Breaking News
recent

Mari Mengukir Prestasi Sedini Mungkin

Zawiyah News | Tidak ada kata “terlalu dini” dalam hal mengukir prestasi. Ungkapan tersebut nampaknya sangat cocok dengan raihan atau penghargaan yang di peroleh aqila “si anak lincah”, Aqila mendapatkan panggilan tersebut pada usia 8 tahun tiga bulan usai meraih prestasi juara 1 Tari Tradisi antar sekolah dan juara FLS2N Tari Kreasi tingkat Sekolah Dasar. Setelah mendapatkan dua prestasi yang di dapatkan aqila ini, ia sungguh kelihatan tekun sekali untuk terus belajar dengan giat untuk mengasah bakat yang sudah di dapatkannya sejak dini. Setelah di cari informasi mengapa aqila ini sungguh lincah dalam bertari, dan cepat menangkap gerakan gerakan yang diberikan oleh pelatihnya, di karenakan sedari dia masih di bangku taman kanak-kanak bakat yang dia punya sudah terlihat perlahan-lahan. Mulai dari dia suka memperhatikan atau melihat langsung setiap event yang diadakannya lomba tari atau pada saat mengikuti ibunya sedang menghadiri acara-acara yang diikuti ibunya. Nah disetiap acara tersebut pasti ada pembukaan acara yang di awali dengan tarian daerah biasanya, jadi disitulah dulu aqila sangat tertarik pada seni tari. Hingga akhirnya sekarang ia menjadi anak yang berprestasi pada bidang seni tari.

Kota Langsa juga memiliki aset terbaik bagi bangsa yakni anak muda yang bernama Shintya Fahra Nafisa. Gadis kelahiran Kota Langsa tahun 2002 ini mendapatkan gelar grand masternya pada usia 15 tahun 7 bulan. Nafisa adalah sebutan panggilan namanya ini juga merupakan pemegang rekor provinsi sebagai capten pemain bola voli yang mampu mengalahkan 18 team pemain bola voli lain pada kompetisi atau event cabang olah raga mana saja yang diikuti oleh teamnya. Atas prestasinya di bidang bola voli, Nafisa memperoleh penghargaan dari sekolahnya yaitu membiayai masa pendidikannya selama Sekolah Menengah Atas hingga 3 tahun berjalan.

Belum lagi kisah bocah asal Aceh Tengah, Mirza Al Qautsar, yang memperoleh tiga penghargaan di lain provinsi yakni Aceh Timur, Bireun, Banda Aceh pada usianya yang ke sepuluh tahun. Mirza memperoleh penghargaannya itu di bidang tahfidz Al-Qur’an. Sebelumnya ia juga telah mencuri perhatian public karena berhasil menjadi lulusan terbaik di tempat ia menempuh pendidikannya.

Ada lagi yang masih hangat baru-baru ini yakni Arief Hidayatullah, pemuda berusia 24 tahun asal Kota Langsa, kini sedang berkiprah mengembangkan bakat dan karirnya di ibu Kota Jakarta. Arif saat ini menggeluti bakatnya di dunia fashion sejak 2020 lalu, dan tinggal di Pajak Raya, Kecamatan Larangan, Kota Tanggerang Banten. Putra kelahiran 28 Agustus 1998 itu, merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Azhar dan Ratni. Arief termotivasi menggeluti karir di bidang fashion dan desainer untuk dapat membantu keluarga dan orang lain.

“Saya meyakini ada satu orang dalam setiap keluarga, yang akan mengangkat martabat dan menjadi orang yang punya tugas lebih untuk dapat membantu keluarga,” kata pemuda yang bercita-cita jadi pengusaha itu.

Arief memiliki hobi di bidang fotografer, menulis dan mendesain, sehingga dirinya mencoba menuangkan ide-ide menjadi sebuah karya seni dalam bentuk fashion.

“Kendala yang signifikan tidak ada, hanya saja rasa kecewa saat sebuah karya yang susah payah dibuat tidak dihargai, namun itu tidak membuat aya menyerah. Karena saya yakin usaha yang tepat dan tekat yang kuat akan mengantar kita pada mimipi-mimpi yang kita fikir tidak mungkin sekalipun,” ungkap pemuda yang besarnya di Kota Langfsa tersebut. 

Arief memiliki sejumlah prestasi, diantaranya juara lll lomba foto Rcyh Water, menjadi pemateri atau Keynote Speaker Virtual International Student Konference On Islamic & Positive Psychology. 

Juara lll kategori top Muslim Fashion Preneur di ajang ISEF 30 Oktober 2021 di JCC bersama tim dibawah naungan CB Management.

Masih di Kota Langsa lagi murid kelas 5a Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Langsa, Syakirah Farah Jazilah, berhasil meraih medali emas pada ajang Olimpiade PAI Nasional tingkat SD/MI se-Indonesia. Olimpiade ini diikuti oleh 450 orang diselenggarakan oleh Prisma Cendekia Foundition Bandung, sejak 25 hingga 26 Juni 2022 lalu. Guru Pembimbing MIN 4 Langsa, Hendrawan, Jumat (1/7/2022), menyampaikan, untuk mendali emas yang diraih Syakirah Farah Jazaliah sebelumnya harus bersaing peserta Olimpiade lainnya seluruh Indonesia.

Menurutnya, prestasi diraih anak didiknya di ajang nasional ini menjadi kebanggaan luar biasa bagi sekolah khususnya. Keberhasilan Syakirah Farah Jazilah dalam event nasional ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi murid MIN 4 lainnya untuk terus belajar agar mampu bersaing di kancah nasional. Syakira anak kedua dari pasangan M Syafrizal dan Gita Girasti ini, masuk dalam ajang olimpiade Nasional tingkat SD/MI yang bertajuk “Prisma Islamic Competition. Prestasi yang diraih Syakirah ini sekaligus membuktikan bahwa MIN 4 memiliki daya saing tingkat nasional.

“Dengan raihan emas ini juga diharapkan semakin memotivasi Syakirah dan juga anak didik lainnya agar lebih giat belajar,”tutupnya.

Beberapa contoh pemuda pemuda berprestasi di atas setidaknya membuktikan jika tidak ada kata terlalu dini atau terlalu cepat dalam mengukir prestasi. Prestasi tidak harus selalu dimulai langsung dari sesuatu yang besar, mengukir prestasi dapat dimulai dari sekedar menekuni hobi dengan serius. Bila menyukai akademik, amak berprestasilah dibidang akademik. 

Bila memang tidak menonjol di bidang akademik, namun ahli dibidang olahraga maupun bidang seni maka tekunilah. Tidak ada hal yang lebih menenangkan dibandingkan  berprestasi dibidang yang kita sukai. Terlebih lagi bagi siswa-siswa sekolah menengah atas, prestasi di luar nilai sekolah merupakan point plus tersendiri pada saat seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN. 

Oleh karena itu, mari kita berlomba-lomba dalam mengukir prestasi mulai sejak dini. Tunjukkan bila bangsa ini memiliki masa depan yang cerah lewat pemuda pemudinya yang berprestasi!



(Riski Mayang Murni)

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.