Breaking News
recent

Pertanian Organik Salah Satu Solusi Pelestarian Ekosistem

Zawiyah News | Aceh Tamiang-Latar belakang berdirinya pusdiklat bingkai alamraya adalah sebuah lembaga non pemerintah yang didirikan sebagai wadah untuk memperkuat posisi dan memperbaiki kondisi komunitas pedesaan, khususnya komunitas petani dan perempuan, sehingga memiliki keberanian dan kemampuan untuk memperjuangkan hak-haknya, baik sebagai petani dan perempuan, maupun sebagai masyarakat sipil lainnya.

Pusdiklat bingkai alamraya berdiri pada tanggal 20 April 1994, lokasi pusdiklat bingkai alamraya di Dusun Makmur Kampong Perkebunanan Tanjung Seumentoh, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang.

Pertanian organik merupakan suatu praktek pertanian yang memandang alam sebagai suatu kehidupan, dimana semua kebutuhan untuk bertani, bersumber dan dikembangkan dari kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat disekitar kita. Sistem pertanian organik adalah sistem pertanian yang bukan hanya sekedar proses menanam dan memelihara tanaman namun merupakan suatu siklus yang tidak terputus mulai dari pra produksi (pemilihan benih, pembuatan pupuk), penyebaran benih, pemeliharaan) hingga pasca panen (panen, pengelolaan hasil panen). Pertanian organik adalah suatu sistem budaya tanaman yang alami yang selalu mempertahankan keseimbangan ekosistem dimana penerapannya selalu menyesuaikan lingkungan agar ekosistem tetap berjalan secara alami tanpa harus memutuskan salah satu mata rantai makanan makhluk hidup dan menerima masukan teknologi baru yang ramah lingkungan.

Mengapa pertanian organik?

Menurut ketua wilayah pusdiklat bingkai alamraya, Dr. Agus Syahputra, sistem pertanian intensif yang saat ini diterapkan oleh hampir seluruh petani di Indonesia harus diakui berhasil untuk meningkatkan produksi pertanian Indonesia. Namun di samping keberhasil itu, harus diakui pula bahwa sistem tersebut juga membawa berbagai dampak negatif. Ketergantungan petani terhadap ketersedian bibit, berbagai macam pupuk kimia dan obat-obatan (pestisida, inseksida dan herbisida) adalah beberapa contoh dampak negative tersebut. Hilangnya varietas lokal berbagai macam tanaman, tercemarnya lingkungan akibat penggunaan obat-obatan dan pupuk. Sementara itu, tingginya produksi tidak menjamin tingginya pendapatan petani. Karena harga jual dari hasil produksi itu sendiri sangat rendah. Kalau kita hitung, setelah dikurangi dengan modal kerja (pembuatan benih pupuk, obat-obatan dan tenaga) maka petani tidak mendapatkan keuntungan. Pertanian organik adalah salah satu bentuk solusi guna menghadapi permasalahan yang di hadapi petani.

Lebih lanjut ketua wilayah pusdiklat bingkai alamraya Dr. Agus Syahputra mengatakan jika kita pelihara bumi, maka bumi akan pelihara kita. Tugas kita adalah senantiasa menjaga bumi dan langit. Bumi diciptakan untuk dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, bukan untuk dirusak. 

  

Proses Pembuatan Pupuk

Tujuan pertanian organik

Pertanian organik mempunyai tujuan yaitu mewujudkan petani yang berdikari. Berdikari dari semuanya, mulai dari benih, bibit, dan pupuk. Dalam hal ini terutama melepaskan diri dari ketergantungan terhadap perusahaan benih, pupuk, dan obat-obatan, meskipun banyak perusahaan menciptakan pupuk dan obat-obatan organik. Petani harus berusaha keras untuk membuat pupuk, obat-obatan serta memproduksi benih sendiri. Sehingga dengan bertani organik mampu  menghilangkan ketergantungan terhadap faktor luar. Ketergantungan terhadap asupan dari luar (benih, pupuk, dan obat-obatan kimia) merupakan masalah yang saat ini dihadapi petani. Harga benih, pupuk maupun obat-obatan kimia melambung tinggi belum lagi ketersediaannya yang terkadang langka, sementara harga produksi pertanian relatif tetap membuat kehidupan petani semakin terpuruk. Pertanian organik merupakan jalan atau upaya yang tepat untuk membangun kemandirian petani. Dengan demikian petani mampu melepas ketergantungan terhadap asumsi dari luar. Semua kebutuhan sarana produksi harus disediakan sendiri oleh petani dengan menggunakan sumber alam dan lingkungan. Baik benih harus dimiliki oleh petani bebas meangakses benih tanpa tergantung pada monopoli oleh perusahaan benih. Untuk menghilangkan ketergantungan pada pupuk, petani dapat memproduksi sendiri pupuk-pupuk organik, dimana bahan-bahan bakunya telah tersedia dialam sekitar, sedangkan untuk pengendalian hama dapat mengatasinya dengan cara selalu mempertahankan keseimbangan ekosistem atau dapat pula dengan membuat larutan nabati yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

Kegiatan-kegiatan pusdiklat bingkai alamraya antara lain adalah studi dan penelitian tentang kebijakan pengelola sumber-sumber agrarinya, pendidikan pengorganisasian komunitas pedesaan (petani dan perempuan), penguatan perempuan pedesaan, pengembangan ekosistem komunitas pedesaan (petani dan perempuan), pengembangan jaringan petani dan perempuan pedesaan, advokasi dan kampanye hak-hak komunitas pedesaan (petani dan perempuan).

Pandangan tokoh masyarakat dan masyarakat pada umumnya tentang pusdiklat bingkat alamraya sangat membantu dalam bidang pertanian, dan dalam pengembangan-pengembangan wawasan baik ilmu pertanian, pendidikan dalam mewujudkan perekonomian bersama melalui koperasi petani, baik generasi muda maupun perempuan, serta memberikan sumbangsih pada kelestarian Biodiversity Aceh sekaligus menyelamatkan dan mengembangkan benih dan bibit lokal.

Pentingnya petani perempuan di pusdiklat bingkai alamraya ini, untuk meningkatkan petani perempuan dalam mengembangkan sistem pertanian organik. Petani perempuan juga banyak mengambil alih dalam bidang pertanian seperti, memasarkan, merawat, memanfaatkan tata ruang dan nilai edukasi dalam pertanian pusdiklat bingkai alamraya, dan perempuan juga dapat berperan aktif mencari kader-kader petani muda perempuan, dan tidak hanya dibidang pertanian saja perempuan juga aktif dalam membina keterampian, dan kreatifitas. Alasan yang mempengaruhi petani perempuan dalam mengikuti pertanian organik di pusdiklat bingkai alamraya ini adalah untuk menambah  penghasilan keluarga guna mencukupi kebutuhan sehari-hari, mulai dari kebutuhan pangan, sandang, kesehatan sampai dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya, sedangkan alasan petani perempuan di atas usia produktif adalah karena bekerja lebih menyenakan dan hanya untuk mengisi kesibukan dan juga sebagai pekerja sampingan dari pekerjaan utamanya sebagai ibu rumah tangga. Hal ini membuktikan bahwa diusia yang tidak produktif mereka tetap semangat untuk bekerja. Selain itu petani perempuan mengganggap bahwa usia bukanlah menjadi halangan untuk bekerja, untuk menikmati masa tuanya bekarja merupakan kegiatan yang lebih baik dari pada hanya menganggur di rumah.




Artikel oleh : Arizqiana adalah Mahasiswi Tarbiyah Institut Agama Islam Negri Langsa (IAIN Langsa) Aceh

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.