Breaking News
recent

Agama dan Pelestarian Lingkungan Hidup


Zawiyah News | Manusia ialah makhluk terbaik diantara semua ciptaan Allah swt dan berani memegang tanggungjawab mengelola bumi, maka semua yang ada di bumi diserahkan untuk manusia. Oleh karena itu manusia diangkat menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai makhluk terbaik, manusia diberikan beberapa kelebihan diantara makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan fasilitas di daratan dan lautan, mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna atas makhluk lainnya.

Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan Allah untuk manusia, segala manusia inginkan berupa apa saja yang ada di langit dan bumi. Daratan dan lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak.

Sebagai khalifah di bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan diperintah berbuat kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan. Selain konsep berbuat kebajikan terhadap lingkungan yang disajikan dalam Alquran seperti dipaparkan di atas, Rasulullah SAW memberikan teladan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diperhatikan dari Hadits-Hadits Nabi, seperti hadits tentang pujian Allah kepada orang yang menyingkirkan duri dari jalan, dan bahkan Allah akan mengampuni dosanya, menyingkirkan gangguan dari jalan ialah sedekah, sebagian dari iman, dan merupakan perbuatan baik.

Di samping itu Rasulullah melarang merusak lingkungan mulai dari perbuatan yang sangat kecil dan remeh seperti melarang membuang kotoran ( manusia) di bawah pohon yang sedang berbuah, di aliran sungai, di tengah jalan, atau di tempat kelestarian satwa, sebagaimana diceritakan dalam Hadits riwayat Abu Dawud. Rasulullah pernah menegur salah seorang sahabatnya yang pada saat perjalanan, mereka mengambil anak burung yang berada di sarangnya. Karena anaknya dibawa oleh salah seorang dari rombongan Rasulullah tersebut, maka sang induk terpaksa mengikuti terus kemana rombongan itu berjalan. Melihat yang demikian, Rasulullah lalu menegur sahabatnya tersebut dan mengatakan,  siapakah yang telah menyusahkan induk burung ini dan mengambil anaknya? Kembalikan anak burung tersebut kepada induknya!.

Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup, manusia mengemban tiga amanat dari Allah. Pertama, al-intifa. Allah mempersilahkan kepada umat manusia untuk mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan. Kedua, al-itibar. Manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan menggali rahasia di balik ciptaan Allah seraya dapat mengambil pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam. Ketiga, al-islah. Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan itu.

Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai, dan tidak disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia dapat berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang menyebabkan manusia dimiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya. Kerusakan alam diakibatkan dari sudut bahwa manusia yang anthroposentris, memandang bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta.

Sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta yang mencakup jagat raya yang didalamnya termasuk manusia, tumbuhan, hewan makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup. Pelestarian alam dan lingkungan hidup ini tak terlepas dari peran manusia, kerusakan lingkungan adalah cerminan dari turunnya kadar keimanan manusia.

Dalam Islam, manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga kelestarian alam ( lingkungan hidup). Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap Tuhannya, manifestasi dari keimanan seseorang dapat dilihat dari perilaku manusia, sebagai khalifah terhadap lingkungannya. Islam mempunyai konsep yang sangat detail terkait pemeliharaan dan kelestarian alam ( lingkungan hidup).

Dalam konsep lingkungan hidup, keanekaragaman yang tinggi adalah ciri kemantapan sistem, yakni apabila dalam sistem itu terdapat berbagai jenis makhluk hidup sebanyak yang dimungkinkan, maka keadaan sistem itu mantap, karena semua komponennya mengisi struktur yang ada dan fungsi masing-masing dengan sebaik-baiknya. Kehidupan ini adalah sekumpulan perubahan-perubahan yang terjadi diantara komponen makhluk hidup dan benda mati. Perubahan itu berupa pertumbuhan yang senantiasa berbenturan dengan keterbatasan. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan sejumlah manusia dan mencukupi kebutuhan pokok dan dalam keadaan sejahtera. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia berusaha menaikkan daya dukung lingkungannya untuk menjamin sebanyak mungkin kebutuhan hidup manusia yang juga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebudayaan dan taraf hidupnya. Tetapi juga tetap dengan keterbatasan pada suatu daya dukung yang maksimal.

Ketahanan lingkungan yakni kekuatan yang mengatur agar suatu pertumbuhan hendaknya tidak melampaui batas atas daya dukung lingkungan. Proses ini akan berlangsung menurut dua konsep: yang pertama adalah Homeostatis yaitu bahwa sistem dalam kehidupan ini ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau setidaknya ada usaha untuk berada dalam suatu ekosistem yang mengandung makna dinamika. Konsep kedua adalah Resilience ( kelentingan) dimana suatu sistem akan memberikan tanggapan atas suatu gangguan, baik yang disengaja maupun tidak sesuai dengan keadaan kelentingan yang dimilikinya. Walaupun sistem itu mengalami perubahan tetapi itu lebih berupa penyesuaian diri.

Pembangunan tidak lepas dari pelestarian lingkungan karena pembangunan merupakan bagian penting dari pengelolaan lingkungan hidup, tetapi karena pembangunan memang tidak dapat menjangkau semua segi lingkungan hidup maka harus diprioritaskan.


Penulis :  Addifa Hayati, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Langsa, Program Studi Pendidikan Agama Islam

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.