Breaking News
recent

KESEHATAN MENTAL DAN MAHASISWA


Ilustrasi : google
Zawiyah News | Opini - Banyak orang mengatakan kesehatan itu mahal harganya. Namun perlu kita pahami lagi bahwa kesehatan tidak hanya tentang fisik atau jasmani saja, tetapi kesehatan rohani atau mental juga perlu kita perhatikan. Situasi kesehatan mental bagi mahasiswa juga terbilang memprihatinkan. Desakan deadline tugas dan masalah uang jajan juga mempengaruhi hal tersebut. Gaya berteman yang tidak sesuai, dan kurangnya perhatian dari orang tua.


Mahasiswa biasanya sesalu dianggap sudah dewasa dengan usia yang berada di angka 18 keatas. Faktanya, pada usia inilah manusia mengalami begitu banyak tekanan dari orang-orang sekitarnya. Baik dalam bentuk posistif maupun negatif. Seperti desakan untuk wisuda dan desakan untuk menikah. Tidak bisa dipungkiri bahwa kedua jenis desakan tersebutlah yang kerap kali kita dengar dari keluhan mahasiswa. Terlalu banyak mengeluh merupakan salah satu ciri-ciri orang yang terganggu kesehatan mentalnya.

Bagi masyarakat awam, kesetan mental sering kali dianggap hal sepele. Bahkan terkadang orang tua kita sendiri pun tidak perduli dengan kesehatan mental anaknya. Sebagai mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan seharusnya menyadari tentang gangguan kehesatan mental ini. Karena kesehatan mental dapat kita jadikan patokan dalam menjalani hidup. Terlalu banyak mengeluh misalnya, alih-alih menyelesaikan masalah, mengeluh justru membuat diri kita semakin merasa terbebani. Mental yang sehat akan mempengaruhi tubuh untuk bertindak lebih baik.

Mental yang sehat sudah pasti akan mempengaruhi setiap kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Maka dari itu penting bagi kita mahasiswa untuk menyadari kesehatan mental kita. Cara yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk mengecek kesehatan mental kita adalah dengan pergi ke psikiater. Tapi jika kita merasa tidak perlu, sebaiknya kita hanya mengubah kebiasaan buruk yang sering kita lakukan sehari hari. Seperti sering kali bergadang dan bangun di siang hari termasuk kegiatan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. 

Selain kesehatan mental kita sendiri, sebagai mahasiswa pastilah kita memiliki banyak sekali teman dengan latar belakang yang berbeda. Mengenali kesehatan mental teman kita juga merupakan tindakan yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang teman. Karena selain orang tua, teman adalah orang yang biasanya bisa kita percaya untuk bercerita. Maka dari itu perlu bagi kita untuk memiliki teman dengan sifat yang baik dan peduli terhadap kita. Tidak perlu banyak, satu orang saja sudah bisa menjadi lebih dari yang kita butuhkan. Kuncinya, carilah teman yang bisa membuat kita nyaman untuk menceritakan apa saja kepadanya.

Apabila kita merasa sedih, sebaiknya jangan membiarkan diri kita menahan kesedihan itu sendiri. Karena hal tersebut dapat menimbulkan penyakit hati dan membuat kita menjadi orang yang sulit memaafkan. Dari situ peran seorang teman sangatlah kita butuhkan. Menjadi seorang teman yang peka terhadap temannya menjadi nilai plus bagi diri kita sendiri. Selain dapat menyelamatkan hidup orang lain, juga dapat menjadi sumber kebahagiaan baginya.

Menjadi orang yang peka juga tidak hanya menguntungkan orang lain. Tetapi efek baiknya juga akan berpengaruh pada diri kita. Jika kita perduli terhadap orang lain, maka akan banyak juga yang perduli terhadap diri kita. Peran lingkungan dan teman yang baik merupakan salah satu pengaruh kesehatan mental mahasiswa. Berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita hindari agar menjaga kesehatan mental kita.

Pertama, jauhilah teman-teman yang sering kali menghabiskan waktu dengan bermain game ataupun menonton film. Kedua, mengikutii kegiatan yang terlalu menguras tenaga kita, seperti menjadi panitia di acara besar yang ada di kampus. Bukan tidak boleh, tetapi sering kali mahasiswa yang berkecimpung dalam organisasi bekerja sampai larut malam bahkan sampai melupan jam makan mereka. Ketiga, mengerjakan tugas sehari sebelum deadline pengumpulan tugas. Poin ketiga inilah yang kerap kali dilakukan mahasiswa sehingga tugas menumpuk dan bingung untuk mengerjakan yang mana terlebih dahulu.

Terhadap masalah kesehatan mental mahasiswa, sering kali dianggap hal yang tidak begitu penting. Akibatnya, banyak sekali mahasiswa yang memutuskan untuk berhenti kuliah dengan alasan tidak mampu mengikuti proses belajar mengajar yang ada di kampus yang semakin hari semakin sulit. Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat mereka. Dapat kita katakan bahwa orang-orang ini memiliki gangguan kesehatan mental.

Gangguan kesehatan mental tidak hanya tentang orang gila yang sering kali kita temui dijalan. Tetapi juga tentang tekanan yang kita dapatkan dari orang sekitar kita dan membuat kita tertekan dan memikirkan hal itu. Oleh karena itu, penting bagi kita  mahasiswa untuk menyadari kesehatan mental kita demi kelangsungan hidup yang akan membawa kita kepada kesuksesan. Mental yang sehat juga cerminan bagi tuhuh yang sehat. Karena fikiran yang sehat kita akan menstimulus tubuh kita untuk menjadi sehat dan kuat.

Karya : Anggun Santoso

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.