Breaking News
recent

Pemanfaatan Lahan Kosong Pemko Langsa Untuk Ketahanan Pangan Ditengah Pandemi Covid-19

 

(Doc.Istimewa)

Zawiyah News | Serba serbi - Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan untuk mengaksesnya. Sebagai contoh, sebuah rumah tangga mempunyai ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada pada kondisi kelaparan. Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi ketergantungan eksternal. Ketahanan pangan adalah sebuah kondisi ketika semua orang pada segala waktu menerima akses secara fisik, sosial ataupun ekonomi untuk mendapatkan pangan bagi seluruh anggota rumah tangga dengan kondisi pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, beragam, bergizi, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya setempat.

Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui proses kedaulatan pangan dan penganekaragaman pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Beberapa upaya yang telah di lakukan oleh pemerintah adalah diantaranya dengan pembukaan lahan baru untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, sebagai upaya mendukung terhadap program pemerintah, sebenarnya banyak lahan tidur yang tidak termanfaatkan di daerah kota seperti pemanfaatan lahan di pekarangan rumah termasuk diantara lahan tidur yang masih belum termanfaatkan di karenakan kehidupan dan mobilitas dari penduduk kota sangat tinggi sehingga penduduk kota masih kurang sadar untuk memanfaatkan lahan di pekarangan di bandingkan dengan penduduk desa di karenakan mobilitas penduduk desa tidak terlalu tinggi di bandingkan lahan yang ada

Adapun upaya Pemerintah Kota Langsa, sedang menggarap lahan seluas 45 hektare yang berada di Gampong (desa) Timbang Langsa, Kecamatan Langsa Baro, menjadi lokasi kebun raya Kota Langsa.

Tujuan dilakukannya penggarapan lahan ini selain dibuat kebun raya kota langsa, sebagai destinasi wisata buah dan alam untuk masyarakat setempat, dan luar daerah dengan biaya murah sekaligus nantinya berimbas terhadap peningkatkan perekonomian masyarakat, guna juga untuk memberikan wadah kepada masyarakat setempat mengolah lahan tersebut untuk dijadikan sumber mata pencarian ditengah peliknya kondisi pandemi covid-19 saat ini.   

Dengan pengelolaan lahan tersebut masyarakat sekitar mempergunakan untuk menanam segala macam tanaman yang bisa djadikan usaha untuk menopang perekonomian ditengah kondisi covid-19. Lahan pertanian yang dipinjampakaikan kepada masyarakat untuk membantu roda perekonomian tersebut dimanfaatkan Kelompok Tani Sejahtera Bersama yang diketuai Sudarto bersama penggerak pertanian porang di Kota Langsa.

 Adapun dari berbagai macam tanaman yang ditanam paling banyak mereka menanam sayuran dan buah. Dari banyaknya masyarakat yg ikut andil dalam pengolahan lahan ini kebanyakan dari warga setempat, yaitu warga yang bermukim didesa Pondok Kelapa, dari kebanyakan mereka adalah pensiunan PTP.

Kemudian, saat ini tanah yang juga di garap oleh beberapa masyarakat sekitar untuk ditanami palawija, dan ini juga sebagai penambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta lahan ini akan terlihat bersih dan tanaman buah tetap terawat dengan baik.

Penggarap lahan ini banyak juga menanam tanaman jenis jagung, kedelai,  ubi kayu, semangka, nanas, pisang, serta tanaman jenis sayuran dan bahan masak seperti rempah rempah yang bisa dipanen dalam waktu tidak lama seperti kacang panjang, kacang tanah, kangkung akar, serai, lengkuas serta menjadi sumber penghasilan bagi warga Kota Langsa. Sementara untuk mewujudkan lahan ini menjadi kebun raya Pemko Langsa bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Sebelumnya, Penggarapan lahan ini diawali dengan dilakukannya gotong royong oleh 1.000 pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai kontrak dalam lingkungan Pemko Langsa sekaligus penanaman pohon sebanyak 2.000 batang pohon berbagai jenis buah dan tanaman pohon keras.

Pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai kontrak sedang menanam berbagai jenis buah dan tanaman pohon keras bertempat di Gampong (desa) Timbang Langsa, Kecamatan Langsa Baro. Pohon buah yang ditanam meliputi durian, sukun, punti, kelapa, pisang, mangga, jengkol, sirsak, matoa, petai, dan aren. Sementara pohon keras meliputi, sentang, kruweng, meranti, damar, merbau dan pohon pala.

Setelah pohon pohon ini besar dan berbuah nantinya akan menjadi wisata buah yang akan menjadi tujuan bagi wisatawan baik lokal, nasional maupun manca negara. Dan Pemerintah Kota juga meminta agar penggarap lahan Tumpang sari ini dapat menjaga, merawat serta membersihkan tanaman buah agar dapat tumbuh dengan subur.

Penulis adalah Aulia Intan Ramadhita, Mahasiswa Program Studi Agama Islam Falkultas Ilmu Keguruan IAIN Langsa

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.