Breaking News
recent

Menggali Kearifan Lokal: Tradisi Pantun Di Desa Pantai Balai

 

Tradisi pantun Desa Pantai Balai pada acara pernikahan. (Foto:Maulidia)

Penulis : Maulidia (Peserta KKNMS Kelompok 7)

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki banyak suku bangsa dengan beragam istiadat yang berbeda-beda satu sama lain. Setiap suku memiliki ciri khas budaya sebagai warisan yang tetap dilestarikan hingga kini. Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya terbentuk dari beberapa unsur yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni, sistem agama dan politik. Kehidupan masyarakat indonesia sudah mengenal sebuah kebiasaan yang menjadi tradisi dan akan turun temurun sebagai pertahanan adat.

Pantai Balai, 6 Agustus 2024 — Di tengah pesona alam dan kehidupan sederhana Desa Pantai Balai, terdapat kekayaan budaya yang terus dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi yakni tradisi pantun. Pantun merupakan bentuk puisi lisan yang khas dengan pola sajak dan rima, merupakan bagian keseluruhan dari kehidupan sehari-hari penduduk desa ini. Fungsi pantun adalah untuk pemelihara bahasa, sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.

Pantun sangat berperan dalan kehidupan masyarakat Melayu karena di dalam pantun banyak mengandung nilai-nilai kehidupan sesuai dengan Islam berlandaskan Al- Qur'an dan Sunnah. Pantun berperan sangat vital dalam kehidupan bangsa Melayu. Melalui pantun, tunjuk ajar disebar luaskan, diwariskan dan dikembangkan. Pantun tak hanya mempunyai rima dan irama yang indah, tetapi juga memiliki makna yang sangat penting dan mendalam. berikut contoh pantun melayu:

Terang bulan di malam sepi

Cahaya memancar ke pokok kelapa

Hidup di dunia buatlah bakti

Kepada saudara ibu dan bapa

Pantun tersebut memiliki pesan yang sangat mermakna yakni kanak-kanak perlu menghormati ibu bapak mereka, hendaklah membantu ahli keluarga kita yang dalam kesusahan. Karena pada dasarnya hakikat seseorang itu harus mengasihi ahli keluarga dan jiran tetangga, karena mereka ialah oang yang penting dalam kehidupan orang melayu.

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sendiri telah menetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Dunia. Dilansir dari berita liputan 6, tentang pengertian pantun menurut Para ahli, Hermawan Waluyo menjelaskan bahwa pantun adalah jenis puisi melayu yang asli dan sudah lama mengakar dalam budaya masyarakat. Pantun juga banyak jenisnya mulai dari pantun nasihat, pantun jenaka, pantun teka-teki, pantun cinta, pantun agama, pantun pribahasa, dan pantun kiasan. Pantun juga merupakan salah satu bentuk puisi asli Indonesia yang lahir dari budaya melayu. Pantun memiliki aturan pada setiap baris dan baitnya, terdiri dari empat baris, memiliki sajak a-b-a-b, memiliki sampiran dan isi, dan tidak ada nama penulis.

Pantun di Desa Pantai Balai tidak hanya sekadar bentuk hiburan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan, ajaran, dan nilai-nilai adat. Mulai dari acara pernikahan, tunangan, pesta adat, hingga perayaan hari-hari besar. Pantun menjadi elemen penting yang memperkaya suasana dan mempererat hubungan antar warga. 

Menurut kepala Desa Pantai Balai, "Pantun merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi kami. Selain sebagai hiburan, pantun juga berfungsi sebagai media komunikasi dan pendidikan. Melalui pantun, kami dapat mengajarkan generasi muda tentang nilai-nilai moral dan adat istiadat." Selain itu, pantun juga digunakan oleh Pemuka adat dan tokoh Masyarakat saat menyampaikan pidato.

Tradisi pantun di desa Pantai Balai ini biasanya dilakukan dalam bentuk pertunjukan kelompok, satu pihak akan melantunkan pantun, dan pihak lainnya akan membalas dengan pantun yang sesuai. Acara ini sering kali menjadi ajang unjuk kreativitas dan kecerdasan, di mana setiap balasan pantun harus cepat dan tepat sesuai dengan tema yang diangkat.

Dari hasil pengamatan di Desa Pantai Balai, saya melihat nilai karakter yang terkandung dalam budaya berpantun ini sangat baik, contohnya pantun yang biasa nya digunakan dalam tradisi suatu pernikahan menjadi suatu sikap saling menghargai antara kedua keluarga pasangan, yang membuat suasana pernikahan itu menjadi lebih terasa kekeluargaannya. di Desa Pantai Balai, berpantun dilakukan suku Melayu dalam pernikahan, dengan menggunakan pagar terlebih dahulu sambil menunggu keluarga pasangan datang untuk melaksanakan resepsi pernikahan dan menjadi hiburan bagi masyarakat yang melihat dan mendengarnya. Salah satu tokoh adat Desa Pantai Balai, menjelaskan bahwa pantun sering juga digunakan dalam upacara adat seperti Upacara Pesta Panen dan Ritual Menyambut Tahun Baru. "Kami menggunakan pantun untuk mengekspresikan rasa syukur dan kegembiraan kami. Pantun juga mengandung nasihat dan doa yang kami sampaikan secara tersirat kepada orang-orang di sekitar kami.” Ujar,bapak Saparuddin Yusuf.

Namun, seperti banyak tradisi lainnya, pantun di Desa Pantai Balai menghadapi tantangan dalam pelestariannya. Pengaruh modernisasi dan kurangnya minat generasi muda menjadi kekhawatiran utama. Untuk mengatasi hal ini, aparat desa telah melaksanakan berbagai upaya, termasuk penyelenggaraan pelatihan dan lomba pantun untuk anak-anak dan remaja. Dengan semangat dan dedikasi para penduduknya, Desa Pantai Balai terus berkomitmen untuk menjaga dan merayakan pantun sebagai bagian dari warisan budaya mereka. Tradisi ini tidak hanya memperkaya kehidupan budaya desa Pantai Balai, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya melestarikan kearifan lokal.


(Rilis)

Editor : Widya Dwi Putri 

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.