Ardiansyah Putra penyandang difabel, mahasiswa KPI semister 3, Senin (23/10). Foto : Muhammad Irfan |
Zawiyah News | Langsa - Saat hingga berusia 21 tahun, mahasiswa asal kampung minuran, kecamatan kejuruan muda, kabupaten aceh tamiang ini tak pernah
merasa kekurangan walau menyandang cacat permanen, kaki kanan sebatas lutut dan
beberapa jari-jari tangan tak lengkap. "bahkan dari kecil hingga sekarang, saya tetap merasa sama dengan anak anak normal lainnya," ujarnya
Tak hanya fisik,
keluarganya juga memiliki keterbatasan ekonomi. Supriono ayahnya, sehari-hari
bekerja sebagai buruh bangunan, sementara ibunya Indrawati, mengurus rumah
semata. akan tetapi andriansyah putra tak pernah mengemis.
Alumni SMA 2 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang ini bertekad kuat untuk mandiri. nyaris setiap hari dia
melakukan bimbingan belajar, hasilnya untuk membiayai kuliah di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Langsa.
Walau memiliki
keterbatasan fisik, Andrian Syahputra terbilang pemuda cerdas. Ia tidak pernah
duduk di Sekolah Luar Biasa (SLB). "sekolah saya dari SD,SMP dan SMA semua
saya lakukan di Sekolah Umum, bukan disekolah luar biasa untuk anak-anak berkebutuhan khusus" sebutnya.
Dirinya juga sempat
tinggal di Kampung Inggris Pare, Jawa Timur, selama enam bulan untuk belajar
bahasa Inggris.
Kemandirian Arndrian Syahputra, mengundang simpati Yayasan Sosial setempat, sejak kelas 4 Sekolah Dasar ia dibantu Kaki Palsu, hingga kini, Kaki berbahan Viber itu terus
disesuaikan ukurannya.
"saya punya cita-cita
menjadi pengusaha, walaupun fisik saya terbatas, bukan berarti cita-cita ini saya
kuburkan. Saya juga pandai membuat berbagai kue-kue bolu yang
lezat."candanya. "karena ayah saya
seorang buruh kasar, selalu menanamkan semangat kepada saya, bahwa kesuksesan
hidup itu milik semua orang bukan mereka yang sempurna, asal kita serius dan
bersungguh-sungguh dan selalu tawakal kepada Allah SWT, Insya Allah semua akan
tecapai". ungkap Mahasiswa Semester 3 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin Adab dab Dakwah (FUAD).
Ia berpesan pada seluruh
penyandang cacat, bahwa kekurangan yang dialami baik fisik maupun mental,
bawaan lahir maupun karena kecelakaan, bukan penghalang untuk terus menggapai cita-cita dan menjadikan diri lebih baik.
"tak perlu mengeluh
dengan kekurangan yang kita miliki pada fisik dan mental kita, tak perlu malu
dan mengasingkan diri dengan kekurangan itu, karena yang menjamin hidup kita
Allah, bukan manusia, manusia hanya menjalankannya saja, jadi tak ada alasan
bagi penyandang difabel untuk menengadahkan tangan pada orang lain sebagai
pengemis, kita mampu untuk berbuat seperti mereka orang-orang yang lahir
sempuna,"tegas pemuda kelahiran 18 november 1995 itu,saat ditemui
dimesjid Az-zawiyah IAIN Langsa.
Bulatkan tekad kuatkan Iman, rajin membaca dan dan belajar adalah kunci dari kesuksesan kita. Seperti
penulis buku-buku islam, abu Hajar Al-haytami beliau adalah orang yang terbodoh
pada zamannya, menghafal yang lama tapi cepat hilangnya, namun karena kegigihan beliau dengan rajin membaca dan belajar, kini buku yang beliau tulis telah banyak digunakan sebagai bahan rujukan diseluruh dunia.
____________________
Penulis : Irfan
Sumber : Rakyat Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar