Zawiyahnews | Essay - Dalam penyelenggaraan pembangunan, diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi efektif dan memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship.
Komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan. Melibatkan masalah yang luas: komunikasi politik, komunikasi sosial-budaya, dan kebijakan komunikasi. Komunikasi pembangunan dalam arti luas meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
Di dalam Islam satu hal yang harus diyakini kebenarannya adalah bahwa segala sesuatu diciptakan dengan nilai dan fungsinya masing-masing. Semua hal, apa pun itu, memiliki peranannya masing-masing, bernilai guna.Tidak ada satupun yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, Allah Swt. untuk hal yang sia-sia. Oleh karena itu, pada tahap ini segala sesuatu menjadi ”tidak netral”, semua mengambil perannya masing-masing.
Firman Allah Swt.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali ‘Imran/3, ayat 191).
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan adalah “as an integral part of development, and communication as a set of variables instrumental in bringing about development“. Siebert, Peterson dan Schramm (1956) menyatakan bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, seseorang harus memperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara.
Bagi Islam, pembangunan mestilah berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah sebagai sumber dari segala sumber inspirasi dan perilaku manusia. Pembangunan haruslah dilihat secara lebih komperehensif baik pembangunan yang bersifat fisik, terlebih-lebih pembangunan mental atau rohaniah umat Islam atau manusia secara menyeluruh. Islam datang untuk membawa rahmat bagi sekalian alam.
Bagi pembangunan harus dimulai dari pembangunan umat manusia yang menjadi tonggak kepada pembangunan diri, keluarga, material, rohani, masyarakat, ilmu, akhlak dan negara. Tujuan utama pembangunan insan (manusia) adalah untuk mencapai al-Falah (kejayaan, kemenangan, kesejahteraan) di dunia dan di akhirat. Kejayaan ini dimanifestasikan dalam pendidikan, pembentukan diri, keluarga dan masyarakat bertaqwa yang menjurus ke arah keridhaan Allah Swt. (mardatillah).
Paling tidak empat landasan yang mendasari pemikiran mengenai konsep pembangunan menurut Islam yaitu:
a) Tauhid (keesaan dan kedaulatan Allah s.w.t.)
b) Rububyyah (ketentuan-ketentuan Allah s.w.t..
c) Khilafah (fungsi manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi).
d) Tazkiyah (penyucian dan pengembangan).
Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti luas dan arti sempit, yaitu:
Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan.
Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan.
Dalam pembangunan, komunikasi ialah proses yang memungkinkan komponen-komponen suatu sistem sosial atau sistem itu sendiri memperoleh dan bertukar informasi yang dibutuhkan pihak lain. Sistem sosial itu memerlukan berbagai macam informasi untuk menyesuaikan diri dan menjaga keseimbangan dengan lingkungannya yang mungkin berubah setiap saat..
Kedua pengertian tadi merupakan acuan dari konsep komunikasi pembangunan pada umumnya. Sedangkan konsep komunikasi pembangunan khas Indonesia dapat didefinisikan sebagi berikut
“Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat”.
Setiap strategi dalam bidang apa pun harus didukung oleh teori, demikian juga dalam strategi komunikasi. Teori merupakan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman yang telah diuji kebenarannya. Untuk strategi komunikasi, teori yang barangkali tepat untuk dijadikan sebagai ”pisau analisis” adalah paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell.
Berdasarkan kesimpulan diatas bawa Konsep pembangunan dalam Islam bersifat menyeluruh. Berbeda dengan konsep-konsep pembangunan lain yang lebih mengarah pada pengertian fisik dan materi, tujuan pembangunan dalam Islam lebih dari itu. Bagi Islam pembangunan yang dilakukan oleh manusia seharusnya hanya mengejar satu tujuan utama, yaitu: kesejahteraan ummah. Oleh karenanya, konsep pembangunan dalam Islam dapat dikatakan sebagai usaha pembangunan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan adanya manusia seutuhnya.
Pesan-pesan nilai, peran,dan fungsi pembangunan di atas haruslah dikomunikasikan secara baik dan benar, agar bisa mencapai sasaran yang tepat pula. Di sinilah peran komunikasi. Inilah tinjauan umum aksiologi komunikasi pembangunan dalam perspektif Islam.
Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan. Apalagi proses pembangunan ke depan cenderung akan semakin mengurangi peran pemerintah, seiring semakin besarnya peran masyarakat
Dalam konteks ini kompem dilihat sebagai rangkaian usaha mengomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis, promosi, evaluasi, dan teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan.
REFERENSI
Dilla, S. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan Terpadu. Simbiosa. Bandung.
Nasution, Z. 2004. Komunikasi Pembangunan. Pengenalan Teori dan Penerapannya. Rajawali Pers. Jakarta.
Sitompul, Mukti , Konsep-Konsep Komunikasi Pembangunan, Medan: Fisip USU, 200
Uchjana Effendy, 1987.Onong, Komunikasi dan Modernisasi, Bandung: Alumni,
Uchjana Effendy, Onong, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000
Rogers, E. 1989, Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif Kritis. LP3S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar