Essay- Jaringan internet memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat, terlebih saat menghadapi kondisi saat ini, dimana seluruh dunia dihadapkan pada pandemi coronavirus disease 2019 atau covid-19. Masyarakat diharuskan untuk mengerjakan berbagai kegiatan di rumah baik bekerja, bersekolah maupun dalam melakukan kegiatan sosial lainnya, termasuk berkomunikasi.
Masyarakat
dunia dipaksa untuk beradaptasi dengan teknologi digital melalui internet demi
memenuhi protokoler covid-19 sebagai bentuk ikhtiar memutus rantai penyebaran
virus. Tak mengherankan jika pemanfaatan produk teknologi yang satu ini pun
kian meningkat. Namun kita harus bijak agar tidak sampai kebablasan dalam
menggunakannya
Semenjak pandemi
covid -19 mewabah dan mempersempit ruang gerak kita, internet di perlukan
hampir di semua aspek pekerjaan dalam kehidupan kita, internet bukan saja
membuat dunia menjadi tempat yang jauh terasa dekat, tetapi juga internet
seperti menempatkan sesuatu di ujung jari kita. Berselancar di dunia maya
memang mampu menghapus batas ruang dan waktu. Tetapi masyarakat juga harus
bijak dalam penggunaaanya agar dampak negatif dari penggunaan internet dapat di
minimalisir.
‘New Normal’
adalah istilah yang telah disepakati bersama untuk menggambarkan bahwa cara
hidup kita telah memasuki ‘budaya baru’ dan meninggalkan cara-cara lama. Dulu
boleh berkumpul, sekarang dibatasi. Dulu boleh dengan bebas berjabat tangan dan
bahkan cipika-cipiki, sekarang harus menjaga jarak. Dulu mencuci tangan itu
hanya pilihan, sekarang kewajiban, dan lain sebagainya. Pokoknya berbeda. Perubahan
itu terjadi dalam seluruh kehidupan masyarakat, termasuk sistem pendidikan,
sekolah maupun kampus tutup
Mengingat pandemi
covid 19 berdampak secara merata ke seluruh tanah air. Maka, koneksi internet
menjadi kebutuhan dasar yang sangat di butuhkan oleh semua masyarakat di
seluruh indonesia hingga ke pelosok desa. Ibarat dua sisi mata uang, masifnya
pengguaan internet selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif. Umumnya sekolah dilaksanakan secara bertatap muka
secara langsung, pandemi covid-19 memaksa sistem pembelajaran dilakukan secara
online melalui berbagai aplikasi berbasis sistem internet.
Menjadi
mahasiswa di masa pandemi memberi warna baru. Mau atau tidak mau. Suka atau
tidak suka. Mudah atau sulit. Semua orang harus menyesuaikan diri. Tidak ada
yang perlu disalahkan. Tidak ada yang mesti disesali. Semua orang harus patuhi
protokol ‘alam’ yang terjadi. jadikan kesempatan
masa covid 19 untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Saat
ini sekolah maupun kampus menerapkan sistem pembelajaran online alias daring
(dalam jaringan). Dosen dan mahasiswa tidak lagi melakukan tatap muka di kelas
seperti biasa. Proses belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan media
online dengan beberapa platform aplikasi pembelajaran yang tersedia.
Gadget yang menjadi perantara sistem pembelajaran
online melalui internet merupakan hal yang positif untuk memutus rantai
penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok ini. Kehadiran sistem internet
berpengaruh besar dalam perkembangan digitalisasi dunia pendidikan di berbagai
pelosok dunia, termasuk Indonesi. Kedatangan Covid
19 telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia di seluruh jagat raya
ini dan sudah saatnya menyesuaikan diri.
Mahasiswa tidak bisa lagi mengandalkan dosen di depan kelas. Ruang kelas sudah
tutup. Saatnya belajar mandiri. Saatnya mengandalkan diri sendiri dalam mencari
ilmu. Manfaatkan segala potensi diri untuk mencapai prestasi.
Media sosial (medsos) sebagai fasilitas untuk belajar
dan berdiskusi. setiap mahasiswa di haruskan memiliki berbagai platform media
sosial seperti Zoom Meeting, Facebook, IG, Twitter, Whatsapp dan lain-lain.
Medsos-medsos ini sudah saatnya digunakan secara positif untuk media belajar
mandiri. Paling tidak, grup WA bisa digunakan sebagai media diskusi sesama
mahasiswa.
Ada beberapa aplikasi yang
bisa di gunakan untuk menunjang keperluan pendidikan di masa pandemi covid 19. Salah
satu Aplikasi yang mendadak sangat populer di berbagai
negara, termasuk Indonesia, untuk menggantikan pertemuan fisik, baik untuk
keperluan bekerja maupun komunikasi santai dengan keluarga dan teman, yang
untuk sementara waktu tidak bisa ditemui langsung adalah aplikasi Zoom. Zoom
menyediakan konferensi video yang mendukung ratusan partisipan dalam satu
waktu, menjadi aplikasi favorit
untuk rapat kantor dari jarak jauh sampai kegiatan belajar-mengajar. Aplikasi
ini menawarkan 40 menit panggilan video jika menggunakan akun secara gratis
Selanjutnya
ada Google Classroom hampir sama fungsinya dengan aplikasi zoom meeting. Google Classroom
banyak juga banyak digunakan untuk menggantikan pertemuan di kelas fisik selama
kegiatan belajar dan mengajar. Platform ini bisa digunakan baik untuk guru
maupun murid untuk belajar di kelas virtual. Lewat Google Classroom, guru
maupun dosen bisa memberikan penugasan secara daring kepada murid dan
memberikan nilai. Sementara bagi murid, mereka bisa mendapatkan materi belajar
dan mengumpulkan tugas di platform ini.
Dan yang tak kalah populer sejak dulu adalah WhatsApp. Aplikasi ini
sudah populer beberapa tahun lalu, namun tetap saja menjadi aplikasi berkirim pesan yang paling populer di
Indonesia saat ini, anak sekolah hingga orang tua menggunakan platform ini
untuk berkirim kabar, terutama saat tidak bisa keluar rumah seperti saat ini.
Semenjak covid 19 semua
kegiatan di lakukan dari rumah dan kebanyakan anggota keluarga kini
menghabiskan banyak waktu di rumah di depan gadget, baik televisi smartphone,
tablet, laptop, atau video game dan akses internet. Dan penggunaan gadget ini
bisa lebih lama dari biasanya, atau melebihi batas yang disarankan satu jam per
hari. Sehingga tak heran akhir akhir ini media banyak memberitakan banyak anak
dan remaja yang mengalami adiksi gadget, game, dan internet sampai mengalami
masalah gangguan kejiwaan.
WHO sudah
memberikan peringatan akan adanya resiko ini. Resiko“stay at home”. Yang
pertama adalah pola hidup tidak sehat, kurang banyak bergerak, tidur berkurang,
olahraga berkurang, pola makan yang ternganggu, sakit kepala, sakit leher
akibat terlalu lama melihat layar komputer atau handphone, konten internet yang
berbahaya seperti kekerasan dan seksual, serta informasi yang berlebihan tentang
covid-19 yang bisa memicu masalah kejiwaan seperti, cemas, depresi, trama
psikologis, cyber bullying yang di lakukan, game online interaktif, terjadi
gaming di disorder (gangguan kecanduan game atau internet), dan resiko mengahabiskan uang membeli paket.
Budaya yang pudar karena internet..
Budaya adalah
suatu leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Salah
satunya bahasa dan adat kebudayaan yang beraneka ragam. Berbicara mengenai
teknologi di era digital saat ini, teknologi sangat mempengaruhi kehidupan,
semakin berkembangnya teknologi telah membuat budaya banyak di lupakan,
budayaan semakin luntur di telan zaman dan teknologi. Di masa pandemic-19
teknologi dapat menjadikan kehidupan kita menjadi lebih efektif karena
mempermudah kita untuk berinteraksi
jarak jauh informasi bisa dengan mudah di dapat.
Namun ada yang di
sayangkan, teknologi dengan cepat mengubah budaya yang ada. Misalnya pada
umumnya manusia itu harus saling berinteraksi dan saling membutuhkan satu
dengan lainnya. Namun, teknologi mampu mengubahnya dengan cepat. Dengan
teknologi, generasi milenial cenderung terhadap individualis yang mengejar pola
gaya hidup eksis di sosial media. Kehadiran teknologi juga membuat generasi
milenial meninggalkan nilai nilai budaya dan agama, nilai nilai yang di tanam
pada di diri seorang anak akan ikut hilang mengikuti arus generasi milenial.
Para pemuda dan anak anak jarang sekali mereka mengenal lebih dekat dengan adat
istiadat di daerah masing masing, pasti hanya sedikit yang tau mengenai
bagaimana adat yang sudah ada sejak nenek moyang dahulu.
Jika kita
bandingkan remaja zaman dahulu dengan generasi saat ini sangat jauh berbeda
sekali, dulu remaja tidak asik dengan gadget, bahkan bisa di bilang jarang anak
anak dan remaja bermain gadget tak kenal waktu, mereka lebih memilih permainan
tradisioanl untuk meluangkan waktu bersama temannya. Lunturnya budaya permainan
tradisioanl di sebabkan permainan modern yang lebih menarik dan lebih asik di
kalangan anak anak dang remaja.
Budaya asing sudah
mempengaruhi budaya lokal kita, seperti gaya hidup, gaya berpakaian dsb. Dari
gaya berpakaian misalnya, sekarang banyak anak anak muda di indonesia yang
lebih banyak meniru gaya asing yang pakaiannya kurang sopan, karena sangat
berbeda dengan budaya aslinya. Selain itu anak anak muda dan masyrakat pada
umumnya lebih menyukai makanan yang siap saji, sangat kurang menyukai makanan
makanan yang berasal dari makanan lokal.
Penulis:
Siti Nurhaliza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar