Zawiyah News |Langsa - Hingga selasa, (31/5/2022) Harga minyak goreng masih dikeluhkan oleh sejumlah pedagang di Kota Langsa yang menggunakan minyak goreng sebagai salah satu bahan utama dalam usahanya.
Harga Minyak goreng yang mulai naik sejak Januari lalu masih dirasakan oleh pedagang kecil dikota langsa. Kenaikan ini juga mengenai minyak goreng curah (Minyak goreng sawit yang dijual tanpa label dan merek) yang sering digunakan oleh pedagang pedagang kecil dalam usaha mereka. Mereka mengatakan harga awal sebelum terjadinya kenaikan hanya 14 ribu per kilogram tetapi sejak sebelum ramadhan lalu harganya melonjak 18 ribu per kilogram bahkan pernah menyentuh hingga kisaran 20 ribu per kilogram.
Kenaikan harga bahan pokok tersebut juga mengalami pasang surut sehingga menimbulkan keluhan bagi pedagang yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan utamanya. Salah satu pedagang gorengan, Maulida (18) yang menggelang lapak di simpang empat Jl. Zainuddin Mard, Islami Center,Paya Bujok Beuramoe mengatakan bahwa kenaikan harga minyak goreng yang sudah dialaminya sekitar 4 bulan terakhir membuat ia merawut keuntungan yang lebih tipis.
Dia mengatakan sebelum naiknya harga minyak goreng curah usahanya mampu mendapatkan hingga 700 ribu per hari dengan keuntungan mencapai 50 persen namun setelah harga minyak goreng curah naik, ia hanya mampu menghasilkan keuntungan 1/3 persen. Menurutnya deflasi tersebut tidak hanya disebabkan oleh kenaikan harga minyak goreng tetapi juga disebabkan oleh faktor meningkatkan jumlah pedangan serupa yang terus bertambah .
Pedangan yang sudah 4 tahun berjualan gorengan tersebut tetap menjaga harga produksinya tanpa mempertipis ukuran gorengan atau meningkatkan harga persatuan setiap gorengan, Maulida masih menjual pada harga yang biasanya yaitu 5 buah gorengan dengan harga 4 ribu demi menjaga kestabilan pelanggan dengan menghabiskan 7 kilogram minyak goreng curah dalam sehari.
“dalam sehari kami habis 7 kilo minyak goreng”, tuturnya.
Kenaikan harga minyak goreng mengakibatkan harga beberapa barang yang lain juga ikut naik tetapi pedagang kecil kebingungan untuk harus segera menaikan harga gorengan
“mana ada, kita rakyat kecil gak banyak berbuat lain kalo kita naikin juga pelanggan bisa kabur orang mana mau tau dengan keadaan kita”, keluhnya.
Dia berpendapat jika keadaan terus seperti ini maka dia juga terpaksa untuk ikut menaikan harga gorengan.
"kalau memang kek gini teros satu goregang di rak itu dua ribu satu kita tekan”, Imbuhnya.
Kendati demikian keadaan yang dialami Maulida. adik, nenek, dan juga ibu Maulida serta dirinya yang berada di lokasi terus berkelakar sejak anggota Zawiyah News mendatangi tempatnya, seolah kelakar Maulida dan keluarganya itu mengambarkan situasinya yang sedang dialaminya baik baik saja. Maulida menyisakan harapan agar kedepannya negara menyadari kondisi masyarakat kecil dengan menurunkan setiap harga barang pokok yang terus dibutuhkan oleh masyarakat walaupun dalam kondisi sekarang yang relatif mahal.
(M. Iqbal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar