Penulis: M. Iqbal
Langsa – Zawiyah News- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hikayat Aceh dimanfaatkan sebagai cara untuk meningkatkan literasi bagi peserta dalam kegiatan Lokakarya yang diadakan oleh Bintang Sekorong di Gedung Auditorium PGSD Universitas Samudra pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Pemateri Literasi dan Hikayat Aceh Juliati mengatakan hikayat Aceh dapat dijadikan cara untuk meningkatkan literasi karena dapat memperkaya keterampilan berbahasa, mendorong imajinasi dan pemikiran kritis dan memperkuat sejarah dan identitas.
“Dengan kita memanfaat hikayat ini otomatis kita dapat menambah dan mengimplementasikan ilmu dalam literasi dan untuk mencintai literasi,” ujar Juliati.
Juliati tidak hanya menjelaskan tentang hikayat dan literasi, namun juga memutar video hikayat dalam kegiatan Lokakarya itu. Video yang diputar seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, dan Hikayat Putroe Bungsu.
Ia juga memperkenalkan Adnan PMTOH, seorang penghikayat legendaris dari Aceh yang pernah memperkenalkan hikayat ke ajang internasional di Amerika.
Menurutnya hikayat perlu revitalisasi. Ia menilai siaran Televisi lebih baik tidak menampilkan tayangan hiburan saja namun juga tayangan yang mengandung nilai-nilai budaya dan moral seperti hikayat sehingga berdampak positif bagi anak bangsa khususnya dalam literasi.
“Anak-anak sekarang enggak tau apa itu hikayat, ini seharusnya yang perlu ditunjukan kepada mereka sebagai warisan budaya yang juga mengandung nilai-nilai moral, jadi jangan malu anak-anak ini sama ciri khas daerah sendiri, generasi muda juga bisa menciptakan hikayat, yang bernilai positif dan bersejarah juga bisa dihikayatkan” jelas Juliati.
Tak hanya Pemateri Juliati, wanita asal Bali, Ikrima Maulida yang baru dua bulan menjadi tenaga pengajar di Unsam juga menjelaskan tentang kebermaknaan literasi bagi kemampuan pemecahan masalah dan masa depan anak dalam acara Lokakarya itu.
“literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis namun juga mengidentifikasi, menganalisis, memahami dan menggunakan informasi,” ucap Ikrima.
Adapun peserta yang berjumlah 35 orang itu juga mempelajari penyusulan dan perancangan visi, misi, tujuan, program kerja komunitas literasi yang dibimbing oleh Dini Ramadhani sebagai pemateri sekaligus dosen yang merancang visi, misi, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unsam.
Menurut Pembina Bintang Sekorong sekaligus Pemateri keempat Muhammad Febri Rafli, kegiatan Lokakarya ini tidak hanya berakhir di Gedung Laboratorium PGSD saja namun juga dapat melahirkan komunitas literasi baru yang berguna bagi masyarakat Kota Langsa.
Oleh karenanya, pada akhir kegiatan Lokakarya ini berhasil terbentuk lima komunitas dari peserta yang hadir. Lima komunitas ini akan bergerak di aspek literasi dalam lingkup Kota Langsa. Komunitas ini berkomitmen mulai bergerak pada tempo masing-masing, ada ingin memulai pekan depan dan juga saat pergantian semester pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar