Zawiyah News | Pada dasarnya, teknik pembuatan kopi bisa dilakukan pada industri pabrik. Akan tetapi di Desa Pengidam, masyakarat melakukan pengelolaan kopi melalui industri rumah tangga (home industry). Kopi yang dihasilkan oleh masyarakat desa pengidam berasal dari ekstrak bubuk kopi yang dilakukan dengan bantuan air dan sedikit tambahan gula kemudian dimasak sampai seluruh komponen menyatu dengan kopi. Meskipun kualitas tinggi dari biji kopi merupakan salah satu syarat yang penting untuk mendapatkan bubuk kopi dengan cita rasa yang baik, akan tetapi masyarakat di Desa Pengidam berpendapat bahwa untuk menciptakan bubuk kopi yang memiliki cita rasa yang baik tidak harus berasal dari biji kopi yang berkualitas tinggi, namun juga bisa berasal dari kualitas rendah yang masih layak untuk di kelola, karena mereka menganggap bahwa untuk menciptakan citarasa dari bubuk kopi tidak sepenting pada kopi bubuk.
Kopi diperdagangkan dalam berbagai bentuk, yaitu biji kopi hijau, biji kopi panggang, kopi bubuk, kopi ekstrak, kopi instan, kopi celup, dan kopi siap minum. Kopi instan termasuk olahan produk kopi yang berpotensi untuk dikembangkan karena populer di masyarakat, tidak meninggalkan pulp, dan mudah larut dalam air dibandingkan dengan kopi bubuk.
Kopi instan merupakan suatu produk yang tidak memiliki ampas dan memiliki sifat mudah larut jika di kombinasikan dengan air. Jenis kopi yang digunakan leh masyarakat di Desa Pengidam adalah kopi robusta. Pada proses pembuatannya berdasarkan pada prinsip pembuatan kpi yang melalui proses pemekatan seduhan (ekstrak) kopi yang selanjutnya dikeringkan. Untuk bagian kopi yang dapat di ekstrak merupakan bagian kopi yang mudah larut jika dicampurkan dnegan air.
Masyarakat Desa Pengidam melakukan pengelolaan kopi robusta dengan cara direbus dan dikukus dengan mengunakan teknologi dekafeinasi dan alat sederhana. Teknologi ini digunakan karena dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani pekebun kopi atau industri tingkat rumah tangga karena secara perorangan maupun dengan koperasi atau membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) meskipun masih diperlukan kajian ekonomis spesifik lokasi untuk penerapannya di tempat tertentu.
Keberhasilan kreatifitas masyarakat Desa Pengidam dalam menciptakan bubuk kopi instan belum terkenal di seluruh Kabupaten Aceh Tamiang, hal ini disebabkan karena pada kemasannnya tidak terdapat logo/ stiker untuk menarik perhatian pembeli. Dengan adanya pemberian logo/ stiker yang dilakukan oleh mahasiswa KKN IAIN Langsa, diharapkan semoga perkembangan ide kreatifitas masyarakat dalam menciptakan bubuk kopi instan dapat terkenal pada tingkat provinsi dan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar