Essay-Tidak terasa bulan suci Ramadhan sebentar lagi akan tiba, hanya tinggal
hitungan hari kita sebagai umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan
1442 Hijriah. Namun Ramadhan kali ini kita masih dalam kondisi yang belum cukup
stabil yakni masih disertai dengan adanya wabah covid-19 atau sering disebut
virus corona yang saat ini masih melanda di seluruh penjuru dunia. Namun hal
tersebut tidak mematahkan semangat umat muslim khususnya yang ada di Indonesia dalam
menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini. Kebahagian dan kegembiraan menyambut
bulan Ramadhan telah kita rasakan, dengan persiapan-persiapan dimana kita
mempersiapan diri agar pada bulan Ramadhan tahun ini kita dapat menjalankan
ibadah puasa dengan khusyuk.
Tradisi atau adat-istiadat adalah suatu pola perilaku,
kebiasaan atau kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat mengenai
nilai-nilai, norma-norma, hukum dan aturan-aturan yang telah menjadi. Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu
negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Tradisi biasanya dibangun dari
falsafah hidup masyarakat setempat yang diolah berdasarkan pandangan dan
nilai-nilai kehidupan yang diakui kebenaran dan kemanfaatannya. Jauh sebelum
agama datang masyarakat telah memiliki pandangan tentang dirinya. Tradisi juga
merupakan suatu sistem yang menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek yang
pemberian arti perilaku ajaran, perilaku ritual dan beberapa jenis perilaku
lainnya dari manusia atau sejumlah manusia yang melakukan tindakan satu dengan
yang lain.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbanyak di
dunia. Oleh karena itu, setiap daerah di Indonesia memiliki banyak ragam
budaya ataupun tradisi yang bernuansa agama Islam. Salah satu yang tidak bisa dilewatkan oleh umat Muslim di
Indonesia adalah menyambut Bulan Suci Ramadhan. Ada banyak sekali tradisi
atau budaya yang bisa ditemui yang berkaitan dengan menyambut bulan suci
Ramadhan ini.
Ada sebuah tradisi yang hingga kini masih dijaga oleh masyarakat
Desa Bukit Mas dalam menyambut Ramadhan, yaitu Tradisi kenduri mesjid atau
Punggahan. Dilansir dari laman mudanews, Tradisi Punggahan
berasal dari kata munggah yang memiliki arti naik. Maksudnya tradisi ini
diharapkan mampu menaikkan derajat manusia dalam menghadapi bulan puasa, baik
secara lahiriyah dan batiniyah. Tradisi
Punggahan ini telah berlangsung dari jaman dulu. Adapun tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan
sarana untuk berkumpul bersama masyarakat di sekitar tempat tinggal.
Sebagaimana yang disampaikan Bapak Pahlan selaku tokoh agama Desa
Bukit Mas, beliau mengatakan bahwa kenduri mesjid ini merupakan tradisi. Jika
dilakukan tidak akan menyebabkan mudhorat, oleh karenanya hal ini tidak menjadi
masalah dalam agama. karena tujuan orang-orang tua dulu untuk menunggu tibanya
puasa Ramadhan. dan tradisi ini dari saya kecil sekitaran tahun 70-an sudah ada
disini, tuturnya.
Tradisi kenduri mesjid ini memiliki nilai-nilai
kebaikan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bermasyarakat.Tradisi ini
dijadikan momentum bagi masyarakat untuk mempererat kesatuan dan persatuan
antar sesama. Dalam hal ini, warga menjadi berkumpul, saling menyapa, dan
saling bersilaturahmi. Selain mengasyikkan, tradisi ini juga mempererat kerukunan warga
dalam bermasyarakat.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bukit Mas,
tradisi ini dilakukan dengan mengadakan makan bersama seluruh warga di kampung.
Masyarakat desa akan membawa makanan masing-masing dan berkumpul di mesjid yang
berada di kampung. Kemudian, setelah itu masyarakat duduk bersama, saling
bertukar makanan kemudian makan bersama-sama dan saling berhadapan satu dengan
yang lainnya. Adapun kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021,
Sabtu malam.
Namun sebelum acara kenduri mesjid atau punggahan
dilaksanakan pada kesempatan ini saya sebagai Mahasiswi KPM IAIN Langsa mengajak para Remaja Mesjid Al-Muhajirin dan anak-anak
TPQ Al-Abbas Dusun Kodam Atas untuk bersama-sama mempersiapkan acara kenduri mesjid atau
punggahan dengan melakukan gotong royong di lingkungan mesjid Al-Muhajirin
Dusun Kodam Atas Desa Bukit Mas ba’da asar. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang asri, menanamkan
nilai-nilai islami,
melatih mental generasi muda dan membentuk kepribadian pada Remaja dan anak-anak TPQ itu sendiri sekaligus memotivasi mereka untuk kedepannya terus
melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat.
Pada malam acara, dalam sambutannya salah satu tokoh masyarakat Dusun Kodam Atas yakni Bapak Watson Tarigan
menuturkan bahwa acara kita
malam ini ialah untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Adapun tujuan
acara kita yang pertama menyambung tali silaturahmi sebagai umat islam. Yang
kedua, sebelum memasuki Ramadhan alangkah indahnya jika kita saling
bermaaf-maafan agar puasa kita nanti dapat berjalan dengan baik dan insyaalah
diterima disisi Allah SWT. Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." Ini
merupakan perintah Allah terhadap kita umat islam untuk melaksanakan satu
kewajiban ibadah yang tercantumkan dalam
rukun islam, yakni Membaca Dua
Kalimat Syahadat, Mendirikan Shalat, Menunaikan Zakat, Berpuasa di bulan
Ramadhan, dan Naik haji bagi yang mampu. Oleh karena itu puasa ini wajib bagi
kita umat Islam jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melaksanakan ibadah
puasa ini, tuturnya.
Setelah
serangkaian acara berlangsung, kenduri mesjid atau punggahan ini ditutup dengan Do’a. Lantunan doa-doa tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT
untuk meningkatkan keimanan, menenangkan
jiwa, serta untuk mendoakan para arwah leluhur yang
sudah mendahului kita yakni para keluarga atau leluhur yang telah meninggal
dunia, agar Allah SWT menempatkan arwahnya di tempat yang mulia.
Oleh
karenanya sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Desa Bukit Mas untuk
penyambutan bulan suci ramadhan dengan melaksanakan kenduri di mesjid atau
punggahan ini sebagai wadah untuk saling bermaaf-maafan sebelum melaksanakan
ibadah puasa. Agar puasa tahun ini dapat kita laksanakan lebih baik lagi dari
sebelumnya. Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al-Baqarah ayat 237 yang
artinya: “memaafkan kesalahan orang lain itu mendekatkan kita kepada sifat
taqwa. Dan taqwa adalah tujuan dari berpuasa. “Dan memberi maaf itu lebih dekat
kepada takwa.”
Penulis: Dinda Amelia, Mahasiswi
Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Langsa, Peserta KPM Tematik 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar