Breaking News
recent

Adaptasi Pembelajaran Dimasa Pandemi di Desa Alur Manis, Aceh Tamiang

 

Foto. (Doc. Istimewa)

Pendidikan merupakan hak anak yang tidak boleh diabaikan, termasuk saat kondisi darurat. Lalu, bagaimana penerapan dan praktik yang bisa dilakukan saat era darurat covid 19 seperti sekarang ini, pandemi covid yang melanda di dunia kini menjadi hambatan dan tantangan bagi aktifitas belajar mengajar. Aktifitas pembelajaran daring menjadi salah satu sebuah pilihan aktifitas pembelajaran jarak jauh berdasarkan kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah penyebahran virus covid-19 yang semakin meluas.

Praktik pendidikan daring ini dilakukan oleh berbagai tingkatan jenjang pendidikan dari tingkat SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi tidak lagi terdapat aktifitas pembelajran di ruang-ruang kelas yang biasa. Hal ini juga sudah dirasakan penulis sendiri. Anak-anak yang biasanya belajar di sekolah kini berubah seketika saat melakukan kegiatan aktifitas pembelajaran dari rumah. Hampir semua guru memberikan tugas kepada muridnya melalui aplikasi whatsapp. Guru memberikan informasi tugas dan hal lainnya melalui grub whatsapp yang telah dibuat kepada wali murud dan orang tua untuk mempermudahkan tempat informasi yang efektif dimasa pembelajaran dari rumah. Lalu guru akan mengoreksi hasil pengumpulan tugas dan mengabsen murid yang telah mengumpulkan tugas. Adapun forum google doc yang disediakan dari beberapa guru untuk mengabsensi murid-muridnya. Namun banyak dari beberapa guru yang kesulitan di pembelajaran daring dibidang teknologi. Beberapa guru yang dapat diandalkan saat belajar dari rumah menggukan teknologi yaitu yang berada diposisi usia milenial. Adapun aplikasi pendukung lainnya dengan menggunakan zoom serta google classroom. Dapat digunakan secara interaktif lebih banyak kapasitasnya dalam aktifitas pembelajaran berlangsung.

Hal ini merupakan langkah yang tepat namun tanpa persiapan yang memadai. pemerintah juga membatasi pertemuan dibawah 50 orang dengan protokol kesehatan seperti memakai masker serta mencuci tangan memakai sabun. Kita harus terbuka dalam proses adaptasi ke daring (online learning) pasti sangat sulit, paling tidak masih ada pembelajaran yang terjadi daripada tidak sama sekali.

Pada masa pembelajaran secara daring banyak orang tua yang mengeluh terhadap anak-anak mereka. Salah satu orang tua murid yang penulis temui bahwa ketika anaknya melakukan proses belajar secara daring terhambat dengan kurangnya pengetahuan tentang teknologi seperti mengimput tugas  serta absensi secara virtual, jaringan ketika mati lampu, kuota internet, dan sarana lainnya. Adapun keluhan orang tua lainnya atau wali murid yang mengeluhkan anaknya yang kecanduan main handphone sehingga untuk belajar menjadi malas. Menurut pantauan penulis dan realita yang terjadi dilapangan bahwa memang benar banyak anak-anak yang lebih banyak bermain, dan tidak fokus dalam belajar. Jika penggunaan gadget secara berlebihan maka menimbulkan dampak yang tidak baik bagi psikomotorik anak dan berdampak juga pada pembelajaran itu sendiri.

Hal ini merupakan momok bagi dunia pendidikan dimasa pandemi. Pendidikan suatu upaya untuk membangun karakter diri seseorang terhadap nilai-nilai disiplin, integritas dan respek terhadap orang disekitar namun ketika Pandemi Covid-19 datang di dunia pendidikan mengalami adaptasi yang sangat serius. Yang sebelumnya belajar disekolah bertemu dengan guru langsung dan dapat bertemu dengan teman-teman yang lain karena semua proses berubah menjadi system belajar jarak jauh atau secara daring tentunya banyak pihak yang tidak siap dan tidak memiliki persiapan untuk menghadapi ini, namun apa boleh buat proses tersebut harus tetap dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan telah berjalan sejak 2020 yang lalu.

Dalam menyambut pembelajaran tatap muka yang sudah berlangsung Januari 2021, pemkab Aceh Tamiang mengeluarkan instruksi Bupati (Inbup) Nomor: 6180 Tahun 2020 tertanggal 19 Desember 2020 tentang panduan penyelenggaraan Pembelajaran tatap muka pada Masa Kebiasaan Baru (New Normal) Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19. Keputusan yang telah diteteapkan dari Bupati Aceh Tamiang bahwa untuk setiap sekolah menyiapkan fasilitasi protocol kesehatan yang tepat dan baik serta mekanisme belajar dimasa pandemi yang sesuai protkes tersebut. Proses pembelajaran tatap muka ini adalah hal yang dinanti oleh para orang tua murid karena itu harapan mereka pada dunia pendidikan anaknya.

Setelah berlangsungnya pembelajaran tatap muka hingga saat ini dari awal penetapan remaja di desa Alur Manis sebagian tempat telah membuat forum untuk pembelajaran tambahan untuk anak-anak tingkat SD dan SMP. Desa Alur Manis ini merupakan desa yang terletak di wilayah Kuala Simpang kecamatan Rantau kabupaten Aceh Tamiang. Dalam mengantisipasi hal tersebut setidaknya membantu meminimalisisr dari rasa malas yang dimiliki terhadap pendidikan, beradaptasi memerlukan visi dan misi dalam menggerakkan eksistensi pelajar untuk mencerdaskan serta memberikan inovasi dan kreasi hingga mereka tidak mengalami kejenuhan dan kebosanan.

Melakukan adaptasi di luar sekolah tentunya harus memiliki metode pembelajaran yang akan dijalani serta mengajak orang tua untuk mendukung proses pembelajaran tersebut. Kegiatan ini sangat membantu anak-anak mereka dalam belajar. Dalam hal itu juga dibarengin dengan melatih cara menggunakan teknologi seperti handphone dengan bijak. Pembelajaran adaptasi di era new normal terkait masa pandemi sebuah prioritas utama bagi peserta didik, pendidik serta tenaga pendidikan.

Dalam hal ini kegiatan yang diselenggarakan dirumah pribadi bahkan ditempat yang mendapat izin dari perangkat desa tersebut seperti balai pengajian dengan syarat mengikuti protkes yang berlaku. “hari ini yang terpenting adalah anak-anak tetap mau belajar dan semangat  serta patuh terhadap pengajar” Kata Tria

Proses pembelajaran secara daring yang dilakukan selama ini dinilai sangat memberatkan pelajar dan wali murid. Semoga kerjasama para orang tua dan wali murid ini bersama para remaja  di Alur Manis dapat berjalan dengan baik. Dan sekarang kegiatan yang berlangsung secara sederhana ini sudah menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap 3 hari sekali dalam seminggu.

Dengan penuh harapan para orang tua dan wali murid agar para anak-anaknya memiliki cakap ilmu yang lebih baik dan keterampilan, terutama dalam penggunaan perangkat teknologi. Karena pendidikan merupakan hak anak yang tidak boleh diabaikan termasuk dalam keadaan pandemi covid-19 ini. 

Penulis adalah Ajeng Feby Pangga, Mahasiswi Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Langsa

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.