Breaking News
recent

Menapaki hidup Dengan Menikah Muda Bukan Alasan Untuk Sesesorang Berhenti Bermimpi

(Docs.Istimewa)

Zawiyah News | Feature - Dalam hidup, setiap orang memiliki tujuan dan mimpi-mimpinya masing-masing. Hanya saja, tidak semua orang mampu menunggu sampai usahanya benar-benar membuahkan hasil dan memilih untuk melanjutkan mimpi yang besar ketika memutuskan untuk membangun rumah tangga.  Memilih jalan hidup untuk membangun rumah tangga di usia muda bukanlah alasan seseorang untuk berhenti meraih mimpi nya, walau banyak orang yang berpendapat bahwa memilih jalan hidup dengan menikah menjadi penghambat dalam meraih cita-cita.

Ketika tulisan ini hadir berbicara tentang usia muda, saya melihat sosok itu pada Sarah Zulkarnain, ia adalah salah satu perempuan muda yang mendidekasikan separuh hidupnya dengan pendidikan, tidak hanya itu ia juga terjun ke dunia bisnis, aktif di organisasi dan komunitas internal dan eksternal kampus, meraih beragam prestasi dan mencoba menjadi bagian dari hidup orang lain, mengagumkan sekali.

Disisi lain hidupnya ia menapaki diri dengan jalan hidup berasaskan saling melengkapi untuk mencapai satu kebahagiaan akhirat yang ditempuh bersama-sama yakni jalan “menikah muda”.

Saat teman-teman seperjuangan nya saat itu mungkin masih memikirkan bagaimana mengambil jalan hidup untuk bersenang-senang dengan hidupnya sendiri dahulu  atau sekadar menggapai karir  seorang diri, namun tidak dengan perempuan ini, ia memilih jalan hidup nya untuk menapaki mimpi-mimpi dengan seorang pria yang tidak pernah ia sangka sebelumnya akan menjadi teman hidupnya, pria itu dahulu adalah seorang dosen dibangku perkuliahan.

Tersenyum malu, terkadang terselip tawa ia mengingat saat bercerita bagaimana dulu pertemuan dan kisah perjalanan hidupnya dengan dosen tersebut, hingga akhirnya ia memutuskan dengan seorang pria yang merupakan dosen kiler nya di prodi sarjana matematika dulu.

“Sungguh amat berbeda, bagaimana kita bisa bersinergi jika kita tidak saling mendukung, persoalannya seringkali kita lupa melihat kekurangan kita dan lupa pula melihat kelebihan orang lain. Bagi saya, pasangan tidak harus sama. Tapi harus FREKUENSI nya. Dan inilah yang harus diperjuangkan, setelah mengenal abang dulu awalnya saya pikir orangnya nyebelin sekali, namun setelah diajak berdiskusi berulang kali, rupanya ehh asik juga haha”

Cerita tersebut adalah sebagian pilihan hidup seorang sarah, berani memilih, berani juga menerima resiko, karena itu adalah proses pembelajaran yang harus diterima dan dinikmati. Saat ini sarah dan teman hidupnya sudahdikaruniai dua malaikat kecil.

“Menikah bukanlah alasan untuk berhenti mengejar mimpi, setiap kebaikan yang ditetapkan bukanlah jalan untuk menghambat cita-cita. Setiap orang masih memiliki kesempatan untuk berproses selagi ia memiliki kemauan, dan menikah bukanlah faktor penghambat cita-cita. Jaangan menolak sebuah kebaikan demi ketakutan akan mimpi-mimpimu yang tidak akan terwujud.” Jelasnya saat diwawacarai penulis

Menjadi seorang perempuan bukanlah perkara yang mudah, tentu banyak sekali kekhawatiran yang dilabeli masyarakat tentang bagaimana seharusnya menjaga diri, tentang sebaiknya perempuan tidak boleh ini dan itu, tidak baik berpergian seorang diri, dan masih banyak lagi. Namun, sebagai seorang perempuan, ada banyak mimpi dan langkah yang ingin terus berjalan , mengikuti arah mata angin yang membawa perempuan ini tersadar akan pentingnya sebuah kebermanfaatan. Sekitar  7 tahun yang lalu saat itu diumur 23 tahun ia memberanikan diri bersama pasangan nya membangun impian yang berwujud rumah pendidikan bimbingan belajar yang dinamakan “99”.

Rumah belajar 99 itu merupakan salah satu jasa bimbel/bimbingan belajar di Kota Langsa. Bimbel ini menyediakan kelas bimbel SD, bimbel SMP, bimbel SMA dan persiapan perguruan tinggi dan universitas bahkan bimbel ujian kerja CPNS/BUMN. Materi yang diajarkan lengkap sesuai dengan kebutuhan seperti materi matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, kimia, biologi, fisika, TPA, terdapat juga kelas intensif bagi para peserta. Tentor dan pengajar profesional.

Foto sarah bersama suami saat acara pernikahan. (Docs.Istimewa)

Hadirnya nama “99” bukanlah tanpa alasan, nama ini hadir dari cerita panjang berhari-hari akhir kesepakatan ia dan pasangan nya ambil dari 99 nama yang baik, yang dikenal dengan “Asmaul husna”, nama yang unik tetapi memiliki filosofi yang menarik. Mengambil jalur pendidikan bukanlah tanpa alasan, ia percaya bahwa ketika ingin membangun sebuah peradaban menjadi maju, bangunlah pendidikan anak muda nya. Sejauh ini ia juga percaya, bahwa setiap orang tidak pernah tahu dari sudut mana dan momen apa yang membawa ia mampu memberikan manfaat dan dampak untuk sekitar. Namun tugas kita sebagai manusia adalah untuk menjaga aliran kebaikan terus mengalir dan tetap terjaga dimulai dari diri sendiri dan berdampak ke lingkungan sekitar.

Menjadi wanita muda yang berstatus seorang istri tidak menyurutkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan setelah sarjana “ Pendidikan yang memperoleh hasil cemerlang, gelar magister diraih dengan hasil maksimal, usaha yang tidak mudah, dulu saya meraih nya sambil menggendong anak pertama saya kesana kemari, rumah kos kami dibandung juga sempit, jadi ya seperti itu, terkadang anak menjadi sangat rewel dan cengeng, tapi abang selalu sabar dan mendukung saya melanjutkan belajar, terkadang kami juga ganti gantian menjaga anak, tanpa sadar terkadang juga kami ganti gendongan nya dijalan menuju ke kampus”.

Usaha tidak akan menghianati hasil, jangan jadikan kebaikan yang ditetapkan Tuhan sebagai alasan untuk berhenti berjuang. Ia membuktikan bahwa menjadi seorang ibu muda tidak membatasi dirinya untuk lanjut belajar S-2.

Sarah sedang foto bersama suami saat wisuda S-2 nya di UPI. (Docs.Istimewa)

Saat ini ia mengais takdir-takdir Allah melalui doa yang sering ia panjatkan, tentang bagaimana diri bisa melanjutkan mimpi untuk menjadi manfaat bagi banyak orang.

Tentang banyak harapan yang ia panjatkan, karena ia percaya tentang “ Apa yang kita terima hari ini, mungkin adalah mimpi orang lain.”

Mengenai tentang usia, “Kedewasaan tidak dapat diukur dengan sebatas usia, kedewasaan adalah tentang seberapa kamu menerima bahwa hidup akan selalu mudah jika kamu percaya bahwa Allah selalu bersama kita.”

Foto sarah saat mendapatkan juara II Duta Muslimah Preneur 2019. (Docs.Istimewa)

“Hidup ini tidak ada yang instan, bahkan pesawat yang ingin terbang pun butuh proses, hidup ini akan selesai jika hanya berdiam diri dan menunggu takdir, bergerak dan berdampaklah”.

Penulis adalah Jatian Draini Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Langsa.

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.