Breaking News
recent

Asal Mula Pohon Aren

Zawiyah News | Pohon Aren termasuk tumbuhan yang seluruh komponennya dapat dimanfaatkan, mulai dari daun untuk membuat bungkus ketupat, buahnya diolah menjadi kolang-kaling, batang kayunya dapat diambil sebagai bangunan. Bahkan, getahnya, baca; air nira merupakan bahan utama untuk membuat gula aren. Pemanis yang kandungannya memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Tumbuhan ini banyak tersebar dibelantaran hutan Aceh, sering kali ditemukan secara liar bukan ditanam langsung, namun walau demikian populasi tumbuhan ini semakin berkurang.

Di Aceh Tamiang pohon ini disebut pohon Ijok. Sedangkan di Sumatera di sebut pohon Enau, sedangkan di luar pulau Sumatera di sebut kawung, taren, akul dan sebagainya. Berbicara tentang legenda menurut Pak Amir (Pengolah Gula Merah) atau gula tapak yang biasa di sebut masyarakat Aceh Tamiang. Konon katanya ada kisah unik di balik penamaan pohon Ijok.

Pak Amir menceritakan poin penting kisah dari pohon tersebut. Dikisahkan, ada seorang putri yang cantik, baik hati, idaman para lelaki. Banyak sekali pria yang ingin melamarnya. Namun si putri bingung dia harus memilih yang mana, jika ia pilih salah satu di antara begitu banyak lelaki yang ingin meminangnya pasti ada banyak orang yang tersakiti termasuk keluarganya yang pada dasarnya sudah menjodohkan sang putri kepada sosok lelaki yang memang bukan pilihannya. Kemudian si putri merasa ingin tetap bermanfaat untuk lingkugan dan keluarganya akhirnya dia berdo’a agar dia menjadi apapun untuk tetap menebarkan banyak manfaat untuk banyak orang, semuanya bisa memilikinya dan bisa menikmati hasil dari pohonnya. 

Tidak hanya sampai disitu, Pak Amir juga menceritakan makna filosofis proses pembuatan dari mulai merawat hingga pohon ijok tersebut menghasilkan produksi air nira yang maksimal. Dirawat layaknya putri, bahkan ada semacam nyanyian yang dilantunkan ketika proses pengambilan, pukulan yang diketuk ke dahan Ijok pun harus dengan ketukan yang melahirkan nada, jadi tidak heran jika pengolah air nira paham betul lantunan apa yang harus ia sajikan agar sang putri terus maksimal untuk mengeluarkan air nira.




(Mutia Agustina)
Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.