegiatan rutin kami yaitu, mengajar disekolah SDN Tampur Paloh, dan sebagian di sekolah merdeka. Kemudian di sore hari kami mengajar ngaji adik-adik di desa, Membuat taman baca sebagai pertinggal dari kami, membantu gotong royong masyarakat, ikut serta dalam tradisi masyarakat, mengadakan rangkaian acara menyambut HUT RI, seperti: Upacara kenaikan bendera, penurunan, lomba-lomba, panjat pinang yang menyenangkan, dan pembagian hadiah yang dinanti-nanti.  

Meskipun “batu katak” yang kata nya menyeramkan (ya memang menurut saya) dibaliknya terdapat desa yang menyenangkan dan penuh inspirasi dan harapan di dalamnya, semoga kita bisa bertemu kembali. Salam sayang untuk warga desa Tampur Paloh.



(Firda Ananda)

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.