Breaking News
recent

Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Origami

Zawiyah News | Motorik adalah semua gerakan yang mungkin didapat dari seluruh tubuh, perkembangan motorik disebut juga sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik halus anak merupakan hal yang penting untuk diberikan perhatian lebih karena perkembangan motorik halus merupakan tugas perkembangan anak yang memiliki keterkaitan dengan tugas perkembangan lain seperti kemandirian, perkembangan kemampuan kognitif, dan lain sebagainya. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda, ada yang lambat dan ada pula yang normal sesuai dengan perkembangan kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. 

Motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menyusun balok, dan memasukkan kelereng. Perkembangan motorik halus harus dilatih secara kontinyu dan konsekuen. Keterampilan motorik halus dapat mengembangkan kreativitas, imajinasi anak, dan kepercayaan diri anak dalam menghasilkan suatu karya seni. Keterampilan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas-aktivitas yang menggunakan otot-otot halus pada jari tangan seperti menggambar, menggunting, mengikat tali sepatu, mengancingkan benik baju, dan menarik resleting.

Hampir sepanjang hari di sekolah, anak menggunakan keterampilan motorik halus, misalnya di kelas Taman Kanak-kanak anak banyak mengerjakan hal seperti menggunting gambar dari majalah lalu menempelkannya di kertas, mewarnai gambar, dan menulis nama mereka. Dalam kelas kesenian, anak sering membuat gambar bebas dari berbagai media seperti krayon, pensil warna, arang, dan pewarna lainnya.  Salah satu diantaranya adalah pembelajaran bidang seni rupa yaitu pada kegiatan melipat kertas (origami).

Origami adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk. Bangsa Jepang tidak menganggap origami sebagai suatu seni yang berdiri sendiri, karena mereka lebih menganggap melipat kertas itu sebagai satu bagian yang tak terpisahkan dengan kebudayaan bangsanya. Bahan yang digunakan origami adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan enak dipandang.

Kebanyakan anak-anak TK dan SD sudah diajarkan cara membuat bermacam -macam bentuk dari kertas lipat atau origami paper. Dengan bermacam-macam warna (merah, kuning, orange, ungu, hijau) mampu menarik perhatian anak-anak kecil untuk mau mencoba membuat berbagai bentuk, seperti membuat kapal. topi, kincir angin dan pesawat. Di negara asalnya, origami ini juga dipakai-saat mengajar anak-anak di TK yang termasuk tidak bisa diam di kelas sangat antusias waktu mengikuti tahapan pembuatan origami ini. Anak-anak dengan tekun mengikuti panduan yang diberikan oleh sang guru sambil melakukan gerakangerakan melipat dan dapat mengembangkan daya, cipta. Dan hal ini mampu mengembangkan sistem syaraf motorik. Dalam hal ini yang perlu lebih diperhatikan maknanya dalam bermain origami yaitu aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan.

Origami peranannya bisa meluas ke segala bidang, misalnya dipergunakan sebagai bagian dari perlengkapan hidup. Origami telah memasuki segala aspek kehidupan manusia. Dengan demikian origami memiliki peranan pada semua bidang tergantung pada kebutuhan manusia, termasuk peranannya dalam bidang pendidikan untuk keperluan melatih kemampuan motorik halus pada suatu pembelajaran.

Belajar origami bermanfaat bagi anak untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dan koordinasi antara tangan dan mata. Bagi guru dapat menggunakan origami untuk mengerjakan berbagai konsep matematika. Membuat origami juga memberi pengaruh positif pada memori, proses imajinasi, perhatian dan meningkatkan harga diri. Origami merupakan aktivitas orang tua dan anak. Hal ini karena origami sebagai aktivitas orang tua, kemudian anak mencoba membuat.

Kegiatan origami ini melibatkan unsur otot, syaraf, otak, dan jari jemari tangan. Anak selayaknya diberi motivasi, dorongan yang dapat memunculkan minat anak terhadap kegiatan tersebut. Anak dilatih memegang kertas dengan benar ketika melipat suatu kertas dalam bentuk tertentu, sehingga dapat meningkatkan kelenturan jari jemari anak. Disinilah unsur-unsur tersebut akan terkoordinasi jika dilakukan dengan intensif. Tak ada seorang anak pun yang tidak bisa melipat kertas, namun perlu pembelajaran yang sabar, telaten dan rutin.

Solusi tindakan untuk memecahkan masalah keterampilan motorik halus anak, maka di laksanakan kegiatan origami sebagai media pembelajaran. Dasar pertimbangan pemilihan origami untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak adalah sebagai berikut : pertama, kegiatan origami, anak dapat membuat sesuatu dari cara yang mendasar yaitu, meniru, berkreatifitas dan berimajinasi. Kedua, anak belajar mengapresiasi seni dan keindahan. Artinya belajar keindahan jiwa. Ketiga, belajar membuat model dan permainan sendiri. Keempat, anak belajar melihat gambar, belajar mencari solusi sehingga berhasil membentuk sebuah model origami, juga anak belajar konsep berbandingan bentuk: yang kesemuanya itu memerlukan keterampilan motorik halus.

Betapa pentingnya sekolah-sekolah untuk terus menerapkan proses belajar sambil bermain dan melipat origami. 




Oleh:

Yulia Maqfirah (4022018032)

Ade Mutia Phonna (1042018020)

 (Mahasisiwi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam & Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,  IAIN Langsa)

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.