Ilustrasi; Google |
Kedua karena
curahan air yang jatuh dari atas ketinggian, datangnya tidak menentu. Terkadang
jatuh dengan cukup deras, namun terkadang hilang dengan sendirinya seperti
halnya siluman yang datang tanpa diundang dan pergi tanpa pamit. Untuk mengetahui penyebab dari datang dan perginya air
terjun tersebut sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan melihat aliran air yang
ada di atas. Ternyata, air terjun muncul saat debit air yang mengalir dalam
jumlah yang besar. Sementara pada saat debit air kecil, aliran air tersebut
terhimpit dan sulit melewati batu besar yang menghalanginya.
Air Terjun
Siluman berada di Desa Garunggang, Kecamatan Sei Binge, Kabupaten Langkat, dengan
jarak hanya sekitar 20 km dari pusat Kota Binjai. Objek wisata ini ditemukan
pada tahun 2012 dan baru dibuka untuk wisatawan pada tahun 2013. Meski sudah
cukup lama dibuka untuk para wisatawan, namun hingga kini pengunjungnya masih
terbilang jarang dibanding objek wisata air terjun lainnya yang ada di Langkat,
termasuk Air Terjun Namo Blanga yang lokasinya tidak begitu jauh dari Air
Terjun Siluman.
Mereka yang
berkunjung ke sini mayoritas adalah para pecinta alam atau mereka yang menyukai
wisata petualangan. Sementara wisatawan yang tidak masuk dua kategori tersebut,
pada umumnya masih akan berpikir dua kali untuk datang ke lokasi, dengan
pertimbangan beratnya perjalanan yang harus ditempuh sementara air tejunnya
sendiri belum tentu dapat dijumpai.Tidak salah, untuk datang ke lokasi, butuh
perjuangan yang tidak ringan. Pengunjung yang datang dari Kota Binjai harus
menempuh perjalanan sekitar setengah jam untuk sampai ke Desa Garunggang. Sesampai
di desa tersebut, penduduk setempat biasanya akan menghampiri sambil menawarkan
jasa sebagai guide untuk mengantar ke lokasi air terjun. Tarif yang mereka
patok untuk seorang guide sebesar Rp 30.000 perorang wisatawan. Jadi kalau
rombongan yang akan menuju ke lokasi sebanyak 5 orang, maka dikenakan tarif
sebesar Rp 150.000. Tarif yang tidak bisa dibilang mahal, karena guide tersebut
ikut membantu membawakan barang.
Air terjun siluman ini memiliki keunikan
yaitu airnya mengalir tampak hijau melewati batu yang berlumut, begitu pula
saat memasuki di kolam bersih yang beningnya
seperti melihat kaca tembus sampai ke dasar kolam yang airnya bewarna hijau
toska. Ditambah lagi pesona alam tumbuhan hijau yang ada di sekitarnya membuat
kita berasa di alam surga. Namun ada juga kelemahan dari keunikan Air terjun
siuman ini yaitu jika dilihat dari atas, alirannya terhimpit batu besar. Sehingga jika tidak sedang
banjir, aliran airnya sedikit sehingga tidak tampak seperti air terjun. Air terjun siluman ini tidak
memiliki kepastian, namanya juga siluman. Kadang muncul kadang tiba-tiba hilang
seketika.
Penduduk dan pemandu pun tidak bisa
meneka kapan arus air terjun akan muncul dan kapan akan hilang. Sehingga
wisatawan yang berkunjung ke air terjun siluman ini tergantung
keberuntungannya. Kalau sabar menunggu sebaiknya wisatawan datang pagi-pagi,
jika air terjun belum muncul bisa mandi-mandi terlebih dahulu di kolam
beningnya sambil menunggu arus air terjun keluar. Sambil menunggu wisata juga
bisa santai duduk di tepi bakar-bakar dan main games.
Untuk mencapai lokasi Air Terjun Siluman,
Anda dapat menggunakan transportasi roda dua ataupun rota empat. Rute
perjalanan sekitar 2-3 jam dari kota Medan ke Binjai, kemudian ke Desa Rumah
Galoh. Dari desa Rumah Galoh ke Air Terjun Siluman, Anda akan dihadapkan dengan
jalur tracking yang cukup menantang. Anda yang membawa kendaraan pribadi dapat
menitipkannya ke warung-warung terdekat untuk kemudian menyewa jasa pemandu.
Biaya jasa pemandu tergantung kemampuan Anda bernegosiasi. Disepanjang
perjalanan, Anda akan disuguhi panorama yang memukau nan menggoda layaknya
petualangan di alam liar.
Selanjutnya,
dimulailah tracking yang melelahkan sekaligus menyenangkan. Wisatawan akan
diajak berjalan kaki melewati jalan setapak yang berdebu pada saat musim
kemarau dan becek, berlumpur serta licin pada saat musim hujan. Di sepanjang
jalan sesekali akan berpapasan dengan penduduk setempat yang sebagian besar
bekerja sebagai petani aren.
Setelah
berjalan kaki sekitar satu jam, tibalah di rumah paling ujung yang ada di desa
tersebut. Seolah mengerti akan kebutuhan wisatawan, rumah itu menyiapkan tempat
istirahat bagi pengunjung dengan alas tikar yang digelar sambil menjual mie
instan dan air mineral. Di tempat inilah sebagian besar pengunjung biasanya
beristirahat sejenak sebelum melanjutkan lagi perjalanan.
Saat melanjutkan lagi
perjalanan, dengan jarak sekitar 100 meter dari rumah paling ujung, jalan yang
harus dilalui kondisinya sudah berbeda. Di sinilah adrenalin mulai dipacu
karena rute tersebut sebenarnya berupa jurang yang diberi undakan agar dapat lebih
mudah dilalui. Sudah barang tentu kondisi jalan tersebut curam dan licin. Untuk
menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh, wajib hukumnya memegang
ranting-ranting pohon yang ditemui di sepanjang perjalanan.
Setelah
beberapa puluh langkah melewati jalan yang curam, Anda akan terdengar suara
deru air terjun dari kejauhan, itupun kalau Air Terjun Siluman kebetulan
mencurahkan air dari atas ketinggian. Perjalanan baru benar-benar selesai
setelah melewati jalan yang menurun sekitar setengah jam. Tanda kalau
perjalanan berat sudah berakhir adalah saat sepatu dibasahi air yang dingin dan
segar. Tepat di hadapan mata akan terlihat Air Terjun Siluman dengan kolam
alaminya yang digenangi air jernih berwarna hijau toscha. Air terjun tersebut
dipagari dinding batu yang tinggi dan curam, dan air yang keluar dari
celah-celahnya memperdengarkan suara yang merdu sedikit bergemuruh.
Penulis : Shelly Andira, Mahasiswa program studi pendidikan matematika dan ilmu keguruan. IAIN LANGSA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar