Breaking News
recent

Mahasiswa KKN-MS Kelompok II Kecamatan Seruway Tinjau Proses Pembuatan Tahu

Darma (30) menjelaskan proses pengolahan tahu kepada Mahasiswa KKN-MS Desa Perkebunan Gedung Biara di belakang pabrik miliknya. Selasa, (23/7/2024).


Penulis: Annisa Salsabila (Peserta KKN-MS kelompok II)

Seruway, Zawiyah News – Pabrik Tahu Darma yang berada di Dusun Pondok Alur, Perkebunan Gedung Biara, Seruway didatangi oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Melayu Serumpun (KKN-MS) Desa Perkebunan Gedung Biara. Mahasiswa KKN-MS mendatangi pabrik tahu Darma untuk melihat langsung proses pengolahan tahu dan sosialisasi UMKM yang melibatkan warga desa. Selasa, (23/7/2024).

Pabrik tahu yang dibangun di atas perbukitan itu didatangi oleh tujuh mahasiswa KKN-MS Desa Perkebunan Gedung Biara. Mereka masuk dan melihat secara langsung proses pengolahan tahu yang dikerjakan di pabrik tersebut.

Darma (30) pemilik pabrik tahu yang berada di lokasi menjelaskan proses pembuatan tahu diawali dengan perendaman kedelai tiga sampai empat jam.

“Tapi jangan sampek lebih dari 12 jam, karena kalo lebih dari 12 jam gak jadi tahu lagi dia, bisa jadi tempe karena asamnya naik,” ujar Darma.

Kacang kedelai yang sudah direndam lalu digiling untuk memperkecil partikel kedelai. Selanjutnya kedelai masuk dalam tahap perebusan.
Bubur kedelain yang sudah digiling berbentuk seperti cairan kental berwarna putih. Bubur kedelai selanjutnya dimasukan ke dalam bak masak untuk melalui tahap pemasakan.


“Kita rebus sampai sekitar enam kali matang, sekali matang siram, habis matang siram lagi sampai enam kali,” jelas Darma.

Setelah selesai tahap perebusan, selanjutnya kedelai disaring untuk mendapatkan sari kedelai. Pada tahap ini sari kedelai dipisahkan dengan ampasnya. Lalu sari kedelai digumpalkan dengan menambahkan bahan asam.

Menurut Darma yang membedakan proses pengolahan tahu miliknya dengan tiga pabrik tahu lain yang ada di Kecamatan Seruway terdapat di proses penyaringan. Proses penyaringan di pabriknya sudah menggunakan tenaga mesin, sedangkan pabrik tahu lain masih menggunakan cara manual.

“Kalo udah dipisahkan sampai santannya udah habis, baru yang santannya (sari kedelai) dikasi obat dari tahu itu sendiri, asamnya. Supaya dia jadi bergumpal-gumpal. Ampasnya kita pisahkan masukan goni habis itu kita jual,” terang Darma.

Darma mengatakan sari kedelai yang telah bergumpal kemudian dicetak menjadi tahu menggunakan alat berupa pres yang memiliki cetakan.

“Dah dipres, dah jadi, angkat, balik, baru kita potong, kita goreng, baru kita rendam ke air garam, tunggu besok udah dingin, besok kita jualnya,” ujar Darma.

Pendapatan bersih (net income) yang diperoleh Darma menyentuh Rp400.000 per hari. Dengan total 15 karyawan, pabrik tahu yang ada di Desa Perkebunan Gedung Biara ini menyelesaikan pengolahan tahu 200 kg selama empat sampai lima jam.

(Rilis)

Editor: Khalbi Nurron Lubis 
Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.