Breaking News
recent

Tradisi Memakai Inai Daun Pacar Pada Malam Sebelum Pernikahan di Desa Aras Sembilan

Gambar tanaman pacar (docs. Istimewa)

Zawiyah News | Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Aceh mempunyai beberapa bagian. Aceh juga kaya akan suku, budaya, adat, dan lain sebagainya. Seperti halnya dengan Aceh Tamiang ini, walaupun jaraknya sudah dekat dengan Sumatera Utara. Meskipun Aceh Tamiang ini adalah wilayah Aceh bahasa dan budayanya berbeda jauh sekali mulai dari bahasa, budaya, adat, dan lain sebagainya. Aceh Tamiang ini lebih identik kapada melayu seperti pada bahasa dan juga adatnya. Adat yang dilakukan mayoritas masyarakat biasanya ketika ada acara tertentu dilakukan secara turun-temurun, mulai dari nenek moyang mereka hingga sampai pada saat sekarang ini. Adat juga dikategorikan sebagai suatu hal yang unik disetiap daerahnya masing-masing. Setiap daerah memiliki berbagai macam adat. Setiap adat ada keunikan dan sejarahnya tersendiri mengapa ada adat yang seperti demikian. Selama adat tersebut tidak bertentangan dengan agama Isam, maka itu diperbolehkan.

Seperti halnya adat yang ada di Aceh Tamiang, Desa Aras Sembilan Kecamatan Bandar Pusaka. Ketika ada penggelaran acara pesta pernikahan, daun pacar (inai) merupakan salah satu simbol khas ketika acara pesta pernikahan, meskipun pada zaman modern sekarang ini daun pacar (inai) kalah saing dengan inai sasetan. Bahkan sekarang pun ada dijual inai yang modelannya seperti tatto temporary yang caranya jauh lebih simpel, praktis, dan harganya terjangkau pula. Cara pemakaiannya digunting sesuai dengan jari kita, lalu disemprotkan dengan air dan ditempelkan. Desa ini, mempuyai adat memakai daun pacar (inai) ketika hendak mengunduh mantu. Tidak adanya sanksi bagi yang tidak memakainya, hanya saja, ini bertujuan supaya si istri tadi tidak dianggap seorang janda. Pemakaian inai ini harus dilakukan kedua belah pihak baik si suami ataupun si istri. Adat ini tidak pandang bulu, sekalipun mereka berasal dari daerah mana saja, selama ada orang yang menikah dengan warga desa ini baik itu laki-laki ataupun perempuan maka adat ini tetap berlaku. 

Pemakaian daun pacar (inai) tidak hanya dipakai ketika ada acara pesta pernikahan saja, tetapi bisa juga dipakai setiap hari. Dan bukan hanya kalangan dewasa dan orang tua, anak-anak juga ikut serta dalam memakai daun pacar (inai) ini. Proses yang digunakan untuk membuat daun pacar sampai menjadi inai tidaklah memerlukan waktu yang lama. Pembuatan inai ini menggunakan cara tradisional yakni batu giling. Tetapi sudah banyak juga orang ynag menggunakan metode praktis seperti belender. Ketika pembuatan inai berlangsung daun pacar yang merupakan bahan dasarnya dicampurkan lagi dengan minyak kayu putih dan juga arang yang bertujuan untuk menggelapkan warna merah yang ada pada inai tersebut. Ketika pemasangan inai tersebut cuci tangan dengan bersih terlebih dahulu lalu oleskan rendaman air asam jawa ataupun minyak kayu putih sebagai alas sebelum diletakkanya daun pacar (inai). Ada yang mengatakan bahwa pemakaian inai jangan dilakukan pada siang hari karena warna inai pada tangan tidak akan menjadi merah kehitam-hitaman melaikan hanya warna oren saja. Dianjurkan bagi orang yang memakai inai pada malam hari supaya hasilnya lebih maksimal. 

Manfaat dari daun pacar (inai) tidak hanya berguna untuk mewarnai kuku dan rambut, tetapi ia juga mempunyai sisi lain sebagai obat seperti mengobati sakit kepala dan migrain, mengurangsi rasa sakit gejala ketika menstruasi, keputihan, mempercepat proses penyembuhan luka sayat, mengobati insomnia, mencegah penuaan dini, mengobati demam, mengatasi perut kembung, bagus untuk perawatan rambut dan kulit, mengandung anti peredangan yang baik untuk sakit rematik dan sendi. 

Tanaman herbal merupakan salah satu tanaman pilihan utama yang digunaka diberbagai belahan macam negara. Metabolit sekunder yang terkandung didalam tanaman telah diakui memiliki banyak aktifitas farmalogi daun inai banyak sekali manfaat berupa sifat anti jamur, ia juga dikenal sebagai obat anti-inflamasi (mengurangi radang), antibakteri, antimikotik, antiparasit, juga terdapat senyawa biokatif yang disebut lawaritol dan kadungan isoplumbagin didalam kandungannya, dan zat astrigent (larutan yang berfungsi mengecilkan pori-pori dan menghambat produksi minyak secara berlebih pada kulit). Obat yang berbahan herbal seperti (inai) ini biasanya ditumbuk atau diracik di rumah-rumah. Kerena jika sudah diracik dipabrik dikhawatirkan adanya tercampur bahan alami dengan zat kimia yang akan menyebabkan hilang keasliannya dan kemurniannya sehingga tidak ada dampak yang efektif lagi bagi penggunanya.

Didalam daun pacar (inai) juga terdapat kandungan kimia: Pertama, minyak Atsiri merupakan salah satu tumbuhan yang sering disebut minyak terbang karena tingkat penguapannya lebih tinggi. Minyak ini juga disebut sebagai esensial oil ( memberikan aroma pada tanaman. Kedua, flavonoid berfungsi sebagai pengaturan tumbuhan, fotosintetis, antimikroba, anti virus, dan kerja terhadap serangga. Ketiga, tanin didefenisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul yang cukup tinggi dan dapat membentuk kompleks dengan protein.



(Naura Fauzah)


Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.