Zawiyah News | Langsa-Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang begitu besar bagi dunia dan menghilangkan jutaan nyawa manusia. Tidak hanya pada dunia pendidikan, Virus Covid-19 juga telah mengganggu perekonomian, bahkan mata pencarian manusia modern. Selain menyebabkan mandeknya berbagai bidang usaha, wabah COVID-19 juga berpotensi mengubah tatanan ekonomi dunia yang ditandai dengan berubahnya peta perdagangan dunia. Transisi dari pandemi Covid-19 menjadi endemi menjadi kabar baik. Sejumlah aturan pun dilonggarkan, mulai dari izin keramaian dan penyelenggaraan acara, pelonggaran aturan perjalanan, hingga relaksasi pemakaian masker. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pengendalian kasus Covid-19 memiliki relasi dengan pemulihan ekonomi dan daya beli. Pada akhir 2021 virus Covid-19 telah dinyatakan berakhir. Seiring berjalannya waktu, adaptasi masyarakat dan dunia bisnis akan membawa banyak perubahan pada masa depan. Salah satu yang terdampak ialah para UMKM.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu usaha yang memegang peranan penting dan strategis sebagai stabilisator dan dinamisator pembangunan perekonomian di Indonesia. Resiliensi UMKM juga dapat dikatakan sudah teruji saat Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997. Akibat adanya pandemi Covid-19 menyebabkan Indonesia kembali mengalami krisis selama dua tahun terakhir, tepatnya pada tahun 2019 hingga 2021. Krisis pandemi Covid-19 sangat berdampak kepada keberlangsungan UMKM. Hampir seluruh UMKM mengalami kerugian, kesulitan menjalankan kegiatan operasionalnya, bahkan harus menutup usahanya karena produknya tidak dapat diserap oleh pasar. Kondisi ini kembali menguji resiliensi UMKM untuk mampu menghadapi krisis pandemi Covid-19. Berbagai macam strategi dikembangkan untuk keluar dari krisis ini. Di antaranya dengan mengoptimalkan sistem penjualan yang berbasis online yang memanfaatkan berbagai macam platform marketplace untuk memasarkan produk-produknya. Peran pemerintah sangat penting untuk membantu UMKM agar kuat menghadapi krisis pandemi Covid-19. Kebijakan moneter seperti relaksasi pinjaman, penundaan angsuran dan juga bunga pinjaman juga bantuan sosial menjadi angin segar bagi UMKM untuk sedikit bisa bernafas di antara himpitan krisis pandemi Covid-19.
Salah satu konsep utama dari resiliensi adalah seberapa besar ketangguhan pribadi yang dimiliki oleh seseorang. Seperti yang disampaikan oleh Benard (2004) bahwa ketangguhan pribadi/kompetensi individu merupakan karakter yang dimiliki oleh seseorang untuk berkembang secara sehat dan mewujudkan tingkat keberhasilan dalam kehidupannya. Selain itu resiliensi menurut Benard juga dimaksudkan sebagai proses kebangkitan diri dari berbagai masalah dan tekanan kompetensi yang berupa social competence, problem solving skill, autonomy, dan sense of purpose. Resiliensi juga didefinisikan oleh beberapa tokoh seperti Bonanno (2004) menyampaikan bahwa resiliensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk keluar dari kesulitan, menstabilkan kesehatan fisik dan psikisnya, kemampuan mengelola pengalaman dan emosionalnya secara baik, juga sebagai suatu proses peningkatan penyesuaian diri selama rentang kehidupan yang dijalaninya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa resiliensi merupakan sebuah sikap atau kemampuan yang dimiliki seseorang tentang keuletan, tahan banting, tidak mudah menyerah dalam menghadapi masa-masa sulit untuk bangkit, bertahan dan beradaptasi terhadap kondisi yang tengah dihadapi. Hal ini dapat dikatakan bahwa seseorang memiliki resiliensi yang baik apabila mampu bangkit kembali dan tidak traumatik terhadap kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Resiliensi jika ditelusuri ada pada diri setiap individu, hanya setiap manusia tidak menyadari atau enggan mengembangkannya. Artinya resiliensi dapat diwujudkan apabila setiap individu memiliki keinginan untuk belajar terutama saat menghadapi kesulitan dan kegagalan serta tidak berlebihan dalam bersuka cita ketika berada dalam kondisi kegembiraan atau keberhasilan.
Sebagai contoh usaha yang bisa dikatakan pernah terpuruk saat pandemi Covid-19 yaitu di Kota Langsa tepatnya di Desa Geudubang Aceh, Langsa Baro yang mengalami penurunan omset saat pandemi Covid-19 melanda. Banyaknya usaha fotokopi yang mengalami penurunan omset bahkan kehilangan omset karena pemilik usaha belum ataupun tidak siap menerima perubahan dalam menghadapai kendala-kendala yang datang begitu cepat. Seperti di ungkapkan oleh salah satu pemilik fotokopi “Fn Family Fotocopy” yang berada di Desa Geudubang Aceh, Langsa Baro, Kota Langsa, tepatnya berada di depan Sma Negeri 5 Langsa. Perlu diketahui seperti fotokopi biasanya yang memberikan pelayanan memperbanyak dokumen, print, jilid mapun laminating dan penjualan ATK. Biasanya untuk pelanggan banyak dari kalangan siswa, mahasiswa, maupun masyarakat sekitar.
Menurut pemilik “Fn Family fotocopy” walaupun pandemi telah berakhir namun kondisi ini mengalami perubahan, pasca pandemi banyak siswa yang mendapat tugas secara online sehingga tidak terlalu banyak memerlukan jasa fotokopinya. Meskipun demikian beliau tetap semangat dan bangkit atas keterpurukan yang telah dialaminya, pemilik Fn Family fotocopy tetap bertahan dan survive dalam menjalankan usahanya. Meski pandemi, fotokopi tetap menjadi kebutuhan bagi masyarakat, walaupun beralih secara online namun jasa ini tetap dibutuhkan. Adapun beberapa cara yang dilakukan oleh pemilik “Fn Family Fotocopy” untuk mengatasi perubahan pasca pandemi Covid-19 yaitu :
Mengatur strategi untuk melihat peluang-peluang serta melakukan jemput bola dalam penawarkan jasa ketik, print dan sebagainya secara online. Sebagai contoh Pelanggan cukup kirim pesanan via whatsapp tanpa harus menemuinya kemudian hasil pesanan berupa file akan dikirimkan via delivery maupun via whatsapp dengan sistem pembayaran transfer. Sehingga dalam hal ini roda ekonomi dari usaha fotokopi tersebut tetap berjalan meski tidak seramai sebelum pandemi Covid-19.
Memperbaiki kualitas produk dan layanan. Saat pandemi Covid-19 melanda dan menggerus UMKM, menjadi momentum bagi pemilik “Fn Family Fotocopy“ untuk memperbaiki kualitas produk dan layanan pasca pandemi Covid-19 serta menghentikan untuk sementara proses pengembangan strategi penawaran produk dan jasanya. Caranya dengan membuat iklan yang menarik.
Memanfaatkan teknologi secara lebih optimal. UMKM harus segera mengautomatisasi usahanya dengan menyeimbangkan waktu, energi, dan uang. Sebagai contoh segala pencatatan operasional usaha tidak lagi hanya mengandalkan pencatatan manual, akan tetapi memanfaatkan teknologi dengan software yang ada agar mengefisiensi dan mengefektifkan waktu, energi, dan uang.
Mempersiapkan usaha dengan tujuan agar lebih berkembang. Pak Ferdi memanfaatkan kondisi krisis pandemi Covid-19 ini untuk meningkatkan skill agar dapat mendukung perkembangan usahanya. Sebagai contoh dengan mempelajari sistem pemasaran secara digital dan belajar mengembangkan dan juga merumuskan bantuan utama untuk UMKM.
(Putri Pratiwi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar