Ilustrasi by: google |
Zawiyah News | Essay - Istilah milenial semakin berkembang seiringan dengan perkembangan zaman, bagaimana tidak sebelum itu generasi ini disebut sebagai generasi x dan memiliki perkembangannya sampai sekarang yang di istilahkan sebagai generasi Y atau gen Y. Milenial juga disebut sebagai “Echo boomers” karena adanya booming.
Istilah milenial lahir setelah tahun 2000-an yang ditandai dengan banyaknya kemudahan dalam mengakses informasi dan perkembangannya di dunia digital,di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka di tandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi.
Karakteristik generasi milenial dapat di lihat dari beberapa hal yang pertama pada tahun 2012, seperti dikutip dari Livescience.com dari USA Today ada sebuah studi yang menunjukan bahwa generasi milenial lebih berkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik,fokus pada nila-nilai materealistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama jika dibandingkan dengan generasi X.
Generasi ini memiliki sisi positif dan negatif disisi negatifnya mereka memilki pribadi yang pemalas, narsis, dan suka sekali melompat dari satu pekerjaankepekerjaan lainnya. Namun di sisi positifnya generasi milenial yang memiliki pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung kesetaraan hak,mereka juga memilki rasa kepercayaan diri yang bagus, mampu mengekpresikan perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.
SEJARAH KEPEMUDAAN
Mebahas tentang pemuda milenial dalam membangun negeri tidak terlepas dari perkembangan zaman, bagaimana tidak?, sebelum memasuki era milenial pemuda sudah pernah dicatat dalam sejarah, pada saat itu pemuda turut andil dalam kemerdekaan dan berperan sebagai kekuatan untuk melawan penjajah untuk merebut NKRI.
Sebagai bukti pemuda memiliki peran yaitu yang pertama bisa di lihat dari pergerakan Budi Utomo yang berlangsung pada tahun 1908, Setelah itu ada pula peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada tahun 1928 dimana menghasilkan ikrar sumpah pemuda yang menjadi tongkak sejarah pergerakan pemuda seluruh Indonesia dalam semnagat kemerdekaan Indonesia pada saat itu, ada pula peristiwa proklamasi kemerdekaan indonesia pada tahun 1945 yang mana juga ada golonganpara emuda di dalamnya. Terlebih lagi pada tahun 1966 terjdi pergerakan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang kemudian berhasil meruntuhkan kekeuasaan orde baru dan pada tahun 1998 juga berhasil mengahantarkan bangsa indonesia pada masa reformasi.
Sekarang kita sudah memasuki era milenial dimana di era ini disebut sebagai masa dimana teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi para generasi didalamnya. Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi tentu tingkat pesaingan juga semakin tinggi sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusia untuk lebih ditingkatkan. Sehingga pemuda saat ini diharapkan dapat membawa perubahan yang baik kedepannya.
Tentu hal ini merupakan suatu perubahan dan menjadi tantangan bagi generasi milenial untuk membangun perubahan yang lebih baik kedepannya dan menjadi patokan atau acuan untuk membawa perubahan di berbagai bidang sektor kehidupan.
PERAN PEMUDA
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa maka sebenarnya generasi muda juga menjadi hal yang penting dan perlu dilibatkandalam pembangunan baika secara nasional maupun daerah. Mengapa demikian? Generasi pemuda milenial yang sebenarnya memiliki fisik yang kuat, pengetahuan yang baru,inovatif dan juga memiliki tingkat kreativitas yang sangat tinggi. Oleh sebab itu , peran pemuda penting bagi pembangunan dan perkembangan suatu bangsa. Beberapa peranan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Agent of Change
Artinya peran pemuda mampu membawa perubahan bagi kemajuan danperkembang suatu bangsa, yang dapat dilakukan melalui mengadaan perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat,baik nasional maupun daerah.
2. Agent of Development
Artinya peran pemuda yang mampu mengaadakan pembangunan baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah dan ikut bertanggung jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan pembangunan tersebut.
3. Agent of Moderniations
Artinya peran pemuda yang mampu menganalisis perubahan zaman yang pastinya memberi pengaruh besar pada bangsa, sehingga mereka mampu memilih mana yang seharusnya di pertahankan.
Membangun pendidikan
Artinya wajib berpendidikan penting untuk ditanamkan pada generasi muda bangsa,peran pemuda dalam membangun pendidikan di indonesia juga dapat dilihat dari adanya banyak tenaga pendidik yang masih tergolong muda dan semangat memberikan pendidikan bermutu pada generasi penerusnya.
Semangat juang yang tinggi
Artinya pemuda harus menanamkan semangat juang yang tinggi dengan berusaha sebaik mungkin untuk dapat mencapai prestasi yang membanggakan bangsa indonesia dan lain sebagainya.
Sedangkan istilah Adat menurut KBBI adalah aturan (perbutan dan sebagainya) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dulu. Adat berasal dari bahasa melayu yang mengandung penegertian sebagai kebiasaan yang bersifat magis religius, menurut Jalaluddin Tunsam (seorang yang berkebangsan arab yang tinggal di aceh) Dalam tulisannya pada tahun 1660 “Adat” Berasal dari bahasa arab yang berarti cara atau kebiasaan. Di Indonesia kata “adat” baru digunakan pada sekitar abad 19, sebelumnya kata ini hanya dikenal pada masyarakat melayu setelah pertemuan budayanya dengaan agama islam pada sekitar abad- 16-an.
Terlihat jelas bahwa milenial dan adat memiliki makna yang berjauhan, dengan milenial yang diistilahkan sebagai generasi yang sudah mengalami kemajuan di bidang teknologi dan adat adalah kebiasaan yang sudah diilakukan sejak dulu kala. yang mana saat ini adat terkesan hanyalah milik orang tua, bagaimana tidak? Adat kerap dianggap sebagai suatu yang tidak penting di kalangan milenial, adat yang dilakukan sejak dulu sudah tidak di percayai dan bahkan kerap tidak di lakukan atau dikembangkan oleh para anak-anak muda pada era milenial ini.
Dengan segala kecanggihan teknologi ini tentu banyak dari para pemuda-pemudi yang melupakan perannya sebagai generasi milenial, bagaimana tidak? Padahal milenial sesungguhnya adalah milenial yang membudayakan apa yang sudah menjadi adat dari suatu daerah atau tempat mereka tinggal untuk dikembangkan agar adat tersebut memiliki tempatnya tersendiri di kalangan milenial. Tapi dengan segala sumber informasi yang ada saat ini yang banyak dikonsumsi oleh para pemuda-pemudi milenial secara realtime setiap harinya, tentu akan berpengaruh besar terhadap karakter dan pola pikir mereka, yang tentunya akan bergeser dari nila-nilai lokal yang dulunya di jaga secara tradisional oleh para perangkat adat di semua daerah.
Pada dasarnya perkembangan teknologi sebenarnya dapat menguntungkan kita sebagai milenial untuk bisa melestarikan apa yang sudah ada sejak dulu untuk terus memperkenalkan adat-adat dan kebudayan yang kita punya kepada penjuru dunia dengan menggunakan teknologi di gital, misalnya mempromosikan adat dan tradisi daerah-daerah kita melalaui akun-akun sosial media masing atau bisa bekerjasama dengan pihak-pihak di luar negeri untuk mempromosikan adat dan tradisi aceh agar go internasional, ini tentu akan menguntukan kita sebagai milenial yang memiliki banyak kreativitas dan produktivitas dalam membudayakan adat dan tradisi kita kepada khalayak banyak. Semakin gencar perkembangan teknologi maka semakin gencar kita sebagai milenial untuk memeperkenalkan adat dan tradisi kita kepada yang lain.
Tidak dapat di pungkiri, adat dan budaya kini menjadi omset besar terhadap pariwisata, bagaimana tidak? Semua negara bahkan dunia berlomba-lomba mempromosikan budaya kepada turis diberbagai belahan dunia.
Saat ini, Indonesia mengandalkan pariwisata sebagai penyumbang devisa terbesar bagi negara pada tahun 2018, yakni sebesar 20 miliar dolar AS atau setara dengan 300 Triliun atau naik sekitar 20% dari tahun 2017 yang sekitar 16,8 miliar dolar. Peluang ini tentunya dapat diadopsi oleh Aceh dengan menggencarkan promosi adat dan budaya di sektor periwisata yang tentunya akan berdampak pada peningkatan ekonomi Aceh.
Secara kewenangan sangat jelas karena sudah diakui oleh sistem bernegara dengan diakomodirnya lembaga-lembaga adat dalam UUPA, yang sudah lahir dalam bentuk Qanun No. 10 tahun 2008 tentang lembaga adat yang mengakuikeberadaan 13 lembaga adat di Aceh, yaitu majelis Adat Aceh (MAA), Imeum mukim, Imuem chik, Geuchik, Tuha eut, Tuha lapan, Imuem meunasah, Keujruen blang, Panglima Laot, Pawang glee/ uteun, Petua Seuneubok, Harian peukan, dan syahbanda dan nama-nama lain.
Dengan kewenangan yang sudah di miliki Aceh maka dengan mudah kita bisa memerkenalkan adat dan budaya Aceh di belahan dunia, namun tidak terlepas dari itu kita harus bisa sama-sama merangkul kaum milenial untuk memajukan semua itu, karena generasi milenial adalah para pemuda yang akan menjadi estafet keberlangsungan adat di masa depan, supaya nilai-nilai adat yang sudah ada serta lembaga adat yang sudah ada diakui legelitasnya oleh negara.
Adat dan kebudayan Aceh lainnya akan mengalami perkembangan jika para pemuda milenial dengan segala kecanggihan teknologi sekarang mampu membangkitkan semangat para pemuda milenial untuk melakukan trobosan terbaru demi keberlangsungan dan perkembangan adat di aceh, baik melakukan promosi melalui akun media sosial ataupun membuat blog untuk menceritakan adat dan budaya aceh diseluruh penjuru dunia. Namun sebelum itu pemuda milenial harus paham betul mengenai perannya dalam pembangunan dan perkembangan negeri. Kita harus banyak-banyak membaca dan menggingat lagi kebelakang sejarah tentang kepemudaan hingga kontribusinya terhadap negeri sampai sekarang ini.
Penulis: Sedaryaldi Ali Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Semester VII Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar