Breaking News
recent

Bahasa Arab Menyapa di Pelosok Desa


Zawiyah News | Penggunaan bahasa tak luput dalam kehidupan. Selain sebagai alat komunikasi dan interaksi antar manusia, bahasa juga digunakan sebagai penyampaian pikiran manusia dan tak jarang digunakan untuk beribadah. Begitu banyak bahasa di dunia ini yang dapat menyatukan kita dengan orang lain dari berbagai dunia. Sebagai manusia yang beragama islam tentu tak luput dari penggunaan bahasa arab. Bahkan selain sebagai bahasa agama, bahasa Arab juga merupakan bahasa resmi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan kedudukan bahasa Arab di Indonesia adalah bahasa asing yang dinilai sulit untuk di pelajari.

Dalam pandangan umat muslim, Bahasa Arab merupakan bahasa yang mulia. Bahasa Arab sebagai bahasa Al Quran dan Hadist menjadi pendorong pentingnya menguasai bahasa Arab bagi masyarakat. Namun banyak umat muslim yang mampu membaca Al Quran dan hadist tetapi tidak mampu memahami makna atau kandungan yang terdapat di dalam Al Quran dan Hadist karena kurangnya pendidikan bahasa Arab. Dan itu lah masalah yang dihadapi oleh masyarakat Desa Alur Selalas kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang terutama bagi anak-anak sebagai generasi muda yang tentunya sangat memerlukan pendidikan Bahasa Arab sejak dini. Desa yang terletak di kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang ini  dihuni sekitar 180 Kepala Keluarga dan terbagi dalam 3 dusun. Ada 1 SD/Sederajat  dan 1 TK namun tak ada sekolah menengah di desa tersebut sehingga para orang tua harus mengirim anak –anak mereka keluar desa untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mereka harus berkendara dengan sepeda motor sekitar 30 – 45 menit dengan jarak tempuh sekitar 12 KM dan dengan kondisi jalan yang berbatu. Ini merupakan hal biasa bagi mereka. Namun jika sudah hujan, maka akses jalan sulit untuk dilalui dan tak jarang mereka meliburkan diri karena jalan yang sulit bahkan tak bisa untuk dilalui. 

Selain karena terletak di pelosok dan minimnya pendidikan bahasa Arab bagi anak-anak, Bahasa Arab juga dinilai sebagai bahasa yang rumit sehingga sulit untuk di pelajari. Berdasarkan penilaiain tersebut, bila ditelaah kembali dari struktur bahasa, bahasa arab memang memiliki struktur dan susunan kata yang sulit di pahami jika tidak menggunakan metode yang tepat. 

Permasalahan di Desa Alur Selalas inilah yang akhirnya mendorong penulis untuk mengadakan program pembelajaran bahasa Arab bagi anak-anak. Penggunaan metode yang tepat sangat mempengaruhi respon anak terhadap pembelajaran bahasa Arab. Program ini diikuti sekitar 20 anak dan dilaksanakan di 3 dusun desa Alur Selalas yaitu dusun Pipa, dusun 39, dan dusun Titi Tiga. Pelaksanaan program pembelajaran ini di lakukan di masjid dan di balai pengajian.Untuk pembelajaran awal, penulis mengenalkan mufradat (kosa kata) yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, penulis menggunakan beberapa metode yaitu metode talaqqi, metode menghafal dan diselingi dengan ice breaking agar anak tidak merasa bosan dalam masa pembelajaran. Penerapan ice breaking di dalam pembelajaran juga bertujuan untuk menarik minat dan melatih konsentrasi anak untuk mengikuti pembelajaran. Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pembelajaran adalah penulis menulis mufradat di papan tulis dan membaca nya diikuti oleh anak-anak. Setelah itu, untuk menarik perhatian anak-anak, penulis menulis 3-5 mufradat di sebuah kertas kecil berwarna yang digulung, lalu dibagikan kepada anak-anak. Setelah semua anak mendapatkan kertas gulungan tersebut, mereka menghafalnya. Setelah menghafal, penulis menyuruh semua anak untuk berbaris ke belakang dan menanyakan kembali mufradat yang telah mereka hafal secara bergantian dan memberikan hadiah kecil berupa pulpen dan snack jika mereka mampu menghafal dan mengucapkan mufradat dengan baik dan benar.

Penggunaan metode ini mendapat respon baik dari anak-anak. Mereka bisa belajar sambil bermain dan mendapat hadiah setelah menguasai pembelajaran. Pemberian hadiah ini lah yang akhirnya mendorong anak-anak untuk menghafal mufradat. Selain mendapat respon baik dari anak-anak, program ini juga mendapat respon baik dari masyarakat. Pak Tumiran dan Ibu Sukasih selaku warga Desa Alur Selalas mengatakan, program ini sangat membantu para orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Karena minimnya pendidikan yang diberikan oleh orang tua, mereka cenderung mengirim anak-anak mereka keluar desa untuk menempuh pendidikan yang lebih baik. Dan mereka berharap program ini ada di setiap tahun agar anak-anak desa Alur Selalas mendapat pendidikan Bahasa Arab yang lebih baik.

Pembelajaran bahasa Arab dengan metode ini diharapkan menambah pembendaharaan kosa kata dan mampu mengkomunikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar. Selama pelaksanaan program ini, penulis mengalami beberapa kendala yaitu waktu yang tidak menentu dalam pembelajaran karena menyesuaikan kegiatan anak-anak di luar program dan sedikitnya anak yang datang jika turun hujan. 


Penulis : Inka Kharisma (1022019023) 

Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Langsa

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.