Doc: Istimewa |
Essay-Perempuan dan pendidikan, tentu saja kedua nya merupakan elemen yang sangat berbeda namun memiki peran yang penting dalam dunia pendidikan. Karena pendidikan inilah maka kedua elemen yang berbeda ini bisa disatukan. Arti dari pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya yang mampu membawa perubahan dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan biasa diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sedangkan perempuan itu sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan, apalagi di era zaman sekarang, kesetaraan gender yang sudah di terapkan membuat semua nya memiliki hak yang sama baik itu dari segi pendidikan ataupun yang lainnya.
Sering kali dulu perempuan sangat di pandang sebelah mata, apalagi menyangkut dengan masalah pendidikan. Di zaman dulu, pendidikan bagi perempuan merupakan hal yang tidak terlalu penting, banyak sebagian orang masih menganggap itu sebelah mata. Karena pendidikan pada zaman dulu diterapkan secara fundamental, atau hanya sebagai formalitas saja atau malah lebih parahnya lagi ada yang mengatakan bahwa pendidikan untuk perempuan seharusnya tidak di berikan sama sekali, agar tunduk kepada sistem dan lebih terkurung ruang lingkup pengetahuannya.
Di era modern seperti
sekarang, perempuan jangan lagi mengalami ketertinggalan perihal pemikiran dan
pengetahuan. Karena aspek pendidikan untuk perempuan sangat berpengaruh dalam
segala bidang, apalagi jika seorang perempuan yang menjadi seorang ibu rumah
tangga, di perlukan pula pembekalan akan hal seperti itu. Ibu merupakan
madrasah bagi anak-anak nya kelak, karena sebelum anak anak nya menempuh
pendidikan di sekolah ataupun di tempat lain nya, ibu memiliki peranan penting
dalam ambil alih untuk mencerdaskan anak anaknya, mulai dari pendidikan
keagamaan ataupun nilai nilai budi
pekerti.
Ibu memiliki peran penting dan andil
yang besar dalam melakukan potensi kepada anak, tetapi bukan berarti juga tugas
mendidik anak hanya diberikan kepada ibu semata-mata. Namun ayah juga memiliki
peran penting dalam hal mendidik anak, hanya saja tidak seperti ibu yang
memberi perhatian lebih dan memiliki keterikatan batin yang kuat dengan anak.
Maka dari itu keluarlah istilah perempuan yang cerdas akan melahirkan anak anak
yang cerdas pula nanti nya. Hal tersebut dapat di maknai bahwa pendidikan akan
berpengaruh dalam pola pikir di keluarga nya, dengan cara menerapkan cara
mendidik anak dan menerapkan prinsip prinsip pendidikan dalam keluarga.
Salah satu contoh tokoh
pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah Raden Ajeng Kartini. Kartini dapat
dikatakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang pendidikan karena memiliki
terobosan dalam mengajarkan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Perjuangan
nya tersebut memberikan perubahan bagi perempuan menuju ke pemikiran yang lebih
maju. Bahwa seharusnya perempuan juga harus memiliki peran penting dalam
lingkungan sosial mereka dan memiliki hak pendidikan yang sama. Pendidikan
bukan hanya yang berkaitn dengan mengasah akal dan pikiran saja, namun juga
memperhatikan kepribadian serta budi pekerti pun harus dipertinggi. Intinya,
dalam menjalankan sistem pendidikan, tidak semata-mata mengutamakan kecerdasan
saja namun juga menanamkan nilai-nilai budi pekerti pula. Jika hanya
mengandalkan keunggulan sisi kecerdasan saja, tanpa memperhatikan hal yang
lain, maka yang terjadi adalah rasa rendahnya sikap kemanusiaan.
Pendidikan juga diberikan
bukan hanya dalam lembaga formal saja, melainkan di perlukan juga bimbingan
pendidikan non formal. Pendidikan formal tidak akan berjalan baik jika tidak
diiringi oleh pendidikan non formal yang terdiri dari hubungan keluarga dan
lingkungan dalan pendidikan tersebut. Salah satunya adalah hubungan dengan
keluarga. Keluarga merupakan elemen penting dalam pengembangan karakter. Itulah
mengapa manajemen pelayanan pendidikan kerap kali diberikan kepada pendidikan
non formal atau keluarga karena keluarga berperan sebagai pendidik, lain hal
nya jika berada di sekolah maka tugas itu di berikan kepada guru sebagai
pengganti orang tua. Hal ini berkaitan pula dengan penjelasan tentang peran
perempuan untuk memberikan pendidikan pada generasi selanjutnya.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan
bagi perempuan masih tergolong rendah, tak jarang hal tersebut terjadi pada
perempuan itu sendiri. Terkadang perempuan tersebut terjebak dalam zona nyaman
yang tak jauh dari dunia, terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi di
antaranya faktor internal dan faktor eksternal sehingga menyebabkan pemikiran
yang tabu akan dunia pendidikan. Salah satunya adalah faktor ekonomi yang
membuat perempuan tidak dapat merasakan hidup dalam dunia pendidikan. Apalagi
jika yang hidup dalam pedalaman pedesaan, yang bagi sebagian mereka disana
lebih mementingkan pendidikan untuk kaum laki-laki terlebih dahulu.
Biasa nya, para perempuan yang tinggal di desa-desa hanya mengenyam pendidikan formal sampai bangku sekolah menengah atas saja, setelah mereka lulus, jarang dari mereka yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, para orang tua mereka biasa nya lebih mengutamakan pendidikan yang lebih tinggi untuk ank laki-laki saja. Hal itu terjadi karena pemikiran orang tua mereka bahwa pendidikan tinggi itu biasa nya di pegang oleh aank laki-laki. Sedangkan anak perempuan jika sudah selesai menempuh pendidikan dasar, yang mereka lakukan adalah membantu orang tua nya dirumah seperti berkebun atau yang sebagai nya, tapi tidak jarang juga bagi mereka yang lebih memilih bekerja di luar daerah atau di luar kota hanya untuk sekedar mencari pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan di pedesaan. Di sisi lain, perempuan juga masih mengalami tindakan represif yang cenderung didasari oleh interprestasi agama yang cenderung bias gender. Pemikiran tersebutlah yang membuat terjadinya kemunduran dalam konteks pendidikan bagi kaum perempuan. Oleh karena itu, perlu waktu untuk pemerataan di dalam bidang pendidikan terutama untuk perempuan, tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, namun juga ada pengaruh dari lingkungan, budaya dan pola pikir orang tua.
Tokoh emansipasi wanita yaitu ibu kartini mengajarkan bahwa pentingnya emansipasi terhadap perempuan, minimal melalui pemberian akses pendidikan secara meluas. Namun dalam praktiknya masih banyak dari penerapan nya yang belum berjalan maksimal, sehingga perempuan masih terkurung dalam sangkar emas. Apalagi di era milenial seperti sekarang, perempuan harus memiliki pendidikan yang cukup memadai untuk menghadapi segala persoalan persoalan yang ada.
Penulis: Meta Indri Sukmana Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN LANGSA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar