Aksi long marc Mahasiswa dari lapangan merdeka hingga kantor DPRK Langsa |
ZAWIYAHNEWS | LANGSA — Mahasiswa Kota Langsa menilai Kepemimpinan Preseden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kalla gagal dalam menata perekonomian Indonesia dan juga menjalankan nawacitanya, hal itu di buktikan terpuruknya ekonomi dan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Aliansi Mahasiswa Kota Langsa (AMKA) menggelar aksi dengan menyampaikan orasi di lapangan merdeka Langsa dan melakukan Long Marc ke gedung DPRK Langsa, Selasa (18/9/2018).
Dilansir dari Kliksatu.co.id,Aksi tersebut di mulai pada pukul 09.30 WIB dengan berkumpulnya peserta Aksi di lapangan Merdeka Langsa, sembari menyiapkan spanduk dan poster.
"Jokowi telah Gagal memimpin," tulis peserta Aksi di spanduk.
"Jokowi-Jk dalam kepemimpinannya telah gagal menjalankan nawacita, sehingga kepemimpinan keduanya tidak lagi untuk di pertahankan, ekonomi terpuruk, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, kami AMKA menuntut kepada pemerintah untuk turun dari Tahta Kepresidenan," ujar Dedek Ardiansyah sebagai koordinator lapangan dalam aksi tersebut.
Dedek juga menegaskan poin penting kepada pemerintah daerah kota Langsa untuk menyuarakan di media massa bahwa larangan volume Azan yang di atur kementrian agama untuk tidak di taati.
Sebelum beranjak untuk melakukan Long Marc para peserta aksi terlebih dahulu menyanyikan lagu, "Buruh Tani", dan "Darah juang" yang di pandu oleh Muhammad Jailani presiden mahasiswa IAIN Langsa. Selanjutnya setiba di depan halaman gedung DPRK Langsa, dalam orasinya mengatakan, mahasiswa sangat prihatin dengan kondisi harga sembako yang kian tinggi.
“Kami sangat sedih melihat masyarakat Indonesia hari ini, masih banyak ibu-ibu yang membeli sembako di Kota Langsa dengan harga mahal,” katanya.
Pihaknya juga menyoroti nilai tukar rupiah yang terus meroket tinggi pada bulan September 2018.
“Hari ini rupiah sudah mencapai harga Rp14.800, bahkan sempat menduduki angka 15.200, ini bukan harga yang murah,” teriaknya.
“Lawan Pemerintahan Jokowi-JK,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRK Langsa Burhansyah, SE saat menyambut peserta aksi memberikan apresiasi.
“Hari ini adalah hari bersejarah bagi adik-adik sekalian, ini hak adik-adik untuk menyampaikan pendepat dan itu dijamin oleh Undang-Undang,” ungkap politisi Partai Aceh tersebut.
Burhansyah bersama anggota DPRK Langsa lainnya tidak hanya duduk di kursi dewan, namun terus mengawal berbagai kebijakan pemerintah.
“Kami tidak tinggal diam ketika kondisi bangsa seperti ini,” katanya.
Kemudian ia mengatakan, pihaknya akan menyurati pimpinan DPR dan pemerintah pusat untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa.
“Tidak hanya nilai tukar rupiah yang akan kami surati, tapi juga terkait larangan kumandang azan keras yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama,” tutupnya.
Ada yang unik dari aksi mahasiswa tersebut, aksi itu menghadirkan sosok lelaki yang mengendarai motor besar, memakai helm gelap dan jaket hitam sebagai interpretasi dari sosok Presiden Jokowi saat pembukaan Asian Game lalu yang dinilai telah menipu publik.
Dedek Ardiansyah koordinator aksi dalam orasinya menyampaikan 6 petisi yang di tuntut oleh AMKA kepada pemerintah, di antaranya yaitu.
1. Turunkan Jokowi-JK dari Tahta Kepresidenan.
2. Mendesak kementerian cepat dalam membenahi perekonomian bangsa.
3. Copot Lukman Hakim dari Mentri Agama.
4. Turunkan harga barang dan stop impor luar negeri.
5. Meminta kepada TNI polri menjaga netralitas dalam pilpres 2019.
6. Meminta kepada pemerintah kota Langsa angkat bicara di media menolak surat edaran kementrian agama tentang volume Azan.
Tuntutan tersebut turut ditanda tangani oleh pimpinan DPRK Langsa, Burhansyah, SE, Ir. T. Hidayat dan anggota DPRK Langsa Syamsuri, A. Mk.
Jika sampai tanggal 20 September 2018 tidak ditindak lanjuti maka para aktivis mahasiswa tersebut akan menggelar aksi lagi.
(IM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar