Breaking News
recent

Narasi dari dayah : ‘Kuliah 10 menit’ ala Dayah Mudi



Opini-Dayah Mudi, tepatnya berada di desa Ie Bintah Kec. Manyak Payed Kab. Aceh Tamiang. Dayah ini bisa dikatakan cukup maju dan memiliki santri kurang lebih 500 orang. Dari sebahagian santri ada beberapa orang santri yang mondok dan ada juga yang sebaliknya. Santri yang mondok maupun yang tidak mondok berasal dari bnyak kalngan seperti desa sampaimah, tualang cut, saptamarga, raja tuha, seneubok baru, dan lain sebagainya. Para santri yang menuntut ilmu di dayah mudi ini tidak pandang usia dari yang masih anak-anak dan hingga dewasa. Suasana dayah mudi ini bisa dikatakan sama  seperti dayah-dayah yang pada umumnya, karena dayah ini tidaklah sama dengan dayah modern. Didayah ini menuntut ilmu hanya dengan belajar mengaji dan membaca kitab kuning.

Seperti umumnya kegiatan santri, hal yang sama juga berlangsung di sini. Suasana pagi para santri diawali dengan mengulang kaji kitab yang telah mereka pelajari malam sebelumnya hingga selesai. Lalu, bagi santri yang mondok, diboleh melakukan kegiatan apa saja setelahnya seperti bermain bola bagi santriwan atau bebersih ‘bilek’ bagi  santriwati.

Sebagai bagian dari proses melatih keberanian dan membentuk jati diri, setiap malam jumat diadakan kegiatan Muhadarah. Salah satu tujuannya adalah untuk melatih dan membuat santri menjadi lebih berani dan percaya diri dalam berbicara di depan khalayak. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggunya ba’da sholat isya . 

Setiap malam jumatnya para santriwan dan santriwati langsung bergegas dari ‘bilek’nya dengan semangat menuju musholla untuk melaksanakan shalat isya berjamaah. Setelah selesai shalat isya berjamaah, para santriwan dan santriwati dipandu ustaz dan ustazah langsung mengadakan  kegiatan muhadarah. Santriwan dengan menggunakan busana yang sopan seperti memakai sarung, baju koko dan peci sedangkan santriwati menggunakan mukenah. Pada saat sebelum berlangsungnya acara muhadarah, ini santriwan dan santriwati diharapkan untuk mengumpulkan telepon genggam mereka terlebih dahulu, agar lebih fokus saat kegiatan berlangsung.

Muhadarah ini juga dikenal dikalangan santri sebagai kuliah 10 menit. kegiatan ini merupakan bagian dari hal rutin yang selalu dilakukan setiap malam jumat. Rata-rata berlangsung selama 10 menit setiap santrinya. Kegiatan muhadarah ini dilakukan guna melatih mental para santri di Dayah Mudi ini. Ada sebahagian santri yang tidak menyukai kegiatan ini karena mereka tidak mempunyai keberanian untuk tampil di khalayak ramai. Dan ada juga sebagian santri yang sangat menyukai kegiatan ini karena mereka memang ingin melatih diri mereka agar mempunyai keberanian berbicara di depan khalayak. Di setiap minggunya santri yang tampil pada malam muhadarah ini berbeda-beda dan sebelum tampil mereka diberikan judul pidato untuk berdakwah dengan berbeda pula. Santri diharapkan mampu tampil dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 

Guna untuk menggali potensi para santri, kegiatan muhadarah ini perlu dilestarikan. Karena salah satu kelebihan kegiatan muhadarah ini ialah bisa membuat santriwan dan santriwati lebih percaya diri dan berani. Jadi ketika ada kegiatan di luar dayah, contohnya seperti mengadakan lomba pidato di kampung-kampung, para santri sudah terlatih mentalnya dan tidak gugup dalam menyampaikan isi pidatonya di kalangan ramai.

Guru pembimbing di dayah yaitu para ustaz dan ustazah, berperan membantu santri untuk mengetahui berbagai informasi dan memberi motivasi agar santri berani tampil. Rasa tidak percaya diri tentu saja ada mengingat tampil di muka umum bukanlah suatu yang mudah. Ketika itu lah guru berperan mengajak santri untuk tidak ragu-ragu dalam tampil berpidato.

Di dalam bimbingan guru membawa pengaruh positif terhadap santri yang memiliki percaya diri rendah sehingga menjadi santri yang percaya diri tinggi. Dengan mengikuti bimbingan guru santri yang cenderung pasif dan pendiam dituntut untuk berani berpidato di depan khalayak ramai. Sehingga mampu merubah pola pikir, kebiasaan dan tingkah laku dalam sehari-hari menjadi lebih bermakna dan positif dalam melakukan segala hal yang berhubungan sosialisasi dengan orang lain.

Dengan adanya bimbingan guru diharapkan agar santri mampu menjadi lebih percaya diri atas kemampuannya, mampu mengembangkan potensi dirinya lebih baik dan menjadikan keyakinannya lebih berani tampil ketika di tempat umum baik dalam diskusi maupun kegiatan lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya yang diberikan seorang guru dalam bimbingannya melalui pelaksanaan kegiatan muhadarah dapat meningkatkan percaya diri para santri. 

 Penulis : Fitrah Malinda Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran IslamFakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN lANGSA

 

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.