Breaking News
recent

Perkembangan Kuliner Mie Aceh di Kecamatan Rantau Desa Durian Pasca Konflik

Gambar Salah Satu Masyarakat Kampung Durian Yang Menjual Mie Aceh

Zawiyah News | Kampung Durian merupakan salah satu gampong yang ada di Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Indonesia. Kampung Durian kategori kampung menuju ke daerah perkotaan, jalan Kampung Durian merupakan jalan lintas kecamatan dengan jarak tempuh kira-kira 15 menit.

Banyak hal yang melatarbelakangi munculnya konflik yang berkepanjangan di Aceh, mulai dari pertentangan pemikiran antara kaum agamis, sekuler, dan kaumnasionalis, himgga kekecewaan terhadap pemerintah pusat yang kurang memperhatikan kesejahteraan rakyat Aceh yang mengakibatkan kesenjangan sosial yang bergejolak antara masyarakat lokal dan masyarakat pendatang. Lahirnya kelompok-kelompok seperti DI/TII dan GAM merupakan wujud pemberontakan rakyat terhadap pemerintah pusat. Konflik bersenjata antara TNI dan GAM telah mengukir sejarah kelam ditanah rencong. Pada era orde baru daerah Aceh dieksploitasi sumber daya alamnya tanpa disertai dengan peningkatan kualitas ekonomi bagi masyarakat Aceh itu sendiri. Pemerintah pusat di masa itu pernah menetapkan wilayah Aceh sebagai DOM (Daerah Operasi Militer) antara tahun1989-1998, tujuannya adalah untuk mengontrol pembangunan dan mengantisipasi gangguan yang timbul karena tentangan dari masyarakat Aceh. Namun hal ini justru semakin memperparah keadaan hingga memakan banyak korban sipil dan pelangaran HAM.

Berakhirnya pemerintahan orde baru tidak lantas menghentikan pertikaian tersebut, sehingga konflik ini terus belanjut hingga masa reformasi. Dari masa ke masa berbagai upaya ditempuh pemerintah Indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Aceh, namun tampaknya hal ini tidak menemui titik terang. Barulah pada saat pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono, suatu peristiwa besar kembali mempersatukan para pihak yang bertikai. Musibah tsunami pada tahun 2004 di Aceh telah membuka mata para tokoh GAM dan pemerintah pada saat itu, sehingga di gelarlah perundingan damai, dan puncaknya adalah penandatanganan Memorandum Of Understanding ( MOU) oleh perwakilan dari tokoh GAM dan Pemerintahan Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.

Konflik di suatu daerah pastinya membawa trauma tersendiri bagi masyarakat di wilayah yang mengalami, begitu pula bagi rakyat Aceh.sejarah panjang perdamaian konflik di Aceh telah mengundang perhatian berbagai masyarakat. Peristiwa ini telah memperkenalkan Aceh kepada dunia luar, hingga ke mancanegara. Perdamaian di Aceh menciptakan perubahan positif bagi kehidupan masyarakat Aceh. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan yang baik di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya.         

Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin tumbuh pesat dan semakin pula membuat para pelaku usaha untuk bekerja keras mengelola usahanya agar dapat menyaingi para kompetitornya. Pelaku usaha harus bekerja keras dalam menunjang usahanya dari berbagai aspek, salah satunya adalah menguasai hal-hal yang berkenaan dengan perilaku konsumen, agar dapat mempertahankan pelanggannya.

Dewasa ini, Mencicipi kuliner menjadi trend dikalangan masyarakat. Beragam-ragam makanan mudah untuk ditemui didaerah-daerah. Hampir disetiap sudut kota bisa dijumpai pengusaha yang menjajakan makanan dan minuman, mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari, karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan tubuhnya sebagai sumber tenaga untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Keputusan pembelian sangat penting untuk dibahas dalam dunia pemasaran, dikarenakan ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu produk atau jasa, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah atas pembelian suatu produk atau jasa. Mie Aceh adalah makanan / kuliner tradisional dari Aceh yang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Mie Aceh juga sudah terdapat di kota-kota besar di Pulau Jawa. Aceh memang unik, tidak hanya dari segi adat dan budayanya, sederet makanan khas juga dimiliki oleh provinsi yang berada di ujung Sumatera ini. Tengok saja beberapa kuliner yang sangat terkenal dari Aceh seperti Ayam tangkap, kopi Aceh, Kuah Pliek U, Kuah Asam Keung, atau Mie Aceh.

Mengingat ke belakang tentang sejarah Mie Aceh, ternyata kuliner khas Serambi Mekah ini tidak lepas dari pengaruh budaya lokal Aceh sendiri serta budaya asing di masa lalu. Dulunya Aceh dikenal sebagai daerah pintu keluar masuk serta pelabuhan utama di wilayah Sumatera dan sekitarnya.

Mie Aceh adalah masakan Mie kuning pedas khas Aceh berbahan Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie Aceh tersedia dalam dua jenis, Mie Aceh Goreng (digoreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (sup). Biasanya ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis. Mie ini bukan hanya digemari oleh masyarakat yang berasal dari Aceh saja namun juga diminati oleh etnis-etnis lainnya yang ada di seluruh Indonesia. Peminat makanan ini pun sangat beragam, dari anak-anak, mahasiswa, pegawai, hingga orang tua juga menyukainya. Mie Aceh pun sangat nikmat disantap dalam kondisi yang baru saja dimasak. Aroma yang begitu memikat dipadu dengan kentalnya racikan bumbu yang khas.

Kombinasi kuah kari kental serta rempah yang kuat pada Mie Aceh dipengaruhi oleh masakan India, sementara bahan dasar Mie Aceh yakni ‘mie’ sendiri merupakan kuliner khas dari Tionghoa, kemudian tambahan daging kambing atau sapi merupakan pengaruh nilai dan budaya Islam yang dibawa dari Aceh. Untuk daging hewan laut seperti cumi dan udang, merupakan penambahan makanan karena secara geografis Aceh dikelilingi oleh lautan seperti Selat Malaka. Perpaduan budaya-budaya ini akhirnya melahirkan Mie Aceh sebagai kuliner khas Aceh.

Perbedaan utama mie Aceh dari  mie  daerah-daerah lain terletak pada racikan bumbu yang lebih tajam dan kaya akan rempah-rempah. Racikan bumbu yang relatif lebih banyak di dalam setiap porsi mie Aceh membuat rasa bumbu-bumbu ini memiliki cita rasa yang kuat di mulut. Benar-benar enak, bukan? Mie Aceh tersebar di seluruh Indonesia bahkan mengunjungi benua lain. Masakan Indonesia yang sangat populer di tanah rakyat.

Pasca konflik mie aceh semakin mendunia, banyaknya varian mie aceh dan juga ada beberapa pedagang mie aceh yang menyediakan jasa delivery untuk memudahkan pelanggan. Kini mie goreng aceg pun mulai diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia bahkan ke manca negara, yaitu PT. Indofood yang meluncurkan varian rasa mie goreng Aceh sebagai salah satu produk mie instan mereka. Masyarakat Aceh tntu bangga dengan produk ini, salah satu kuliner khas Aceh kini bisa lebih dikenal lagi di Indonesia. 


Oleh: Yessy Andela

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.