Ilustrasi : Google |
Zawiyah News | Opini - Berjuta argumen tentang
menulis pasti pernah terlontar dari mulut orang-orang, termasuk kita. Ada yang
beranggapan menulis adalah hal yang membosankan dan membuang-buang waktu. Tapi
bagi kita para penulis, entah itu pemula atau sudah profesional, menulis adalah
hal yang menyenangkan dan mengasyikkan. Tanpa ada imbalanpun kadang kita tetap
melakukannya, apa lagi menulis surat cinta. Huuu..! Rasanya semua emosi
terkuras habis bercucuran dan berceceran menjadi untaian kata kata yang indah.
Tapi ada satu hal yang
mengganjal ketika kita menulis, apa itu ?
Banyak dari kita yang
beranggapan tulisan kita tidak sebagus mereka yang sudah profesional, tulisan
kita seolah-olah menjadi tabu jika kita sandingkan dengan karya para profesional.
Eits..! Jangan salah, sebenarnya tulisan kita sudah bagus kok, kita saja yang
berjiwa kecil untuk mengakui keindahan karya kita.
Saya juga pernah
mengalami hal serupa pada masa awal awal saya mulai menulis. Pada awalnya saya tidak
suka dengan dunia literasi, sampai hari itu tiba, hari yang mengubah pandangan
saya terhadap dunia sastra dan kepenulisan.
Pada saat saya kelas dua
MA, guru bahasa indonesia saya memberi tugas yaitu untuk membuat sebuah cerpen,
jelas saya malas mengerjakannya karena tidak sesuai dengan minat saya, tapi mau
bagaimana lagi, yang namanya tugas tetap harus dikerjakan walau itu
membosankan. Sebenarnya tugas ini adalah tugas kelompok dan setiap kelompok
beranggotakan tiga orang. Tapi nasib saya benar-benar sial karena satu kelompok
dengan orang-orang pemalas, sama seperti saya. Yah..! Dari pada tidak dapat
nilai akhirnya saya mulai menulis cerpen dengan asal asalan. Jujur saja pada
saat itu saya betul-betul belum mengerti kaedah-kaedah cerpenisasi saya
hanya mengaplikasikan apa yang pernah saya baca kedalam tulisan saya.
Dan hari itu tiba. Para
siswa berduyung-duyung maju kedepan untuk mengumpulkan karya kelompok masing-masing,
setelah menunggu koreksi dari ibu guru, saya benar-benar terkejut karena
kelompok kami dipanggil kedepan, “aduh ! Kenapa ini ?” Ujarku saat saya benar-benar
bingung.
Di depan kami ditanya, “siapa
yang membuat cerpen ini ?” Tanya ibu guru kepada kami. Dengan kompak kedua
teman saya menujuk saya sebagai kreator cerpen tersebut. Saya serasa deg-degan,
“apa yang salah dengan cerpen saya ?” Ungkapku.
Sekejap ibu guru tersenyum
pada ku, "Cerpen nya bagus, mengalir, dan sangat membawa suasana.
Kembangkan bakatmu ya nak !" kata ibu guru sambil memegang selembar kertas
hasil cerpen saya.
Huff..! Ternyata tidak
terjadi apa-apa, malah ibu guru memuji karya saya.
Sejak saat itu saya mulai
sadar betapa luar biasanya menulis ini, dari tulisan saya bisa memberi
kebahagian yang tidak bisa saya berikan melalui perkataan dan perbuatan. Itulah
salah satu alasan saya mengapa saya menulis. Kalau sahabat, mengapa para sahabat
menulis ? Semoga sahabat punya jawabannya, karena segala hal yang kita lakukan
harus ada tujuannya, dan tentunya tujuan itu harus baik dan memberi kebaikan.
Nah, kembali ke topik
nih, menurut saya tidak ada tulisan yang tidak bagus, semua tulisan itu bagus.
Hanya saja penilaian setiap orang untuk ukuran bagus ini berbeda-beda. Menurut
bung Fiersa Besari, tulisan yang bagus itu tidak cuma menggetarkan tapi juga
menggerakkan. Saya sependapat nih sama bung Fiersa, menggerakkan kearah yang
lebih baik tentunya.
Yang terpenting itu :
1. Kalian harus berani
mengakui bahwa tulisan kalian itu bagus, walau orang lain bilang itu tidak
bagus.
2. Kalian harus bisa
membuat kriteria bagus kalian sendiri, dan berusaha mecapai kriteria itu.
3. Banyak membaca dan
menulis, karena seberapa banyak yang masuk akan menentukan seberapa banyak yang
keluar.
4. Yang terpenting selalu
ingat, mengapa kita menulis ? Karena dengan selalu mengingat tujuan kita
menulis, kita akan selalu termotivasi untuk selalu berkarya.
Yah, sekiranya hanya itu
saja yang dapat saya sampaikan untuk sekarang. Sampai saat ini pengalaman
menulis saya belum seberapa, dan semoga saya bisa bercerita lebih banyak hal
dilain waktu.
Salam literasi !
Salam Pejuang Pena !
Salam Pers Mahasiswa !
Penulis : Muhammad
Faishal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar