Breaking News
recent

Program Posyandu Dalam Meningkatkan Kesehatan Anak Balita di Desa Besar


Essay-Posyandu (pos pelayanan terpadu) merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan utama posyandu adalah mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat. Peran posyandu di tengah masyarakat sangatlah besar. Kegiatan posyandu ini diadakan setidaknya 1 bulan sekali yang diadakan oleh ibu bidan di Desa Besar tersebut dan dibantu oleh ibu-ibu kader.

Berbeda dengan puskesmas yang memberikan pelayanan setiap hari, posyandu hanya melayani setidaknya 1 kali dalam sebulan. Lokasi posyandu umumnya mudah dijangkau masyarakat, mulai dari lingkungan desa atau kelurahan hingga RT dan RW. Balita adalah kelompok anak yang berada pada rentang usia 0-5 tahun, masa balita merupakan periode periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia karena tumbuh kembang berlangsung cepat . Perkembangan dan pertumbuhan di masa balita menjadi faktor keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang.

Tumbuh kembang adalah suatu proses yang berkelanjutan dari konsepsi sampai dewasa yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Pertumbuhan paling cepat terjadi pada masa janin , usia 0-1 tahun dan masa pubertas. Sedangkan tumbuh kembang yang dapat dengan mudah diamati pada masa balita. Pada saat tumbuh kembang setiap anak mempunyai pola perkembangan yang sama , akan tetapi kecepatannya berbeda . Pada masa balita termasuk kelompok umur paling rawan terhadap kekurangan energi dan protein , asupan zat gizi yang baik sangat dipelukan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan . Zat gizi yang baik adalah zat-zat gizi yang berkualitas tinggi dan jumlahnya mencukupi kebutuhan . Apabila zat gizi tubuh tidak terpenuhi dapat menyababkan beberapa dampak yang serius, contohnya gagal dalam pertumbuhan fisik serta perkembangan yang tidak optimal .

Salah satu program utama posyandu adalah menyelenggarakan pemeriksaan bayi dan balita secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi sejak dini bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anak balita di  posyandu balita di Desa Besar  yaitu seperti penimbangan berat badan , pengukuran tinggi badan dan evaluasi tumbuh kembang, serta penyuluhan dan konseling tumbuh kembang. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicatat di dalam buku KIA atau KMS.

Imunisasai merupakan salah satu program pemerintah yang mengharuskan setiap anak usia di bawah 1 tahun untuk melakukan vaksinasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan ada 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan, yaitu imunisasi hepatitis B, polio, BCG, campak, dan DPT-HB-HiB. Dalam hal ini, posyandu menjadi salah satu pihak yang berhak menyelenggarakan program imunisasi tersebut. Tak hanya anak, ibu hamil pun juga dapat melakukan vaksinasi di posyandu, misalnya vaksinasi tetanus, hepatitis, dan pneumokokus.

Melalui kegiatan pemantauan gizi, posyandu berperan penting dalam mencegah risiko stunting pada anak. Pelayanan gizi di posyandu meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, dan pemberian suplemen. Apabila ditemukan ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) atau balita yang pertumbuhannya tidak sesuai usia, kader posyandu dapat merujuk pasien ke puskesmas. Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi. Gizi dan kesehatan balita merupakan salah satu hak asasi anak. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi jika gizi dimasa bayi dan anak tidak terpenuhi dan tidak diatasi secara dini.

Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan. apabila pada masa ini bayi memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Air susu ibu (ASI) menjadi makanan terbaik di awal kehidupan anak sekaligus hak dasar agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Faktor nutrien dan protektif yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kematian dan kesakitan bayi akan menurun.

Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sampai sekitar enam bulan. Saat bayi berusia enam bulan, maka kebutuhan nutrisi dan energi bayi semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan bayi. Energi dipasok terutama oleh karbohidrat dan lemak serta protein dapat digunakan sebagai sumber energi. Kebutuhan akan energi dapat ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh, berat dan tinggi badan, lingkar kepala, kesehatan dan kepuasan bayi. Bayi membutuhkan lemak yang tingg, sebab lemak digunakan sebagai penyuplai energi. Lebih dari 54% suplai energi berasal dari lemak. Energi dari lemak terutama dibutuhkan oleh bayi dalam keadaan sakit atau dalam tahap penyembuhan.

Air Susu Ibu memasok sekitar 40-50% energi sebagai lemak. Lemak minimal harus menyediakan 30% energi, yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan asam lemak esensial, vitamin yang larut dalam lemak, kalsium serta mineral lainnya. Kebutuhan akan karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan energi. Sebaiknya 60-70% energi dipasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah laktosa, bukan sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan flora yang bersifat asam dalam usus besar sehingga penyerapan kalsium meningkat. Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk bertumbuh-kembang. Mutu protein bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap serta komposisi asam amino didalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh .

Penulis: Mursyidatul Fadhilah , Mahasiswi IAIN LANGSA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.